AMALA 17

5.7K 311 26
                                    

Hai temen temen readers, terimakasih sudah setia mununggu AMALA untuk update part terbaru. Selamat tahun baru dan happy reading. Maaf jika ada salah kata saat penulisan.

Mengandung unsur 18++ dimohon pembaca bijak dalam membaca.

Sesampainya dirumah, Marvis menggendong Amala turun dari mobilnya, tanpa penolakan yang berarti wanita itu mengalungkan tanganya di leher marvis. Setelah sampai didalam kamar, dengan perlahan Marvis membaringkan Amala di ranjang mereka. Bekas airmata masih nampak diwajah istrinya.

Saat Marvis akan pergi Amala mencekal tangan suaminya.

"Jika saja aku tidak dalam bahaya seperti tadi, kamu tidak akan mengucapkan kalimat itukan?" Yang dimaksud Amala adalah kalimat pernyataan cinta yang keluar dari mulut suaminya.

Marvis mengambil posisi duduk disebelah Amala. "Sebenarnya aku ingin mengatakannya namun, hanya saja waktunya yang belum tepat."

"Benarkah?"

"Kamu tidak mempercayaiku?"

"Bukan, bukan itu maksudku. Aneh saja sejak kapan kamu mencintaiku?" Tanya Mala penasaran.

"Mungkin ini terdengar tidak masuk akal, namu aku mulai jatuh cinta sejak pertemuan pertama kita." Jawab Marvis. "Kamu satu-satunya wanita yang berani berteriak padaku waktu itu dan itu yang membuatku tertarik padamu."

Amala tersipu malu.

"Butuh keberanian untuk mengucapkan kalimat itu." Tambah Marvis.

"Lalu Violetta?" Wanita itu masih mencoba memastikan hubungan Marvis dengan wanita ular itu.

"Dia mantan pacarku, aku pernah menjalin hubungan dengannya cukup lama. Namun kita sudah putus, aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Hanya kamu Mala, jadi jangan berusaha lari ataupun menghindar lagi dariku. Sedikit saja aku terlambat pasti pria itu sudah melukaimu tadi. Untungnya aku sudah memasang GPS di ponselmu."

Lalu Marvis merogoh ponsel di sakunya berniat menelpon asistennya Varen.

Dalam sunyi tengah malam Varen mengangkat panggilan telepon tersebut. "Ya tuan ?"

"Bunuh bajingan itu sekarang juga !" perintahnya.

"Maksud tuan siapa?"

"Andrew . ." jawab Marvis.

Amala menarik lengan baju Marvis.
"Jangan lakukan itu, kumohon." Rintih wanita itu pelan.

"Dia bisa saja melukaimu lagi."

"Kamu sudah menembak kakinya, jadi untuk sementara waktu dia tidak akan bisa berbuat macam-macam padaku."

"Ha'h, yasudahlah." Marvis meredam amarahnya. "Jangan bunuh dia, awasi saja gerak geriknya dan juga jangan sampai dia menyentuh istriku lagi !" Ucapnya mengulang perintah.

"Baik tuan saya akan melaksanakannya."

***

Ditempat lain Andrew meraung kesakitan saat dokter yang tak lain adalah temannya sendiri sedang mengeluarkan selongsong peluru dari kakinya.

"Ahhggrr . .sialan! Sialan ! Baj*ngan itu !"

"Sudah selesai ." ucap temannya membalut perban di kaki Andrew, salah satu temannya masuk kekamarnya memaki Andrew.

"Goblok lu yaa, lu tau nggak cewek yang lu ganggu itu wanitanya Marvis. Gue nggak mau ikut campur lagi bisa- bisa nyawa gue jadi taruhannya."

"Emang kenapa?" Jawab Andrew santai. "Gue nggak peduli, dia istriku Gue mau dia balik lagi ama gw sekarang."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang