Chapter 23

941 72 8
                                    

Kyuhyun menunduk memperhatikan wajah Chanrin yang lebih pucat dari biasanya. Dia baru menyadari jika tangan Chanrin lebih kurus dari terakhir yang dia ingat. Wanita itu sepertinya kehilangan berat badan cukup banyak.

Tubuh Kyuhyun seketika menegang ketika melihat mata Chanrin yang mulai terbuka. Wanita itu menoleh kearahnya dengan mata sayu. Raut wajahnya menyiratkan kebingungan, namun enggan membuka suara.

"Kau sudah bangun. Mau minum?" Tanya Kyuhyun. Chanrin menggeleng.

"Eommonim." Lirih Chanrin ketika melihat keberadaan mertuanya.

Dengan cepat Ny. Cho bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Chanrin. "Ada apa, nak? Kau butuh sesuatu."

"Air."

Ny. Cho melirik kearah Kyuhyun yang terdiam. Jelas-jelas tadi Kyuhyun juga menawarkan minum pada Chanrin tapi wanita itu menolaknya.

Diantara kebingungannya, Ny. Cho tetap mengambil segelas air dan menuntun Chanrin minum menggunakan sedotan. Setelahnya Chanrin menatap Ny. Cho dengan sendu.

"Apa bayinya baik-baik saja?"

Melihat keterdiaman semua orang, Chanrin meneteskan air matanya. "Tolong jawab, apa bayiku baik-baik saja?" Tanyanya lagi.

Chanrin ingat dengan jelas ketika dirinya tiba-tiba saja merasakan sakit pada perutnya. Ia juga melihat darah yang mengalir di kakinya, tapi itu tidak berakibat fatal pada bayinya kan? Bayinya tetap selamat kan?

"Jawab aku! Bayiku baik-baik saja kan?"

"Maaf." Cicit Kyuhyun.

Kepala Chanrin menoleh dengan cepat. Matanya mulai menatap tajam Kyuhyun. "Untuk apa maaf? Bayiku baik-baik saja. Dia pasti selamat, aku menjaganya dengan baik." Ujar Chanrin tidak suka.

Chanrin menyibakkan selimut kemudian tangannya meraba perutnya. Air matanya semakin mengalir. Tidak ada tanda-tanda kehidupan didalam sana.

"Bayiku. Apa yang terjadi pada bayiku?" Tanya Chanrin panik.

"Eommonim, kemana bayiku? Mengapa aku tidak bisa merasakan kehadirannya? Dia baik-baik saja bukan? Aku masih tetap hamil kan?" Tuntut Chanrin.

Matanya menatap Ny. Cho, menanti jawaban wanita paruh baya itu. Namun sayang hanya isak tangis yang terdengar di telinga Chanrin.

"Kau keguguran." Ujar Kyuhyun.

Nyawanya terasa dicabut dengan paksa. Tubuh Chanrin lemas. Bayinya pergi, bahkan sebelum Chanrin bisa merasakan tendangan pertamanya. Air matanya mengalir bertambah deras, namun tidak ada isakan yang keluar dari bibir pucatnya.

Semua orang menatap khawatir pada Chanrin. Wanita itu hanya diam, menatap kosong dinding didepannya dengan air mata yang terus mengalir.

Kyuhyun bangkit dari duduknya dan merengkuh Chanrin kepelukkannya. Tangannya mengusap lembut rambut Chanrin dan ikut menangis dalam diam. Mata Kyuhyun terpejam, merasakan kesakitan yang menikam hatinya.

Merasa ada yang memeluknya, Chanrin mulai mengeluarkan isakkannya. Bahu wanita itu bergetar, menangisi anaknya yang sudah tidak ada. Ia merasa gagal menjadi seorang ibu.

"A.. aku gagal. A.. aku gagal menjaganya."

"Tidak, sayang. Kau tidak gagal."

Mendengar suara Kyuhyun, Chanrin mendorong kencang orang yang memeluknya. Matanya menatap tajam Kyuhyun.

"Kau jahat, Kyu. Kau membunuh bayiku!" Tuduh Chanrin.

"Aku tidak membunuhnya."

"Kau membunuhnya!" Sentak Chanrin. "Sedari awal kau membunuhnya melalui perkataanmu!"

Hold on or Give up (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang