기억

585 121 18
                                    

Satu-satunya penerang didalam kamar bernuansa kelinci dan didominasi warna biru langit itu adalah lampu belajar dan juga terlihat seorang gadis yang tengah berkutat dengan buku-buku dan alat tulisnya.

Menuliskan beberapa rumus dan angka-angka yang telah ia ingat diluar kepalanya. Sesekali menghapus beberapa angka yang menurutnya salah perhitungannya.

"Huaa... kapan ini akan selesai." Menatap beberapa tumpuk buku diatas mejanya, melemparkan pensilnya yang berada digenggaman tangan, lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi berlajar. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.

Termenung sejenak, entah kenapa tiba-tiba saja dia memikirkan Kang Hyewon. Dokter berwajah datar itu selalu mengusiknya. Rasanya dia pernah melihat dokter itu sebelumnya.

"Ya Tuhan, kenapa aku bisa memikirkan dokter itu." Kembali menegakan badannya. Wonyoung, gadis jangkung itu menatap kembali meja belajarnya. Tangannya meraih kembali pensil yang berada dekat dengan pigura.

Niat meraih pensil pun teralupakan saat melihat foto dirinya yang tengah berada dipelukan hangat sang ayah dengan latar belakang lapang hijau yang luas. Wonyoung meraih foto itu, menatap lekat dua manusia beda generasi tersenyum lebar pada kamera. Potert itu diambilsekitar tiga tahun yang lalu, sebelum Sang Ayah dinyatakan mengalami komplikasi oleh dokter.














Piknik! Ya, itu yang tengah keluarga Jang lakukan. Mereka sengaja memilih piknik di waktu weekend seperti saat ini.

"Wony-ya, kemarilah..." merasa namanya di panggil sang ayah, gadis itu menghentikan aktifitas membantu sang Eomma. Menghampiri sang Appa yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Waeyeo Appa?" tanya nya saat sudah berda didekat sang Appa.

"Ayo kita berfoto. Kau tau, Appa tidak memiliki foto berdua dengan gadis kesayangan Appa ini." Wonyoung— gadis itu tertawa kecil setelah mendengar permintaan Appanya.

"Hahaha, baiklah. Ayo kita berfoto." Appa Jang pun mengeluarkan smartphonenya lalu mereka pun melakukan beberapa pose dan mulai memotretnya.

"Hey ini terlihat sangat sempurna." Appa Jang menunjukan salah satu foto yang baru saja mereka ambil.

"Nee... itu terlihat sangat bagus Appa." Wonyoung menyetujui pendapat Appanya. Foto itu terlihat sangat bagus, dengan Appa Jang yang memeluk Wonyoung dari belakang dengan dagu yang diletakan diatas bahu gadis itu. Keduanya tersenyum lebar kearah kamera.














Tanpa terasa air matanya turun perlahan, menatap sendu potret dirinya bersama sang Appa. Segera menghapus air matanya yang sempat turun. Tidak, dia tak boleh menangis dihadapan sang Appa. Wonyoung sudah berjanji pada dirinya, dia tak akan menangis lagi jika mengingat Appa.

"Appa... Wony sangat merindukanmu. Appa, apa di surga sana Appa bahagia? Aku harap Appa bahagia disana." Dia tersenyum lembut pada sang Appa, seolah pria itu membalas senyumnya.






.

.

.








Seperti biasa, ruang rapat team bedah terlihat penuh dengan beberapa dokter dan suster yang tengah membahas keadaan pasien yang akan menjalan operasi dalam waktu dekat.

Kang Hyewon— pria itu berdiri didepan ruangan, tengah menerangkan sesuatu.

"—tumor ini sudah semakin membesar dan menekan batang tengkorak pasien. Sehingga menghalangi jalanya sirkulasi cairan menuju otak." Hyewon mengarahkan laser hijaunya pada gumpalan yang berada diatara dua lobus cerebellum— gumpalan itu terlihat sudah membesar, tidak seperti beberapa minggu yang lalu.

"Medulloblastoma ya..." gumam Yuri yang dapat didengar oleh Chaewon yang kebetulan duduk disampingnya.

"Ya, kudengar ini adalah alasan utama kenapa Nana-chan diterlantarkan oleh kedua orang tuanya." Gadis hamster itu mengangguk pelan, kembali memperhatikan penjelasan Dokter Kang.

"Aku tak heran jika si Kang makan itu sangat menyayangi Nana-chan." Kalimat Chaeyeon membua Yuri dan Chaewon menatap kearahnya. Mereka berdua memperhatikan si Dokter Lee, dia menatap Hyewon yang masih menerangkan beberapa prosedur operasi nanti.

"Ya, aku bersyukur setidaknya si RoboCop itu memiliki empati yang tinggi." Kali ini Chaewon mengangguk pelan. Setelah dia ingat bagaiman kepribadian Hyewon selama dia mengenal manusia hobi makan itu.

"Heem, kalian benar. Aku harap dia akan selalu seperti ini." Kedua pria itu mengangguk, menyetujui perkataan Yuri. Dan setelah itu merekapun kembali fokus dengan persentasi Hyewon.

.
.
.


AN :
- Medulloblastoma = Tumor otak yang sering terjadi pada anak kecil.

- lobus cerebellum = salah satu bagian otak kecil yang mengatur penglihatan.

*jika ada kesalahan dalam menyebutkan istilah, mohon maaf karena HC payah dalam biologi:v
















Helloww....
Sorry baru sempet update sekarang ╥﹏╥
Eh... Kaya yang ada nungguin cerita ini aja :"
Makin gaje aja ya ni ep'ep:"

Because You - HyeWony✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang