Bab 08

299 36 13
                                    

Tolong vote dan komennya, yang offline vote aja. Nanti kalau kamu buka koneksi internet bakal masuk sendiri kok. Jangan jadi siders ya. Hehehe.]

100 vote dan 100 komen untuk part ini bisa gak ya?

Ini part kesembilan dari cerita ini. Di mohon untuk kesabaran kalian dan hati-hati senyum sendiri🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Part panjang, awas kalau kalian bosan!

Mau tanya dong, hehehe

• Kalian tau cerita ini dari mana?

• Sebutkan nama plus usia kalian, dong.

• Udah mandi belum? (Sudah pasti belum, dong?)

Selamat membaca❤

▪▪▪▪▪▪


Diruangan serba putih terlihat seorang pria terbaring lemah tak berdaya diatas kasur rumah sakit. Tubuh nya yang dipenuhi oleh berbagai macam alat yang melekat di tubuhnya.

Wajah tampan nya kini berubah menjadi pucat, lesung pipi yang terbantuk indah di wajahnya kian tak ada lagi, mata cantiknya tertutup rapat seolah tak ingin bangun dari tidur nyenyak nya. Ditambah lagi tubuhnya yang kian mengurus karena hanya mendapat asupan dari cairan infus.

"Hai Boy kapan kamu akan bangun, apakah kamu gak kangen sama dia. Kamu tahu dia sekarang sudah banyak berubah, mulai dari sikapnya, pakaiannya, bahkan cara gara bicara dan berfikirnya sudah berbeda dengan yang dulu," ucap seorang wanita yang tengah mengajak bicara pria tampan yang terbaring lemah itu.

Sudah tiga tahun ia koma dan sampai sekarang belum bangun dari tidur pulasnya.

"Bagaimana keadaanya, apakah dia akan seperti ini terus, aku ingin dia bangun dari tidur nyenyaknya, bahkan aku sampai menelantarkan kakaknya demi dia," ucap wanita itu pada dokter.

"Untuk saat ini kondisi nya masih sama seperti kemarin belum ada perubahan sama sekali, bahkan tadi malam kondisi tuan muda ngodrop lagi," jelas dokter itu.

"Lakukan yang terbaik buatnya, aku ingin dia bangun lagi, aku kasihan pada abangnya yang sudah lama aku biarkan tanpa ada kasih sayang," ucap wanita itu dengan mata berkaca kaca.

"Baik nyonya saya akan melakukan sebisa saya agar tuan muda kembali seperti dulu lagi, kalau begitu saya permisi " pamit dokter itu.

"Cepat bangun sayang kami sangat merindukan mu," gumam wanita itu dengan mengecup pipi pria itu.

"Apakah kita sebaiknya menjenguk dia, sudah lama dia kita biarkan tanpa adanya kita. Aku takut jika dia mulai terbiasa dengan ketidak hadiran kita di sampingnya, aku gak mau dia membenci kita seperti abangnya," ucap suami wanita itu.

"Kita kesana malam ini, dan pastikan dia gak tau kalau kita akan kembali ke tanah air, aku mau buat kejutan untuknya," ucap wanita itu dengan mata membinar.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang