26. I Promise Sweetie

1.9K 113 8
                                    

Hai readers, Amala up lagi yaa, setelah hiatus dibulan ramadhan. Jangan lupa Vote & komen yaa . Terimakasih dan selamat membaca.


Marvis mengaitkan jari-jarinya pada celah tangan istrinya. Tangan Amala terasa begitu dingin, wanita cantik didepannya itu masih saja memejamkan mata tanpa tahu Marvis sedang menunggunya dengan perasaan cemas.

Untunglah tidak ada hal yang buruk yang terjadi pada kondisi istrinya. Tapi kenapa sampai saat ini Amala masih belum juga terbangun?

Suara ketukan pintu terdengar dari ruangan itu. Satu orang dokter pria dan perawat masuk untuk memeriksa keadaan istrinya.

Marvis mengerutkan keningnya, ragu. Bukan ragu, tapi lebih tidak ingin wanitanya disentuh oleh pria lain.

"Pak, saya mau memeriksa keadaan bu. ."

"Tunggu!" Cegahnya.

"Varen !" Panggil Marvis pada asistennya yang berjaga di luar pintu.

"Suruh dokter ini keluar dan panggil dokter wanita untuk memeriksa istriku."

Dokter pria yang berada diruangan itu sontak terkejut dan berusaha memberikan penjelasan. "Tapi pak saya. ."

"Diam !" Suruh Marvis pada dokter itu. "Aku tidak mau ada keributan diruangan istriku."

(Lah yang bikin keributan kan bapak Marvis sendiri ucap Author 🤣)

Varen langsung menggiring dokter itu keluar, sedangkan perawat tadi masuk bersama dokter itu masih menunggu didalam ruangan.

"Mau apa kamu?" Tanya Marvis posesif. Saat tau perawat itu berusaha melepas pakaian istrinya.

"Saya akan membersihkan tubuh bu Amala sebelum pemeriksaan pak sembari menunggu dokter yang baru."

Marvis tidak terima walaupun dia perawat dengan jenis kelamin perempuan. "Biar aku yang melakukannya."

"Tapi pak. . ." Tolak perawat itu ragu.

"Diam ! Tidak ada bantahan."

Perawat itu mengangguk, tak ada bantahan lagi selain menuruti pria yang ada didepannya.

"Menghadaplah ke dinding, jangan melihat ke arah sini jika aku tidak memerintah mu."

Perawat itu berbalik badan, semua perintah Marvis mutlak tidak boleh bantahan.

Pria itu dengan telaten, melepas baju istrinya. Mengelap tubuh Amala dari wajah, leher, kedua tangan dan punggung wanita itu. Setelah dirasa cukup Marvis memakaikan baju yang baru untuk istrinya.

"Aku sudah selesai, berbaliklah."

Perawat itu berbalik dan kembali mendekat kearah Amala. Varen masuk membawa dokter yang baru sesuai perintah Tuannya.

Saat dokter memeriksa keadaan istrinya, Marvis masih menunggu di dalam ruangan itu, karena tidak ingin jauh dari istrinya.

"Jadi gimana keadaannya dok ?" Tanya Marvis saat dokter itu telah selesai.

"Kondisinya sangat lemah, perubahan hormon di tubuhnya menyebabkan istri anda mudah lelah dan kehilangan nafsu makan. Hal ini dikarenakan tubuh ibu memproduksi lebih banyak darah untuk membawa nutrisi kepada janin. Anda harus lebih berhati-hati menjaganya pak, jangan membiarkan istri anda sampai pingsan seperti ini lagi." Ujar dokter itu.

Marvis terdiam sejenak, lalu bertanya pada dokter tersebut. "Janin? Maksud anda dok."

"Iya janin, bapak belum tahu kalau istri anda sekarang sedang hamil."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang