33- Doubt

6.8K 693 157
                                    

Tiga hari telah berlalu tanpa di sadari. Meski waktu terus berganti, tapi tetap saja tidak memberikan perubahan pada suasana mansion yang mewah ini.

Ditengah keheningan itu, suara derap langkah kaki jenjang Lisa pun terdengar cukup jelas. Dengan terburu-buru ia tampak menuruni tangga mansion dan pergi menuju ruang makan.

Namun sesampainya di sana, kedua mata hazel Lisa justru terbelalak. Bagaimana tidak? Tubuhnya bahkan seakan kaku ketika melihat siapa yeoja yang duduk di salah satu kursi ruang makan.

Lisa semakin melemas saat tatapan nya tidak sengaja saling beradu dengan gadis mandu itu. Mata kucing Jennie yang tampak menatap nya tajam benar-benar membuat Lisa gusar. Ia tidak terbiasa ditatap dengan wajah datar tanpa ekspresi seperti itu.

"Kau mau kemana?"

Langkah Lisa mendadak berhenti saat suara Jennie memecahkan keheningan diantara mereka. Dengan ragu ia pun membalikkan badannya, tapi enggan untuk menatap wajah unnie nya itu.

"Aku ingin pergi ke kampus."

"Tanpa sarapan?" Lisa hanya diam.

Sungguh, ia hanya ingin segera bebas dari ketidak nyamanan ini. Lisa tidak tahu kenapa kakaknya itu tiba-tiba menahannya seperti ini. Tidak seperti biasanya yang bahkan gadis itu tidak peduli jika ia sarapan atau tidak.

"Aku tidak lapar."

"Apa karena ada aku disini?" gadis berponi itu terhenyak.

Sebenarnya Lisa masih sangat canggung dengan situasi ini. Sebelum hari ini pun, kakaknya itu juga pernah mencoba untuk memulai obrolan dengan nya walaupun sangat singkat.

Walau masih terkesan datar dan dingin, tapi Lisa tahu bahwa Jennie mencoba untuk dekat dengan mengajaknya berbicara.

Tapi tetap saja, setelah apa yang terjadi diantara mereka, ketika mengingat setiap perkataan Jennie padanya, terkadang membuat Lisa menjadi tidak begitu yakin.

Ia masih belum sepenuhnya percaya, bahwa Jennie ingin memperbaiki hubungan persaudaraan diantara mereka. Karena bisa saja gadis mandu itu hanya berpura-pura, kan?

"Eoh, Lisa? Kenapa kau hanya diam saja disini?" Lisa dibuat terkejut untuk yang kedua kalinya karena kedatangan kakak sulung nya itu.

Gadis berponi itupun menghela napas lega, karena kini yang berada di ruang makan bukan hanya ada ia dan kakak mandu nya itu. Tapi juga ada Jisoo yang membuat Lisa merasa lebih nyaman.

"Jisoo unnie, mintalah adikmu itu untuk makan bersama kita sekarang."

"Mwo? Tu-tunggu, apa aku tidak salah dengar?" Bukan hanya Jisoo yang terkejut, Lisa yang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk pun juga ikut terhenyak.

Kenapa tidak? Seorang gadis yang dulu berkata dengan ketus bahwa ia tidak ingin makan di satu tempat itu justru sekarang meminta agar Lisa makan bersama mereka.

Keajaiban apa ini.

"Apa kau sakit, Jennie-ya?" gadis mandu itu menepis tangan Jisoo yang terus saja mencoba untuk memeriksa suhu tubuhnya.

Yeoja bersurai hitam itu tidak marah sedikit pun meski diperlakukan seperti itu oleh adiknya. Karena kini pikiran nya sudah dipenuhi oleh perubahan sikap Jennie pada sang bungsu yang membuat nya tidak bisa berkata-kata.

"Aku baik-baik saja."

"Geurae, baguslah kalau begitu." Jisoo tertawa hambar. Ia pun kembali menoleh kearah Lisa yang terdiam dengan wajah bingung nya.

Beside You[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang