"—keadaan pasien yang terinfeksi Virus Herpest Kompleks semakin memburuk. Virus itu telah merambat ke otak dan menyebabkan peradangan otak sekunder." Jelas Dokter Lee seraya menunjuk bagian otak terkena peradangan yang ditampilkan layar projector menggunakan senter laser hijau.
"Dan kemungkinan pasien bertahan hidup kurang lebih hanya sepuluh per—"
Sebuah tangan terangkat membuat kalimat Dokter Lee terhenti.
"Maaf menyela Dokter Lee. Tapi, bukannya pasien masih bisa menjalankan serangkaian terapi dan menurut saya itu masih bisa memberikan pasien beberapa persen harapan untuk hidup."
Dokter Lee berdecak pelan, menatap malas Dokter Kang. Sebenarnya dia sering merasa kesal dengan dokter itu. Karena Si Kang menyebalkan itu selalu mengharuskan dirinya menjelaskan lebih mendetail apa yang baru saja dia sampaikan. Dan salah satu contohnya adalah seperti saat ini.
"Okey, jadi seperti ini Dokter Kang. Bisa saja pasien menjalankan beberapa terapi, namun dalam kasus ini pasien mengalami beberapa komplikasi karena keterlambatan kesadaran pasien terhadap penyakitnya dan juga membuat penanganannya terlambat sehingga menyebabkan peradangan otak pada pasien semakin parah dan akibatnya virus itu menyerang hampir keseluruh system syaraf. Dan beberapa syaraf pasien ada yang tidak berfungsi."
Beberapa dokter yang berada diruangan itu mengangguk mengerti dengan pemaparan Dokter Lee. Dan sepertinya dokter menyebalkan itu juga paham dengan pemaparannya.
"Bagaimana dengan pemberian obat kepada pasien?"
Arghh... Dia memang benar-benar Kang yang menyebalkan...
Dokter Lee menatap dokter yang satu tahun lebih tua darinya dengan tatapan seolah berkata 'kau akan habis setelah rapat selesai Kang menyebalkan'
Mendesah pelan sebelum menjawab pertanyaan dari Dokter Kang itu.
"Sama seperti sebelumnya. Pemberian obat tambahan hanya akan memperlambat penyebaran virus, bukan membunuh para virus itu. Jadi pemberian obat pun tak akan banyak membantu untuk kelangsungan hidup pasien." Dia bisa melihat Dokter Kang itu mengangguk paham dan itu membuatnya lega, karena sepertinya dokter itu tak akan bertanya lagi padanya.
"Aaahh... pejelasanmu bagus sekali Dokter Lee. Dan sebenarnya saya juga sudah paham dengan keadaan pasien saat kau tengah memaparkan gejala yang dialami pasien tadi."
Mendengar kalimat Kang menyebalkan membuat Dokter Lee menggemertakan giginya menahan kesal.
Ya, dia tentu saja kesal dengan dokter itu. Jika dia sudah tau jawabannya kenapa masih bertanya?
Ingin sekali rasanya dia menuangkan sianida pada makanannya saat jam makan siang nanti.
Dokter Kang terkekeh melihat wajah kesal temannya itu. Wajah Dokter Lee terlihat seperti ingin membunuhnya menggunakan racun.
"Silahkan lanjutkan lagi persentasinya Dokter Lee."
Dengan menahan rasa kesal yang sudah berada di ubun-ubun nya, Dokter Lee melanjutkan persentasinya yang tertunda akibat Si Kang menyebalkan.
.
.
.Suasana kafetarian terlihat ramai karena saat ini memang sudah memasuki jam makan siang, jadi hampir semua staff rumah sakit ini menghabiskan waktu istirahatnya disini.
Disalah satu meja terlihat tiga orang berpakaian dokter, seorang perawat dan seorang pria mengenakan setelan kantoran tangah menikmati waktu makan siang mereka.
"Kau benar-benar menyebalkan Kang Hyewon. Dan kau tau, ingin sekali rasanya aku menuangkan sianida pada makanan mu itu." Ucap Lee Chaeyeon sebelum menyuapkan makanannya kedalam mulutnya.
Sedangkan yang diomeli hanya tertawa renyah membuat Chaeyeon menatapnya tajam.
"Hahaha... kalian harus tau betapa kesalnya seorang Lee Chaeyeon saat rapat tadi." Kali ini Kim Chaewon, si dokter anestesi yang bersuara.
"Aah... kau benar Chaewon-ah." Si perawat mengangguk— dia juga mengikuti rapat itu karena kebetulan pasien itu berada dalam pengawasannya.
Sementara pria bersetelah kantor hanya menatap para sahabatnya bingung. Karena dia tak mengerti kenapa Chaeyeon bisa kesal kepada Hyewon.
"Hey, sepertinya disini hanya aku saja yang tak mengerti apa yang telah terjadi." Kalimatnya membuat keempat orang itu menatapnya.
"Kau ingin tau ceritanya Ahn?" tanya perawat imut bernametag Jo Yuri.
Si pria Ahn itu mengangguk antusias, penasaran dengan cerita para sahabatnya saat rapat pembahasan keadaan pasien beberapa jam yang lalu.
"Hahahaha... kau memang menyebalkan Kwangbae." Tawa Ahn Yujin pecah setelah mendengarkan dengan seksama cerita dari Yuri. Kedua sudut matanya terasa berair.
"Entahlah, rasanya menyenangkan sekali melihar Feather kita kesal saat persentasi." Ucap Hyewon setelah pria Kang itu menelan makanannya.
Dan sebuah gulungan tisu berhasil mengenai keningnya dan benda itu mendarat diatas makanannya.
"Ouch, aku rasa tisu itu bekas mengelap ingus ku tadi." Melihat makanannya yang terkena tisu penuh bakteri itu membuat Hyewon menatap tajam Chaeyeon yang duduk dihadapannya.
"Yak, Lee Chaeyeon!!! Berani-beraninya kau mengkotaminasi makanan ku yang tak bersalah dengan bakteri." Pria itu bangkit dari duduknya, menghampiri Chaeyeon yang tersenyum puas karena dapat membalas Si Annoying Kang.
Sementara tiga orang lainnya yang berada di meja itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Hyewon dan Chaeyeon yang seperti bocah sekolah dasar.
Hey, kalian bayangkan saja. Kedua dokter itu saat ini tengah mencapit leher satu sama lain menggunakan lengan mereka. Bukan kah image mereka berdua tak terlihat seperti sebagai dokter sama sekali.
.
.
.Aeng nulis apaan sih:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You - HyeWony✔
Fanfiction"Karena rahasia terbesar ku adalah kesalahan terbesar ku. Dan perlu kau tau, kau adalah salah satu rasa bersalah yang selama ini aku rasakan. Tapi percayalah, kau adalah hal paling indah yang pernah ku miliki selama aku menghirup udara ini." ~Kang H...