Destiny

410 86 9
                                    








"Hay~ kamu sedang apa disini?" gadis berseragam sekolah mendongak, dihadapannya berdiri seorang dokter dengan senyum lebar.

Membalas senyuman dokter itu sekilas, lalu dia kembali menunduk— mengetukan ujung sepatu miliknya pada permukaan paplingblock.

"Ini untuk mu..." sebungkus ice cream diletakan tepat disamping tangan gadis itu— sensasi dingin dia rasakan.

Sang dokter menatap langit biru, mulutnya sibuk mengunyah ice cream rasa coklat. Sementara gadis itu memperhatikan sang dokter diam-diam.

"Kamu tau, biasanya aku makan makanan yang manis kalau aku sedang sedih atau merasa buruk." Masih menatap langit biru tanpa awan, dokter muda itu sedikit tersenyum.

"Apa dokter sekarang sedang merasa sedih?"

Dokter itu menoleh, menatap gadis manis itu dengan senyum menawannya. Tangannya terulur, mengusap lembut puncak kepala sang gadis.

"Iya bisa dibilang begitu, tapi rasanya sekarang tidak."

"Karena dokter sudah makan ice cream itu?" sekilas melirik stick ice cream pada tangannya.

"Tidak, sepertinya aku merasa baikan karena duduk disini, menatap langit biru dan ditemani kamu gadis manis." Lebar, senyum sang dokter melebar, dan kalimatnya membuat gadis itu tersipu, kedua pipinya merona merah.

"Sepertinya kamu sudah tidak sedih lagi, kalau begitu aku pergi dulu ya." Sebelum berdiri dari duduknya, dia kembali mengusap lembut surai hitam gadis itu.

"Dadah~" pergi, melambaikan tangan pada gadis itu.

Setelah dokter muda itu pergi, dia meraih ice cream pemberian sang dokter. Tersenyum penuh arti pada ice cream ditangannya.

"Wonyoung-ah ~" suara memanggil, dan dia melihat sang ibu berada didepan sana— berjalan menghampirinya.

"Eomma!?"

"Ayo, appa mu sudah sadar." Dia berdiri lalu mengamit lengan sang ibu.

"Wonyoung-ah, tadi dari kejauhan eomma melihatmu mengobrol dengan Dokter Kang."

"Dokter Kang?" ibu dari gadis itu mengangguk, dan Wonyoung pun membulatkan bibirnya— jadi dokter tadi itu Dokter Kang.

"Dia dokter yang menangani appamu." Gadis itu mengangguk paham, dia pun mendengarkan cerita ibunya tentang dokter itu.






.

.

.






Buku yang berserakan diatas mejanya dia abaikan. Pikirannya menerawang jauh kedepan sana. Rekam medis sang ayah masih mengganggu pikirannya.

Because You - HyeWony✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang