Wah author udah update lagi nih, cepetkan yak. Jangan lupa buat follow author sebelum membaca ya. Follow itu gratis yaa tanpa dipungut biaya sepeserpun, dan juga vote dan commentnya jangan lupa.
Penulis:eista_"Tuan, tolong pulang sekarang nyonya. . ."
Sambungan telepon itu terputus, membuat pria itu khawatir. Pria itu bergegas memakai jasnya dan membereskan pekerjaannya. Mobil Audi warna hitamnya melaju membelah jalan ibukota di bawah rintiknya hujan. Cuaca akhir-akhir ini memang tak bersahabat, terkadang hujan turun bisa sampai tiga hari berturut-turut.
"Apa yang terjadi pada istrinya?" Marvis menghela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan.
***
"Apa yang kamu lakukan." Ucap Amala memutuskan sambungan telepon itu lalu mengernyitkan dahi.
Pelayan itu diam termangu, tangannya yang sedang memegang gagang telepon basah berkeringat dingin. "S-saya. . ." Jawabnya tergagap.
"Jawab ! " Kini nada suara Amala membentak.
"Saya menghubungi tuan."
Tangan Amala mengepal dan rahangnya mengeras. "Aku berusaha pergi dengan diam-diam tapi kamu mengacaukannya."
"S-saya minta maaf nyonya, tapi tuan menyuruh saya melaporkan semua aktivitas anda dirumah."
Ingin sekali rasanya Amala marah pada pelayan itu, namun wanita itu juga paham jika itu adalah pekerjaan pelayan itu. "Sudahlah lagi pula itu memang tugasmu."
Tak ingin membuang waktunya wanita itu kembali ke kamarnya mengemasi barang-barangnya.
"Bunda. ."
"Ya sayang." Jawabnya tersenyum kecil pada sang putri.
"Kita beneran akan pergi."
"Yes baby. ." Jawabnya singkat sembari memasukkan baju-bajunya kekoper.
"Lalu papa?" Tanya putrinya lagi.
Amala menghentikan kegiatannya membalikkan dirinya menghadap putrinya, lalu berjongkok menyamakan tinggi mereka. Wanita itu meneteskan airmatanya yang sedari tadi dia tahan.
"Bunda nangis. ."
Aku pikir semuanya akan baik-baik saja namun ternyata hatiku tetap saja sakit saat mendengar hal itu, batinnya.
Amala menyeka airmatanya. "Maafkan bunda, tapi kita harus pergi sekarang sayang."
Misya mengangguk menuruti perkataan ibunya. Dia menutup kopernya, semuanya sudah selesai dikemas, tak banyak yang dia bawa karena memang barang-barang dirumah itu bukan miliknya melainkan Marvis yang membelikannya.
Dia menggandeng Misya disebelah kanan dan tangan kirinya menyeret koper, tapi sepertinya terlambat. Suara mobil Marvis terdengar saat mereka berjalan melewati ruang tamu.
Pria itu segera berlari dan menghampiri istrinya yang sedang mematung diluar tamu. "Apa yang terjadi Mala?" Tanya pria itu heran.
Amala hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi pada Marvis, tapi sebaliknya wajah suaminya itu cemas tak karuan.
"Aku bertanya padamu, apa yang terjadi ?." Dia mengulang pertanyaannya karena wanita itu diam tak menjawab.
"Aku harus pergi."
Wanita itu menggeleng, karena memang dia tak tahu harus pergi kemana. Tak ada tempat pasti yang harus dia tuju.
Marvis memegang kedua tangan istrinya, namun Amala menolak. "Jelaskan apa yang terjadi, agar aku tahu dimana letak salahku Mala."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALA Istri Kontrak Sang CEO
General FictionAMALA hanyalah wanita biasa hingga takdir merubah hidupnya . Amala rela menjadi wanita malam untuk menyelamatkan nyawa anaknya . Apapun akan dia lalukan untuk satu satunya harta yang dia miliki,walaupun Amala harus menjual dirinya sendiri . Misya Ar...