Chapter 16 (Chanrin POV)

730 60 0
                                    

Kalimat itu terus terngiang di benakku. Apa yang selama ini tidak berani kuduga malah menjadi kenyataan. Aku tertawa miris melihat anak laki-laki itu makan dengan lahap. Mungkin orang lain akan meragukan ucapan bocah itu yang mengaku sebagai anak dari suamiku, tapi tidak denganku.

Sedari awal ketika aku melihat wajahnya, satu yang langsung terpikirkan di benakku, dia begitu mirip dengan Kyuhyun. Hanya warna kulitnya yang sedikit lebih pucat. Teringat lagi dengan pembicaranku dengan Sehun di telepon beberapa hari yang lalu, semua sudah jelas sekarang. Potongan puzzel itu kini sudah membentuk sebuah gambar.

Aku menarik napas perlahan. Rasa sesaknya semakin menjadi. Setetes air mata mengalir begitu saja. Bohong jika aku mengatakan tidak kecewa pada Kyuhyun. Aku sangat kecewa.

Rasanya aku mulai meragukan kepergian Kyuhyun ke Amerika sebagai perjalanan bisnis. Apalagi ketika aku teringat lagi dengan ucapan Eommnonim minggu lalu. Aku tahu dan sadar jika selama ini Kyuhyun memang berbohong, tapi aku tidak ingin pikiran buruk itu menyelimuti hatiku. Nyatanya sekarang Kyuhyun memang berbohong padaku.

"Eomma."

Aku menoleh. Mata cokelat anak itu menatap bingung padaku. Jujur saja, aku tidak bisa membenci anak ini. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti kesalahan kedua orang tuanya.

"Hyunjin mau menambah Supnya?" Aku memejamkan mata ketika mendengar suaraku yang bergetar.

Hyunjin menggeleng. "Eomma tidak apa?"

Aku tidak baik-baik saja. Mereka membuatku terluka. Mereka menghancurkan kepercayaanku. Dan mereka adalah kedua orangtuamu, Hyunjin.

"Eomma baik-baik saja." Ucapku sembari tersenyum. Kalimat itu biarlah tertelan kembali.

Aku menarik napas panjang, berusaha menekan sesak yang semakin membunuh diriku. "Hyunjin, boleh eomma bertanya?"

Anak itu mengangguk dengan semangat. Menaruh sendok yang sedari dia pegang kedalam mangkuk kemudian menatapku sepenuhnya.

"Boleh, eomma."

Aku tersenyum miris. Siap menerima apapun jawaban yang dia katakan atas pertanyaanku. "Hyunjin datang dengan siapa tadi siang?"

Anak itu terdiam sejenak. Kemudian menundukkan kepala. Aku mengernyit melihatnya. "Ada apa Hyujin?"

"I..itu eomma, Hyujin takut mengatakannya."

"Jika Hyunjin tidak bisa mengatakannya, tidak apa. Eomma tidak akan memaksa."

Anak itu kembali menatapku. Raut wajahnya terlihat ragu. "Eumm, apa eomma akan menyuruh Hyujin pergi?"

Aku mengernyit mendengar pertanyaannya. "Tidak, Hyunjin boleh tinggal disini bersama eomma." Jawabku.

"Bersama daddy juga?" Tanyanya dengan mata berbinar.

Aku terdiam beberapa saat. "Bersama Daddy juga." Ujarku lirih.

Hyunjin terlihat senang mendengar jawaban dariku. Anak itu kembali memakan sup daging yang masih tersisa di mangkuknya. Aku tersenyum melihatnya.

Apa seperti ini rasanya menjadi ibu?

Aku mengelus perutku yang terlihat sedikit membuncit. Untuk sementara waktu aku tidak akan memberitahu siapapun tentang kehamilanku.

"Sup buatan eomma enak sekali. Hyunjin belum pernah makan sup daging seperti ini. Mommy selalu menyuruh Hyunjin makan sereal." Cerita anak itu dengan sedikit menggerutu diakhir kalimatnya.

Aku mengernyit mendengarnya. Kemudian tersenyum kecil. Jika Hyunjin takut menceritakan dirinya, maka aku harus masuk kedalam ceritanya. "Oh, benarkah? Bukankah sereal juga makanan yang enak ya?"

Hold on or Give up (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang