Jangan lupa vote and comment .
Terimakasih untuk para reader yang telah memberikan vote dan comment .
Jika ada kesalahan kata dan kalimat bahasa saat penulisan mohon maaf untuk yang sebesar besarnya .
Hembusan angin sore menyelinap di sela-sela rambut wanita itu. Dia duduk didepan cafe sembari menyeruput matcha latte yang dipesannya setengah jam yang lalu. Hampir setengah jam lebih Amala telah menunggu dokter Farhan di Grand Coffe sesuai janji mereka kemarin ditelepon namun pria itu belum juga datang.
Ia menghela nafas sejenak, kemudian melihat arlojinya. Mungkin dia akan menunggu lima belas menit lagi, jika dokter itu tidak datang terpaksa Amala harus pergi karena itu sama saja dengan membuang waktunya.
Tiba tiba dia mendengar suara pria yang tak asing menyapanya dari belakang.
"Hai."
Dia Farhan orang yang dari tadi ditunggunya.
Amala hanya membalas sapaan itu dengan senyuman sekilas.
"Maaf aku terlambat, kamu pasti menungguku sangat lama. Tiba-tiba ada pasien yang mengamuk dan aku harus menolongnya terlebih dahulu." Ujar pria itu memberikan penjelasan.
Padahal Amala tidak meminta penjelasan itu sama sekali. Baginya itu bukan urusannya.
Wanita itu mengangguk dan paham, karena itu memang tugas sebagai seorang dokter. "Oh begitu, tidak masalah. Aku bisa mengerti."
"Mau pesan minum apa." Tawar Amala. "Permisi ." Panggil wanita itu pada salah satu pelayan.
"Mau pesan apa?" Tanya Amala pada Farhan.
"Americano saja." Jawab dokter Farhan pada pelayan di sampingnya.
"Anda penyuka Americano ya."
Farhan mengiyakan. "Walaupun terbilang pahit seperti halnya hidup, Americano bisa memberikan ketenangan hati pada peminumnya."
"Aku baru mendengar hal itu, sepertinya anda tau banyak soal kopi."
"Aku sedikit tau karena dulu aku pernah bekerja sebagai barista."
"Oh sungguh, benarkah itu."
"Iya. ."
"Kalau begitu kapan-kapan anda bisa meracik kopi untuk saya."
"Tentu dengan senang hati." Jawab pria itu mengukir senyum.
"Lalu bagaimana tentang pendonornya ?" Tanya Amala ke inti pokok pertemuan mereka.
"Ini foto pendonornya." Jawab dokter Farhan memberikan satu lembar foto pada Amala.
"Kenapa dia mau mendonorkan jantungnya ?" Tanya wanita itu, Amala perlu memastikan untuk kebaikan putrinya.
"Dia terkena penyakit kanker hidupnya tak akan lama lagi." Jawab dokter Farhan.
"Seseorang yang mempunyai penyakit kanker, apa tidak beresiko untuk putriku."
"Tidak ! Tapi masalahnya justru keluarga pendonor meminta bayaran atas jantung itu."
"Berapa ? " Amala sedikit terkejut karena wanita itu belum menyiapkan uang sama sekali.
"Satu miliyar, dia tulang punggung keluarganya. Dia punya satu istri dan tiga orang putri."
Hati wanita itu mencelos setelah dokter Farhan menyebutkan nominal itu.
"Apa satu miliyar ? Bukankah itu terlalu banyak." Jawab Amala tak percaya. Dari mana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Apa tidak bisa kurang sedikit saja ? "
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALA Istri Kontrak Sang CEO
Tiểu Thuyết ChungAMALA hanyalah wanita biasa hingga takdir merubah hidupnya . Amala rela menjadi wanita malam untuk menyelamatkan nyawa anaknya . Apapun akan dia lalukan untuk satu satunya harta yang dia miliki,walaupun Amala harus menjual dirinya sendiri . Misya Ar...