"BERKORBAN DEMI ALASTAR! BERJUANG DEMI KEBAIKAN!BERANTAS KEJAHATAN! JAKARTA IS HARD!"-Alastar
***"
Ra, gue masih gak percaya kalau Laskar itu cowok yang lo suka dulu," ucap Febby mendekat ke arah meja Kara.
Kara membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. "Ya kalau pun gue cerita sama lo panjang lebar, tetep aja lo gak akan percaya. Sebelum lo liat sendiri kejadiannya."
Mata Febby berbinar kemudian mendaratkan tubuhnya di samping Kara, "emang gimana kejadiannya?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya berniat menggoda Kara.
"Panjang dikali lebar," balas Kara tanpa memalingkan wajah dari kesibukannya.
Febby mengerutkan keningnya bingung, "kenapa jadi ngomong itu?" Mendesah berat Kara balik menatap Febby intens, "maksud gue, ceritanya itu panjang dikali lebar!"
"Oh, ya gapapa dong cerita aja. Gue bener-bener kepo sama kehidupan lo dulu."
"Intinya gue suka sama Marcell udah dari SMP!" Tekannya yang kemudian berdiri hendak pergi keluar kelas sambil merangkul tasnya di pundak.
Febby mencekal tangan kara kuat, "bentar dulu elah, lo cerita bentar aja. Poin nya aja deh." Rayu Febby memohon, "ya, ya, please."
Memutar bola matanya malas, Kara pun menyanggupi pernyataan Febby, "iya oke!"
Saat ini kelas telah sepi karena semua murid MIPA 2 sudah bubar dan pulang ke rumah masing-masing menyisakkan Febby dan Kara yang berada di kelas. Entah kenapa mereka sangat terburu-buru untuk segera pulang kerumah namun Febby dan Kara tak memedulikan hal itu.
Tok tok tok
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang membuat Kara dan Febby menoleh bersamaan menatap ke arah pintu kelas.
"Bentar biar gue yang bukain," ucap Febby kemudian melangkah berniat membukakan pintu namun pintu kelas sudah terbuka dan menampakan Arga sang Ketua Osis yang berlari menghampiri meja mereka.
Spontan Kara dan Febby berdiri menatap Arga yang sudah berdiri di hadapan mereka, "ada apa, Ga?" tanya Febby pada Arga yang sekarang sudah mulai menampakan wajah cemasnya.
"Mending lo berdua sekarang pulang!" Cetus Arga, "bentar lagi jalan tempur raya bakalan di tutup," lanjutnya dengan wajah panik.
"Hah? Serius lo? Ada apa emang?" Febby mulai khawatir, masalahnya jalan tempur itu adalah salah satu jalan yang menjadi satu-satunya jalan keluar dari area SMA Arwana.
Kara membulatkan matanya mencerna jelas ucapan Arga barusan. "Jalan tempur raya bakalan di tutup?"
"Iya! Dan itu satu-satunya jalan buat kita bisa pulang!" jawab Febby yang benar benar sudah sangat khawatir.
"Gue gak tau, mending lo berdua buruan pergi."
"Tapi gue sama Kara nunggu jemputan, Ga, gimana dong?" Terang Febby.
"Yaudah kalau gitu lo berdua nebeng gue aja, gue bawa mobil," ujar Arga menawarkan.
"Oke," Febby menyetujuinya kemudian ia beralih menatap Kara yang masih terdiam seakan memikirkan sesuatu, "Ra!" Bentak nya tak sabaran "lo ikut gue kan, nebeng pulang bareng Arga."
"Gu-gue-"
"Ah kelamaan lo, ayok pulang!" Ajak Febby sambil menggeret lengan Kara pergi diikuti oleh Arga yang berjalan di belakang mereka.
****
"Oke startegi udah kita atur." Semua anak-anak Geng Alastar menatap ketuanya yang sedang berbicara, semua tampak tertib dan sangat menghormati Laskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karantina (Completed)
Ficção Adolescente[Sudah terbit di Laskar Publisher, novel masih bisa di pesan lewat Shopee, link ada di bio profil.] Katrina Anastasya, kebanyakan orang memanggilnya dengan nama Kara, gadis pencinta mochi yang terjerat banyak masalah dengan kedua cowok yang hadir se...