•Chapter 7

44 9 0
                                    

"Lebih baik di awal cuek tapi akhirnya perhatian, daripada pada awalnya perhatian tapi akhirnya cuek" -  Katrina Anastasya
***

"Tapi kan gue khawatir banget sama lo, lo sih nekat banget."

Pagi ini pelajaran biologi berlangsung, namun guru yang mengajar tidak bisa menemani, alhasil kelas yang tadinya sepi jadi ramai. Bahkan beberapa siswa MIPA 2 lebih memilih menuju ke kantin untuk mengisi perut dan kebosanan mereka.

"Iya gue tau, tapi buktinnya gue gak kenapa napa kan?" tanya Kara sekali lagi yang gemas dengan Febby karena sedari tadi menanyakan keadaannya.

"Lo tau? Hampir aja kemarin gue sama Arga mau telepon polisi," terang Febby

"Hah!! Polisi?"

Kara sempat terkejut dengan apa yang Febby katakan, untung saja itu hampir terjadi jika tidak pasti sekarang Laskar sudah di tangkap oleh polisi, Kara hanya tak ingin jika Laskar bermasalah dengan polisi.

"Iya, tapi gue heran deh sama lo," terang Febby yang sedari tadi menyembunyikan pertanyaan yang ingin sekali ia lontarkan pada Kara.

"Heran kenapa?"

"Lo sebenarnya udah berapa lama sih tau soal Laskar? Dan lo juga tau kalau dia punya geng montor?"

Mata Kara berbinar setelah mendengar pertanyaan dari Febby.  "Nah itu yang mau gue tanyakan sama lo."

"Kok jadi lo malah balik tanya?"

"Ya gue heran juga kenapa Marcell, eh maksud gue Laskar punya geng montor! dan kenapa sifatnya jadi dingin gitu?"

"Kirain lo udah tau dari dulu."

"Dulu dia gak gitu Feb, dia itu dulu baik banget, humble, ramah senyum, ganteng lagi," jelas Kara sambil mengingat ingat sosok Laskar yang dulu ia kenal saat masih di bangku SMP

"Gue juga kurang tau sih, tapi setelah kejadian itu Laskar jadi beda gitu. Bahkan lo tau? Cewek-cewek ganjen yang jatuh cinta sama Laskar dan sering ngejar-ngejar dia, sekarang jadi mundur. Karena takut sama Laskar yang cuek kek gitu."

Kara meletakkan pulpennya yang sedari tadi mendengarkan Febby sambil mengerjakan tugas biologi yang diberikan oleh Pak Samsul

"Bagus dong, Feb! Kalau gitu kan peluang gue buat deket deket sama Laskar jadi banyak," cetus Kara

"Eits!! Jangan salah, disini masih ada cewek yang masih perjuangin Laskar. Yang lebih parah dari lo!"

"Parah gimana maksudnya?"

Seorang cowok yang sedari tadi memperhatikan Kara dan Febby yang sedang mengobrol di bangku belakang, menghampiri ke arah meja mereka dengan membawa buku tugasnya. Memotong pembicaraan Febby yang ingin mengutarakan soal cewek yang menyukai Laskar, yang katanya lebih parah dari Kara!

Namanya Nino dia juga anak MIPA 2, cowok culun ber-kacamata yang sering mendapatkan julukan nobita karena penampilannya yang mirip sekali dengan aktor pemain kartun nobita di film doraemon. Nino saat ini sedang jatuh cinta pada Kara saat pandangan pertama waktu Kara pertama kali masuk ke dalam sekolah.

"Ha-hai Kara," sapannya gugup sambil berdiri di sebelah kursi yang Kara tempati.

"Eh, hai," sapa Kara balik yang belum masih mengenal Nino karena Febby yang tidak memberitahu tentang dirinya.

"Ke-kenalin a-aku Nino," ucapnya sambil menjulurkan tangannya berniat untuk berkenalan.

Febby dan Kara sama-sama saling memandang heran melihat Nino yang sangat gugup saat berkenalan dengannya.

Karantina (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang