Senyum melekat pada wajah tampannya, kakinya baru saja menginjak Bandara Internasional Narita—Jepang. Sengaja dia kemari untuk memberikan kejutan untuk sang putri tercinta. Mengambil cuti musim panas dan segera pergi ke Negeri Sakura.
Tungkainya membawa dirinya menuju bagasi, mengambil koper miliknya. Koper hitam miliknya sudah terlihat, namun saat hendak mengambi benda itu, tangannya tidak sengaja menyentuh punggung tangan seseorang yang sepertinya hendak mengambil koper yang sama.
Tatapan mereka bertemu. Untuk beberapa saat, waktu terasa berhenti berjalan, seolah tidak ada daya untuk kembali berdetik, sama halnya dengan mereka yang saling menatap iris satu sama lain.
Sudah berapa lama dia tidak melihat iris jernih yang selalu bersinar itu? Rasanya sudah lama sekali. Dan sekarang dia kembali dipertemukan dengan netra yang dapat membuat debar jantungnya menggila.
Entah siapa yang terlebih dulu memutuskan kontak mata itu. Dia terlalu terhipnotis untuk sekadar mengingat hal sekecil itu. Keduanya menarik tangan yang sempat bersentuhan itu—meski getaran yang timbul tidak pernah berubah barang sedikitpun.
Seketika kecanggungan menyeruak diantara dua insan yang telah lama tak bertukar kabar itu. Kalian pun pasti akan merasakan kecanggungan yang sama jika dipertemukan kembali dengan 'mantan' di tempat yang tak pernah terduga.
Berdehem kecil, berusaha mencairkan suasana yang awkward.
Melirik sekilas nomor penerbangan yang menempel pada koper itu. "Maaf, aku tidak tau jika itu punyamu." Terdengar kaku.
Tak lama dari itu, satu koper serupa muncul. Dan pria pemilik marga Kang itu segera mengambil koper miliknya, yang ini benar-benar miliknya.
Tangan kanan masing-masing telah menggenggam koper, namun keduanya tidak beranjak sedikitpun dari tempat dimana mereka berdiri.
Gadis jangkung yang sejak tadi diam—tidak mengeluarkan suara sedikitpun, melirik kecil pada pria yang berdiri hanya beberapa meter dihadapannya.
"Kalau begitu, aku permisi..." menarik koper, niat hati ingin cepat pergi dari pria itu. Namun cekalan lembut sang pria Kang menghentikan langkahnya.
"Jang Wonyoung, tunggu..." satu tarikan lembut membuat gadis itu berbalik, dan tarikan kedua membuat tubuh gadis itu berada dalam rengkuhan hangat yang selama ini dia rindukan.
Masa bodo jika dia disebut lancang atau tidak sopan karena memeluk tubuh ramping itu sembarangan. Tapi, jujur. Hyewon sangat merindukan gadis ini.
"Aku merindukanmu, sungguh..." suara baritone itu kembali ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You - HyeWony✔
Fanfiction"Karena rahasia terbesar ku adalah kesalahan terbesar ku. Dan perlu kau tau, kau adalah salah satu rasa bersalah yang selama ini aku rasakan. Tapi percayalah, kau adalah hal paling indah yang pernah ku miliki selama aku menghirup udara ini." ~Kang H...