Bab 30

117 14 11
                                    

Drtt drtt

Ponselnya terus menerus berbunyi. Namun sang pemilik ponsel itu seakan tak peduli akan panggilan itu. Sudah berpuluh-puluh kali ponsel itu berbunyi, namun tak adanya tanda-tanda untuk menyambungkan sambungan telepon itu.

Hingga akhirnya ia mengambil ponsel itu. Berharap ia akan menjawabnya, namun nyatanya salah. Justru ia membuang ponsel itu kearah dinding dan terbanting lah ponsel mahal miliknya.

Sang pemilik ponsel itu menarik selimutnya hingga seluruh tubuhnya tertutup dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu tadi.

Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dengan sangat kasar. Membuat sang pemilik mengumpat kasar.

"Apa-apaan sih lo. Bisa gak sih kalau masuk ke kamar orang tuh di ketok dulu anjing!" Pemuda itu mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap geram orang itu.

"Elu yang anjing. Berpuluh-puluh kali gue nelpon lo tapi kenapa lo gak angkat anjing? Mau jadi seleb? Percuma! Muka lo gak cocok jadi seleb!" Sahabat pemuda itu tampak sangat kesal.

"Terus gue peduli gitu? Gak! Mending sekarang lo pergi deh. Enek gue liat lo disini!" Pemuda itu mengusir sahabatnya dengan terang-terangan.

Justin menatap geram sahabatnya ini. Ia segera menarik pemuda itu dan menariknya menuju kamar mandi. Lalu menguncinya.

"MAU LO SEBENARNYA APA SIH ANJING! DATANG-DATANG LO KEK BABI. DAN SEKARANG LO KURUNG GUE DI KAMAR MANDI. LO GAK SUKA SAMA GUE? BILANG! JANGAN JADI PENGECUT YANG BISANYA CUMA KURUNG ANAK ORANG!" Teriakan itu berasal dari kamar mandi. Hingga membuat Justin kesal bukan main.

"Gak usah banyak bacot lo! Buruan mandi gue tunggu!" balasnya dengan berteriak.

Pemuda yang berada di kamar mandi itupun menjadi kesal bukan main. Ingin rasanya ia mengirim sahabatnya ke sungai Amazon.

***

Seorang pemuda keluar dari kamar mandinya dengan rambut yang masih dalam keadaan basah.

"Lo cowok tapi mandinya lama amat dah. Ngapain aja lo? Luluran dulu kek cewek? Atau lo berendam dulu?" tanya Justin.

"Menurut lo?" tanya balik Andre dengan menatap Justin sinis.

"Udah lah mending sekarang lo ikut gue," ajak Justin.

"Mau ngapain sih?"

"Ikut gue. Lo lupa kalau hari ini pacar lo operasi?" tanya Justin.

"Buat apa gue ingat dia? Emang penting?"

"Anjing. Kan elu yang nembak Katya, tapi kenapa sekarang lo jadi kayak gini sih?"

"Gue nembak dia bukan dasar kemauan gue, melainkan atas paksaan dari nyokap nya dia. Jadi, apa sekarang gue salah?" tanya Andre.

"Lagian, gue sayangnya sama Bella, bukan sama dia. Jadi stop suruh gue buat care sama dia."

"Terus kenapa lo mau? Seharusnya lo nolak aja kalau lo emang sayang sama Bella. Kalau kayak gini, lo menyakiti dua hati dalam waktu yang bersamaan bodoh." Justin tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya.

"Kasih tau gue bagaimana caranya nolak itu semua. Lo pikir gue mau terima tawaran bodoh itu? Gak lah!" ujar Andre membantah.

"Terus kenapa lo terima tawaran itu? Kan bisa lo nolak. Jangan jadi orang bodoh deh. Apa yang lo lakukan itu terlalu tolol!" Justin mengacak rambutnya frustrasi.

"Gue udah tolak berkali-kali. Tapi dia malah ngancem gue buat ngebunuh Bella. Lo tau kan gue paling gak bisa kalau ada orang yang ngancem gue dengan embel-embel bakal nyakitin orang yang gue sayang," jelas Andre. Nada bicaranya sudah terdengar putus asa.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang