•Chapter 1

111 12 1
                                    

“Percuma saja tampan jika tingkah laku nol besar!”—Katrina Anastasya

****

Seorang gadis membuka pintu kulkas yang berada didekatnya, menyapu pandangan pada sebuah kotak kecil yang menjadi tempat makanan kesukaan miliknya.

"Yah mochi gue habis," rutuknya kesal. "Hm... gue tau ini ulah siapa," gumamnya sembari menutup pintu kulkas dengan kasar.

"Kara!"

Seseorang memanggil namanya, gadis cantik yang memiliki nama Katrina Anastasya itu menoleh melihat Kinanti mamahnya yang berdiri dengan bersedekap dada mengetahui apa yang Katrina lakukan.

Gadis pencinta mochi yang sering mendapatkan panggilan dengan sebutan "Kara" tersenyum melihat Kinanti yang baru saja pulang setelah pergi dari minimarket yang tak jauh dari apartemen yang mereka tempati.

"Mah... mochi Kara habis, ini pasti kelakuan kak Kenan kan mah?" tanyanya yang di kemudian mendapat respon gelengan kepala oleh Kinanti karena gemas pada putri kesayangannya itu.

"Bukan sayang, kamu lupa waktu semalam kamu yang habisin sambil nonton drakor kesukaan mu." ingat Kinanti pada Kara yang hanya tersenyum jahil sambil mengingat ingat kejadian semalam. "Iya mah, Kara lupa."

"Mamah pasti habis dari minimarket kan? Pastinya ada mochi dong mah." lanjutnya yang melihat kinanti pergi menuju dapur untuk membereskan belanjaan yang tadi ia bawa.

"Mamah nggak beli mochi sayang, tadi mamah buru buru soalnya takut kalau kamu belum bangun ntar telat lagi ke bandaranya."

"Yah, mamah kok gitu sih," rengekannya kesal. "Kalau nggak ada mochi, Kara gak mau pulang ke Indonesia." ancamnya yang justru membuat Kinanti semakin gemas.

Kinanti menghampiri putrinya itu dengan memberikan selembaran uang. "Yaudah sana beli, tapi ingat! Sebelum pukul sembilan kamu harus udah ada disini, kalau enggak mamah tinggal!"

Mengangkat tangannya di depan jidat seraya hormat pada Kinanti. "Siap mamah cantik," ujarnya yang mendapat belaian sayang dari Kinanti.

"Mau kemana lo?" Kenan yang baru saja keluar dari kamarnya menghentikan pergerakan Kara yang ingin melangkah masuk ke dalam kamarnya.

"Bukan urusan lo!" sahut Kara cepat yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kinanti.

"Kara yang sopan dong sama kakaknya," ujar Kinanti memperingatkan.

Sedikit tertawa karena ucapan mamahnya yang menggelikan membuat Kara bersedekap dada menatap Kenan tajam. "Mah, orang kayak gini nggak pantes di sopanin, pantasnya disholatkan!"

"Mulut lo tuh ya!" sahut kenan dengan tatapan tak kalah tajam.

"Bener tuh kata mamah, dasar adik nggak tau diri!" sungut Kenan.

"Lo tuh yang gak tau diri!"

"Lah kok gue? Lo lah!" jawab Kenan cepat.

"Eh ... udah udah malah jadi ribut gini, Kenan sana masukin kopernya ke dalam mobil!" perintah kinanti yang langsung dikerjakan oleh Kenan.

Namun sebelum pergi Kenan menyempatkan diri melirik Kara yang ingin menutup pintu kamarnya. "Ra," panggilnya. Kara menoleh menatap Kenan yang sekarang sudah menjulurkan lidah nya berniat mengejek Kara.

"Mah!" panggil kara pada Kinanti sedikit berteriak "Kalau mau lihat monyet gak usah repot repot ke kebun binatang! Nih kak Kenan udah mirip kok mah, ya sebelas dua belas lah sama monyet!"

Karantina (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang