Her Father

598 110 10
                                    












Kalian masih ingat dengan gadis yang berada dalam mimpi Hyewon? Ya, mungkin ini tidak terlalu penting untuk kalian, tapi gadis itu penting untuk Hyewon. Setelah obrolannya dengan Sian beberapa hari yang lalu, dia memutuskan untuk menemui gadis itu. Meminta saran untuk apa yang harus ia lakukan.

Semakin merapatkan mantel yang ia kenakan, dia memasuki ruang terbuka yang dipenuhi rumput tertutup tumpukan salju diatasnya, namun warna hijau itu masih terlihat.

Tempat ini selalu terasa sepi, jarang sekali orang-orang berada disini jika bukan untuk melepas rindu dengan orang yang tak akan pernah bisa bertemu kembali.

Sampai langkahnya terhenti pada sebuah nisan marmer, disana tertera nama gadis yang menemani masa sekolahnya dulu.






"Hay~ sudah lama aku tidak mengunjungimu Yiren-ah." Tersenyum lemah pada nisan itu.

Dia berlutut disamping nisan itu, membiarkan lututnya merasakan dinginnya salju.

"Aku tau, ini terkesan seperti aku hanya akan mengunjungi mu jika aku mendapatkan masalah saja." Lanjutnya dengan kekehan. Dia ingat terakhir dia kemari adalah kala dia berada pada masa terpuruk setelah gagal dimeja operasi sekitar tiga tahun lalu.

"Yiren-ah, kau pasti tau putri kecilku kan? Minami Kang? Aku yakin kau sudah melihatnya diatas sana. Bagaimana? Putriku sangat cantik dan menggemaskan, bukan? Mungkin kau juga tau bahwa aku bukan Ayah kandungnya dan dia masih mempunyai orang tua sah—


Aku takut, sangat takut jika mereka mendapatkan Minami kembali. Aku tidak ingin gadis mungil itu meninggalkan ku Yiren-ah." Nada bicaranya mulai bergetar, matanya sedikit terasa panas. Namun hati nya terasas sedikit melega karena sudah mengatakan apa yang ada didalam benaknya.

"Yiren-ah~ aku harus bagaimana?" dia bertanya pada nisan itu seolah itu akan memberinya sebuah jawaban atas pertanyaannya.

Hening, benar-benar hening. Hyewon tidak lagi mengeluarkan suara selain deruan napasnya yang menciptakan kepulan tipis setiap kali ia bernapas.

"Ah, baiklah jika begitu. Terimakasih sudah mendengarkan keluh kesah ku Yiren-ah. Sepertinya aku harus lebih sering mengunjungi mu." Dia mencabut satu persatu rumput liar yang memanjang disekitar nisan sahabat masa sekolahnya itu.

"Eumm... sepertinya aku harus pergi sekarang. Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa lagi, annyeong Yiren-ah." Hyewon bangkit dari posisinya, tangan kirinya menggenggam beberapa jumput rumput liar yang tadi ia cabut lalu tangan kanannya mengusap pelan nisan marmer itu sebelum melangkah meninggalkan makam sang sahabat.

Tapi baru beberapa langkah Hyewon meninggalkan makan Yiren, netranya menemukan seorang gadis yang tidak asing dimatanya. Gadis itu berada sekitar tiga makam dari hadapannya. Karena penasaran, dia pun berjalan menghampiri gadis yang tengah berdoa dihadapan makam itu.





Because You - HyeWony✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang