Bab 14

197 18 1
                                    

Tepat pukul tiga sore. Bella sudah sampai dirumah nya. Ia memarkirkan motornya dengan sembarang. Lalu masuk kerumah itu dengan perasaan dongkol.

"Assalamualaikum," ucap Bella memasuki rumah besar itu.

"Waalaikumsalam. Tumben lo pulangnya lama. Biasanya sebelum gue pulang, lo udah sampai rumah duluan,"  heran Rimba.

"Kepo amat lo jadi orang," ketus Bella.

"Ye nih anak ditanya baik baik malah jawabnya kayak gitu. Gak sopan amat lo jadi anak," ucap Tristan.

"Ngapain lo kesini?" Bella menatap sengit kearah Tristan.

"Gak tau lupa!"

"Udah! Kalian kenapa sih berantem mulu. Gak capek apa berantem mulu. Damai aja apa susahnya sih!" jengah Reana nenek Bella dari pihak papanya.

"Gak usah ikut campur sama urusan orang!" ucap Bella meninggikan suaranya.

"Bella jaga ucapan kamu! Selama ini kakek diem bukan berarti kakek gak punya batas kesabaran!" Bentak Keano.

"Percuma juga ngelawan kakek kalo ujung ujungnya kakek juga yang menang karena umur menjadi penentu." Bella melenggang pergi ke kamarnya.

"Ini semua gara gara aku. Coba aja aku gak muncul di kehidupan kalian. Pasti keluarga kalian gak bakal terpecah belah kayak gini," isak kecil keluar dari bibir Reana.

"Udah. Ini bukan kesalahan kamu. Cuma Bella terlalu lebay aja. Ini juga sepenuhnya kesalahan dia. Bukan kesalahan kamu," ucap Keano menenangkan istri keduanya.

"Kek! Kenapa kakek bilang kayak gitu? Ini bukan sepenuhnya kesalahan Bella. Ini kesalahan dia. Kenapa kakek gak bisa ngeliat mana yang baik dan mana yang buruk." Herman membuka suara setelah ia melihat drama baru yang di ciptakan oleh Reana.

"Herman! Jaga ucapan kamu," Bentak Keano.

"Kenapa kek? Apa kakek udah di pelet sama dia? Kakek bukan orang yang aku kenal dulu. Kakek udah berubah tau gak semenjak nek Risma tiada!" Bentak Herman dengan pipi yang sudah dibanjiri oleh air mata.

Katakan jika Herman tak sopan. Ya, itu benar. Jika seseorang yang kita kenal dulu adalah baik, dan setelah mengenal orang baru maka ia akan berubah dalam hitungan detik.

Maka kalian akan melakukan hal yang sama seperti Herman.

Plak

"Gak sopan kamu sama orang tua! Jangan pernah bawa bawa nama Risma disini. Saya gak suka," bentak Keano.

Herman dapat merasakan pipinya yang panas akan tamparan kuat dari Keano.

"Sudah jangan diteruskan lagi. Bella, kita semua akan pergi keluar negeri selama beberapa bulan. Jadi kamu dirumah dengan para sepupu sepupu kamu. Gak papa 'kan?" tanya Rey.

"Terserah," jawab Bella singkat.

"Ya sudah. Kita berangkat sekarang. Kalian jaga Bella. Tegur jika ia melakukan kesalahan. Jangan membuat keributan jikalau kita semua sedang berada di luar negeri," nasihat Rey.

Mereka semua hanya mengangguk sebagai jawaban mereka.

"Bella kamu jangan berantem sama Tristan. Begitu juga sama kamu, Tristan. Jangan buat Bella marah apalagi sampai buat dia nangis," ucap Icha.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang