0 7 : In Honolulu, he did more than a 'kiss'

325 32 7
                                    

First of all, owen wants to remind you, for this part there is a scene which can be classified as "NC". If you are underage or a homophobic, please leave this arena. If you want to keep reading, please feel free to do so, but your sins are borne by yourself and you are prohibited from leaving negative comments about what I have written in this part. 

-//with l0VE, owen//-

Cup.

Bibir itu menempel dengan bibir Donghae untuk yang entah keberapa kalinya - meski itu yang pertama untuk hari ini -. Tak ada lumatan, ciuman itu hanya untuk menyalurkan sayang dan cintanya saja.

Donghae masih memejamkan matanya tanpa terusik. Ia sudah biasa dicium seperti itu oleh Hyukjae. Molla, mereka terlalu terbiasa dengan berbagai macam cara berciuman. 

"Permisi tuan, apa kalian ingin memesan makanan atau minuman?" yang berbicara sekarang adalah pramugari yang tadi mengantar Hyukjae & Donghae ke tempat duduk mereka. Let's call her.. Irene!

"Ah, ya. Aku pesan dua minuman bersoda dan dua tteobokki tolong" mintanya dengan 'sopan'. 

Ya pikirkan saja, semenjak ia menjalin hubungan dengan Donghae, ia menjadi lebih sopan serta lembut kepada siapapun. Apa kalian sadar? Statusnya sebagai raja mafia perlahan tapi pasti mulai pudar dan tergantikan dengan seorang Lee Hyukjae yang biasa. Bahkan dirinya pun tak sadar semua hal 'mustahil' ini terjadi.

"Ne, mohon ditunggu" balas Irene dengan senyum hangat.

"Anghh.." lenguhan tercelos begitu saja dari bibir plum milik lelaki cantik itu.

"Eoh? Kau bangun? Apa aku mengusikmu? Bagaimana tidurmu?" pertanyaan berentet itu keluar dari mulut Hyukjae.

"Kalo menanyakan sesuatu satu-satu, hyung" protes Donghae tiba-tiba.

"Hehe, mianhae" cetus Hyukjae.

"Kapan kita sampai?"

"Besok subuh, sepertinya" jawab Hyukjae ragu-ragu.

"Itu lama" keluh Donghae.

"Kau bisa kembali tidur, jika mau" tawar Hyukjae.

"Arasseo" ucapnya pasrah.

Donghae kembali membaringkan kepalanya dan berusaha terlarut ke alam mimpi secepatnya.

***

05.30 subuh - Honolulu, Hawaii

"Tuan, tuan. Pesawat kita telah mendarat" suara wanita itu mambangunkan Hyukjae dari tidurnya. Dan tebakanmu tepat, itu Irene.

"Ah, ne. Sebentar, aku akan membangunkannya" setelah mendapatkan balasan dari Hyukjae, Irene pergi ke kabin belakang dan membantu penumpang yang lainnya.

"Hae-ya, bangun. Hae-ya" Hyukjae menggoyang-goyangkan tubuh Donghae. Akhirnya setelah beberapa saat, tubuh itu mulai bergerak dan perlahan mengumpulkan nyawanya.

"Kita sudah sampai?" tanya Donghae antusias.

Hyukjae mengangguk dan tersenyum, "Bawalah barang-barangmu, lalu kita turun".

Donghae mengangguk, lalu mulai mengambil kopernya dan barang lainnya.

"Kajja!" keduanya berteriak girang dan keluar dari pesawat itu.

Tak perlu dijelaskan sedang apa dua insan itu sekarang. Tentu mereka sedang di perjalanan menuju hotel bintang lima  yang sudah mereka booking. Eum, lebih tepat Hyukjae yang mem-booking hotel itu. Jika Donghae tahu, ia yang akan mengatur semuanya, Donghae memilih menginap di resort pinggir pantai yang indah namun murah, it's better than booking a very expensive hotel, right? Ya begitulah pikiran Donghae. Tapi bagaimanapun juga, ia sangat antusias saat ini.

Cover [EunHae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang