•Chapter 27

13 5 0
                                    

"Harusnya lo paham, Lan, Hanya sahabat sejati yang dapat melihat rasa sayang dibalik candaan dan ejekan dari sahabat lainnya." -Jimas Beber.

❤️❤️❤️


Setelah hal yang sangat dinantikan akhirnya terjadi juga yaitu adalah hari ujian kenaikan kelas berlangsung.

Pagi ini Kara sudah duduk di kursi dan tangannya yang sibuk berkecamuk dengan berbagai lembar soal dihadapannya.

Kini awal pertama ujian dimulai. Soal yang diberika pun cukup sulit dan sangat banyak hingga Kara harus berfikir ekstra keras untuk menjawab semua soal.

Walaupun soal yang sangat susah tapi Kara tetap mengerjakan soal tersebut dengan lihai dan cepat. Coretan rumus-rumus sudah ia kuasai hingga Kara bisa menyelesaikan ujian dengan tepat waktu.

Kring!

"Baik anak-anak, kumpulkan soal dan lembar jawab di depan, setelah itu kalian boleh istirahat."

"Baik pak," seru seluruh siswa.

"Ra, kantin yok. Pusing kepala gue lihat rumus soal terus," ajak Febby setelah menaruh soal dan lembar jawaban di depan meja.

Kara tertawa, "sama gue juga, yaudah yok."

Kara dan Febby berjalan beriringan menuju kantin sekolah SMA Aksara. Mereka mencari tempat yang kosong namun tidak menemukan karena saat ini kantin SMA Aksara telah dipenuhi oleh banyaknya siswa-siswi yang kelaparan.

Jarang sekali kantin seramai ini hingga para kios kantin sudah menyiapkan tempat untuk antrian siswa yang sangat panjang. Mungkin mereka lelah setelah ujian dengan soal yang memakan banyak tenaga ekstra untuk berfikir.

"Duduk dimana, Ra?" Tanya Febby sambil celingukan mencari tempat yang kosong.

Kara menggedikan bahu, "Gue juga gak tau."

Tak lama seseorang memanggil nama mereka, "beb! Ra! Sini," ucap seseorang dari kejauhan.

Kara dan Febby menengok kearah sumber suara ternyata itu Jimas, Allan dan Laskar yang duduk dekat jendela kantin dan masih ada dua tempat kosong didepan mereka.

"Si pacar udah siapin meja tuh," senggol Febby pada Kara yang hanya tersenyum malu.

"Pacar lo juga! Gak mau ngaku gue aduin sama Jimas," lontar Kara berniat membalas dendam pada Febby karena telah membuatnya salah tingkah.

"Iya iya, samperi yok." Febby dan Kara langsung berjalan menuju ke tempat meja makan yang sudah ada Laskar dan lainnya di sana.

Kara langsung mendaratkan tubuhnya tepat posisi di sebelah Laskar dan Febby di  sebelah Jimas.

"Gimana ujianya hari ini?" Tanya Laskar pada Kara yang baru saja duduk disebelahnya.

"Lumayan sih."

"Pala lo lumayan! Ini susah banget gak boong!" Ucap Febby sarkas.

"Iya! Gue setuju sama lo, Feb. Lagian guru-guru di sini pada aneh! Masa kita di kasih ujian, harusnya 'kan Tuhan yang kasih kita ujian, bukan guru!" Sambung Jimas dengan lantangnya membuat sebagian siswa yang mendengar menahan tawa karena perkataan Jimas.

"Bilang aja lo berdua gak pada bisa garap ujiannya tadi, dasar couple aneh!" Sindir Allan membuat kedua sejoli yang merasa tersindir itu menatapnya tajam.

"Apa?" Tanya Allan yang merasa diperhatikan tajam oleh Febby dan Jimas.

Kara dan Laskar lagi-lagi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.

Karantina (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang