24- Inner

6.2K 755 157
                                    

Gadis berponi itu tampak bersender di kursi sambil memejamkan kedua matanya. Setelah makan siang, entah kenapa rasa kantuk itu justru menyerang nya. Alhasil ia tak kuasa menahan matanya yang mendadak berat untuk tertutup.

"Kau tidur sesudah makan?" Lisa terperanjat kaget. Ia mendesah kesal karena tiba-tiba kakak sulung nya itu datang dan kembali mengejutkan nya.

"Unnie, apa kau memiliki kebiasaan membuat orang jantungan?"

"Ya! Kau pikir aku setega itu, eoh?" Lisa menggeleng pelan. Yeoja bersurai hitam itu terkekeh lalu mengambil posisi duduk di samping adiknya.

"Unnie."

"Hm?"

"Boleh aku tahu apa yang sedang unnie bicarakan dengan dokter Han?" Jisoo tidak langsung menjawab. Ia sudah menduga adiknya itu akan menanyakan hal ini padanya. Tapi ia tidak menyangka akan secepat ini. Sepertinya Lisa sangat penasaran.

"Tidak ada yang penting. Seperti biasa kami hanya membahas masalah tentang dokter dan pasien," Lisa tampak mengamati kakaknya itu dengan serius. Tapi anehnya ia tidak menemukan tanda-tanda kebohongan di wajah Jisoo.

"Jangan menatap ku seperti itu, kau pikir unnie mu ini sedang berbohong padamu?"

"Aniya, aku percaya apapun yang unnie katakan." Jisoo tersenyum, tangannya terangkat mengusap surai cokelat milik sang bungsu.

Setelah mendengar cerita dari dokter Han tadi, perasaan Jisoo menjadi sangat sensitif. Setiap kalimat yang Lisa ucapkan akan menyentuh hatinya. Dan ketika melihat senyuman Lisa, maka rasa gelisah di benaknya akan hilang seketika.

"Tapi, apa yang unnie lakukan disini? Apa tidak ada pasien yang unnie tangani?"

"Hm, aku bisa pulang sekarang. Tapi karena Chaeyoung dirawat disini, mungkin sore nanti unnie akan pulang." Lisa mengangguk paham. Jarang sekali kakak nya itu bisa pulang lebih awal, dan mungkin hari ini Jisoo memiliki banyak waktu untuk istirahat.

Dalam hening yeoja bersurai hitam itu tampak memandangi Lisa yang terdiam. Jika di lihat lebih dekat seperti ini, wajah pucat itu pun semakin jelas terlihat.

"Wae geurae, unnie?"

"Wajahmu sangat pucat. Sebaiknya kau pulang dan istirahat, Lisa-ya."

Gadis berponi itu tersenyum tipis. Sebenarnya ia juga merasa sangat lelah sekarang, mungkin lebih baik ia pulang. Apalagi ia tidak ingin jika Jennie tahu dia datang ke rumah sakit ini. Lisa tidak menginginkan hal itu, lebih baik ia menghindar dari pada muncul masalah baru.

"Geurae, aku akan pulang."

...

Malam ini hawa terasa lebih sejuk dari pada biasanya. Awan hitam yang menyelubungi langit membuat bintang pun begitu enggan untuk menampakkan dirinya.

Di dalam ruangan bernuansa putih itu, Chaeyoung tampak duduk di pinggir ranjang nya sembari menatap luar jendela yang terbuka. Sejak tadi dia hanya diam saja tidak mengatakan sepatah katapun.

"Buka mulut mu, kau harus makan sekarang."

Entah sudah berapa kali gadis mandu itu meminta adiknya untuk membuka mulutnya. Tapi tetap saja Chaeyoung tidak mendengar kan dan masih keras kepala untuk tidak mau makan.

"Jangan keras kepala seperti ini, Chaeng-ah. Kajja, aku akan menyuapi mu."

"Ani, aku tidak lapar." Jennie kembali menghela napas berat. Sedari tadi gadis blonde itu terus menolak suapan makan malam dari dirinya.

Beside You[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang