•Chapter 33

19 5 0
                                    

"Jangan pernah membenci jika kita tidak au dibenci orang lain." -Lena.

"Ayo makan-makan, gue kembali dengan batagor bu Atih. Selamat mencoba!" seru Jimas yang baru saja mendaratkan makanan pesanannya yang begitu banyak dibawanya.

"Weh! Enak, enak, enak!" lanjut Allan sambil memberikan tepuk tangan pada Jimas setelah ia membawa makanan itu ke meja mereka dan ekpresi kelaparannya mulai terlihat.

"Hari ini gue semua yang traktir!" lanjut Febby menambahi.

Membuat mereka yang sedang berkumpul di pojok kantin berseru senang. Istirahat kali ini Febby dan Jimas mengajak Allan, Laskar dan Kara makan bersama seperti biasa di pojok kantin. Persis di depan warung kios bu Atih.

"Terimakasih, Feb!" Kompak semua mengucapkan.

"Ada acara apa?" tanya Laskar yang berada disebelah Kara terlihat speechless sedari tadi karena melihat tingkah aneh teman-temannya.

Semua anak menatap Laskar aneh, semuanya bungkam termasuk Kara dan saling memandang satu sama lain, "em ... bu bu-kan apa-apa, cuman gue sa sa-ma Jimas lagi pengen traktir kalian aja," jawab Febby tersendat.

"Eh yaudah, makan, makan," ajak Jimas setelah lama diam mendengarkan jawaban Febby pacarnya.

Laskar mengedikkan bahu tak peduli, kemudian memakan makanan dihadapannya sesekali Kara menyuapinya dengan makanannya sendiri.

"Oke sekarang gantian."

"Buka mulutmu, A ..." titah Laskar pada Kara disebelahnya yang sudah malu karena dilihat oleh teman-temannya sendiri.

"Yaelah kek yang sama siapa aja, buka mulutnya tuh, Ra," suruh Febby menambahi.

Kara yang terus terpojokkan dan melihat tangan Laskar yang sudah menyodorkan sendok padanya, Kara langsung membuka mulutnya perlahan, "a,..."

"Eits!" Laskar menggodanya dengan menjauhkan kembali sendok yang berisi makanan yang ingin Kara makan.

"Ih Laskar yang bener!"

"Iya-iya, nih buka lagi a ..."

Kara kembali membuka mulutnya saat Laskar ingin menjauhkan sendoknya kembali Kara cepat cepat memajukan sendok itu ke mulutnya dan ...

Hap!

Kara berhasil memakannya dengan di barengi tawa oleh yang lain, "anak pintar," ujar Laskar sembari mengusap puncak rambut Kara pelan. Dan begitu selanjutnya mereka menyantap sedap makanan yang telah dihidangkan.

"Oya guys," potong Kara di tengah-tengah makan siangnya dengan teman-temannya itu, "gue punya kejutan bagus buat kalian semua."

Membuat semua orang berhenti memakan makanannya dan fokus menatap Kara.

"Apa, Ra?" Tanya Jimas antusias.

"Nanti pulang sekolah kita kumpul bareng yuk."

"Ada acara apa?" tanya Febby penasaran.

"Bukan apa-apa, di kelas dua belas ini 'kan kita gak punya waktu lama dan bentar lagi juga udah ujian. Sekali-kali kita seneng-seneng bareng, bolehkan?"

"Setuju!" Sorak semua anak yang berada di meja makan itu menaggapi pernyataan Kara, bahkan Laskar tak ada henti-hentinya untuk tersenyum padanya.

"Tapi, dimana acaranya?"

Kara tersenyum miring, "tenang, nanti gue share lokasi nya."

"Tunggu, ini kejutan atau have fun?" tanya Laskar bingung. Sementara yang lainnya hanya diam sembari memandang satu sama lain.

Karantina (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang