Bab 10

239 35 1
                                    


[Tolong vote dan komennya, yang offline vote aja. Nanti kalau kamu buka koneksi internet bakal masuk sendiri kok. Jangan jadi siders ya. Hehehe.]

100 vote dan 100 komen untuk part ini bisa gak ya?

Ini part kesebelas dari cerita ini. Di mohon untuk kesabaran kalian dan hati-hati senyum sendiri🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Part panjang, awas kalau kalian bosan!

Mau tanya dong, hehehe

• Kalian tau cerita ini dari mana?

• Sebutkan nama plus usia kalian, dong.

• Udah mandi belum? (Sudah pasti belum, dong?)

Selamat membaca❤

▪▪▪▪▪▪

Hari selasa, pagi yang sangat buruk bagi kelas sebelas Ips 1. Karena mereka harus mengumpulkan tugas pagi pagi sekali sebelum pelajaran dimulai, padahal jam pelajarannya les ketika. Namun mengapa mengumpulkannya harus sekarang? Telat satu detik maka nilai mereka yang menjadi taruhannya. Seperti inilah ciri ciri guru pelit akan nilai.

Terlihat suasana kelas pagi ini ini yang begitu kacau. Terlihat jika seluruh siswa pada memperebutkan buku milik Aska.

"Woi kalian jangan narik-narik gitu dong buku Aska. Nanti sobek bukunya. Cukup hati Aska yang sobek, bukunya jangan." Aska langsung mengambil bukunya itu.

"Aska geblek jangan pelit-pelit woi ntar kuburan lo sempit," ucap Andre kesal.

"Azka gak pelit, Andre. Tapi Azka kan capek capek nulisnya. Eh malah kalian enak-enaknya lihat jawaban Aska. Itu kan namanya nyontek," jelas Aska dengan tampang polos.

"Lihat sama Kenan aja. Dia tadi udah lihat jawaban Aska," lanjutnya.

"Sekretaris woi!!!," panggil Kenan pada Nella. Sekretaris di kelasnya.

"Apa!! Kangen lo sama gua," jawabnya.

"Najisun anjir. Nih gua udah selesai tugasnya, mau nyontek kagak? Tulis aja di papan tulis biar kalian gak berebut kayak gitu," ucap Kenan melempar bukunya ke Nella dan ditangkap baik olehnya.

"Aaaaaa Makasih Kenan lo emang baik deh," ucap Zidan girang

"Iya kalian senang ,lah tangan gua pegel anjir," gerutu Nella.

"Aaaaaa.... makin sayang deh."

"Gue emang baik dari lahir kalau lo pada lupa," ucap Kenan menyombongkan diri.

"Baru gitu aja udah langsung terbang," Justin menatap sinis ke arah Kenan.

"Tau nih lo," ucap Rimba sambil menulis tugas yang ditulis Nella di papan tulis. Ciri-ciri anak rajin.

"Gue gak terbang hanya saja menyombongkan diri," ucapnya membenahi jambul rambutnya dengan tangannya.

"Gue dengar dari tetangga gue kemarin. Orang yang banyak sombong besoknya mati karena tersengat listrik. Nah waktu itu dia lagi benerin rambutnya tuh pakai tangan," sindir Justin.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang