Epilog (tanpa Prolog)

1.2K 74 2
                                    

Seven years ago.

"Daddy, ayo cepat bersiap! Kita tidak boleh terlambat datang kesana." Teriak Hyunjin dari luar kamar Kyuhyun.

Waktu berlalu dengan cepat, Hyunjin kini bukan lagi anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Bocah itu sudah tumbuh menjadi remaja yang baik. Dia juga sudah tahu mengenai kesalahan yang ibu kandungnya lakukan hingga berada di penjara.

Meski hinaan kerap kali dia dapatkan, tapi Hyunjin tidak pernah merasa sakit hati. Toh, itu memang suatu kenyataan. Beruntungnya, Kyuhyun serta keluarganya selalu mendampinginya. Memberikan pengertian secara perlahan, agar Hyunjin tidak membenci ibunya sendiri.

"Tunggu di mobil, daddy akan keluar sebentar lagi." Balas Kyuhyun.

Didalam kamar Kyuhyun mengusap bingkai foto Chanrin sembari tersenyum sendu. "Aku akan kembali bertemu denganmu." Ujar Kyuhyun.

Tiga tahun setelah kejadian itu, Kyuhyun baru bisa bangkit berdiri kembali. Meski tak sehangat dulu, tapi kedua orangtuanya sudah memaafkan dirinya. Memang sulit membangun kembali apa yang sudah hancur, buktinya pertemanan mereka bertiga belum juga membaik dan hingga saat ini Chanrin juga belum ditemukan olehnya.

Wanita itu tidak lagi tinggal di Jepang setelah klarifikasinya yang menghebohkan itu. Dia dan keluarganya pindah, entah kemana. Tapi Kyuhyun selalu yakin jika mereka akan dipertemukan kembali.

Kyuhyun juga sudah mulai menerima Hyunjin dengan baik. Bagaimana pun juga Hyunjin adalah darah dagingnya, Kyuhyun tidak bisa menyalahkan Hyunjin atas kejahatan yang dilakukan oleh ibunya. Setiap orang berbeda, begitu juga sikap Hyunjin yang berbeda jauh dengan ibunya.

Untuk Hyerin dan juga kedua adiknya dijatuhi hukuman yang setimpal karena perbuatannya. Mereka harus dipenjara seumur hidup karena pasal yang berlapis.

Kyuhyun teringat akan perkataannya dulu, ia memang bisa melakukan banyak hal lagi saat ini. Tapi satu hal yang tidak bisa dilakukannya hingga saat ini, yaitu berusaha menyembuhkan hati yang terluka.

Ia masih bernapas, fisiknya pun sehat. Akan tetapi hatinya mati. Ia masih menunggu kehadiran Chanrin, hanya wanita itu yang bisa menyembuhkan dan menghidupkan kembali hatinya.

"Selamat atas pernikahanmu, Hae-ya." Ujar Kyuhyun.

Hari ini salah satu temannya, Donghae melakukan pernikahan disebuah hotel. Kyuhyun merasa senang karena pada akhirnya Donghae menemukan pasangannya.

Setidaknya rasa bersalah dalam dirinya sedikit berkurang. Ia tahu dulu Donghae menaruh hati pada ist-- Chanrin, tapi kini Kyuhyun merasa lega entah karena apa.

"Eomma." Lirih Hyunjin.

Kyuhyun mengikuti arah pandang Hyunjin. Wanita itu disana, berdiri memakai gaun panjang berwarna biru laut dengan rambut yang terpotong pendek. Masih secantik dulu, hanya saja kini tubuhnya kelihatan sedikit berisi dari yang terakhir Kyuhyun ingat.

Baru saja kaki Kyuhyun hendak melangkah menghampiri. Kehadiran seorang pria yang sedang menggendong seorang anak perempuan berusia balita, membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ayo." Ujar pria itu sembari merangkul pinggang Chanrin.

Memberikan sapaan kecil, Chanrin tersenyum ketika langkahnya melewati Kyuhyun dan Hyunjin yang terpaku menatap mereka.

"Eomma, setelah ini kita beli permen, Ne." Ujar anak balita itu dengan terbata.

Didetik itu juga dunia Kyuhyun hancur tak bersisa. Mereka memang bertemu, namun dengan keadaan yang berbeda.

.

.

Ternyata seperti ini rasanya kecewa. Kyuhyun memejamkan matanya ketika melihat keluarga kecil itu terus bersenda gurau. Mereka tampak bahagia, berbanding terbalik dengan dirinya yang hancur tak tersisa.

Hold on or Give up (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang