Bab 33

120 14 25
                                    

Seorang pemuda tampan tengah membanting barang yang berada disekitarnya. Setelah dirinya tadi membaca buku diary gadis yang ia cintai. Perasaan menyesal langsung menyelimutinya.

"Kenapa ini semua harus terjadi? Bukannya lo dulu bilang sama gue kalau lo akan pergi setelah mendapatkan izin dari gue? Dan sekarang, lo ingkar janji sama gue!" Pemuda itu tampak frustrasi. Ia semakin gencar untuk menghancurkan semua barang yang berada disekelilingnya.

"Apa dengan lo hancurkan barang-barang milik dia, lo bakal bisa ketemu sama dia lagi?" Kenan datang menghampiri sahabatnya itu dengan bersedekap dada. Pemuda itu langsung mengalihkan pandangannya. Ia berlari dan meminta penjelasan.

"Ken, lo bilang sama gue sekarang. Ini semua bohong kan? Gak mungkin kan dia meninggal gitu aja? Kan dia belum dapat izin dari gue, jadi gak mungkin kan dia beneran tinggalin gue?" tanya Andre.

Kenan menghela nafas berat. Mengapa semuanya menjadi seperti ini? Ia tahu jika sahabatnya itu tengah terpuruk. Tapi, apa yang harus ia lakukan?

"Sampai kapan lo kayak gini? Ini semua nyata, Ndre. Mulai sekarang, lo ikhlaskan dia. Dia udah tenang di sana." Kencan menepuk pundak Andre memberi semangat.

"Gak. Gue tau lo suka sama Bella, tapi gak kayak gini caranya. Kalau lo gak suka sama gue karena gue deketin Bella dan sampai akhirnya lo cemburu, gue ikhlasin dia buat lo. Tapi, bilang sama gue kalau ini semua bohong," ujar Andre.

Kenan menggelengkan kepalanya. "Ini nyata!" ujar Kenan penuh penekanan.

"Kenapa dia harus ninggalin gue? Apa karena dia udah nyerah? Dulu, dia pernah bilang sama gue kalau dia udah lelah. Dan sekarang, dia nyerah gitu aja?" Andre tertawa hambar.

"Lo tau apa yang ngebuat dia bertahan sampai disini?" tanya Kenan dan dibalas gelengan oleh pemuda itu.

"Itu karena elu. Dulu, waktu gue ketemu sama dia di SMP, dia bilang ke gue kalau dia udah nyerah, dia nyerah karena semuanya yang ia mau gak sesuai dengan apa yang dia harapkan." Kenan mulai bercerita awal pertama kali dia ketemu dengan gadis itu.

"Tapi, pertengahan tahun. Dia pindah, gue gak tau dia pindah kemana. Yang jelas, waktu itu dia pernah bilang kalau dia bakal kembali pada saat semuanya sudah baik-baik saja. Dua tahun gue nunggu dia tapi gak ada hasilnya."

"Maka dari itu, selama ini gue gak pernah deketin cewek-cewek karena gue masih ingat sama dia. Gue udah jatuh ke dalam pesona dia sebelum lo datang dan menghancurkan semuanya. Disitu gue gak nyalahin lo karena ini bukan kesalahan lo, karena ini murni takdir." Andre diam menyimak apa yang diucapkan oleh Kenan.

"Pada saat dia sekolah di sekolah kita, gue seneng banget. Maka nya gue selalu cari masalah sama dia hanya untuk mengobati rasa rindu gue ke dia. Tapi, gue ngerasa aneh sama dia, kenapa dia gak kenal sama gue. Saking penasarannya gue kenapa dia gak ingat sama gue, gue sampai selidiki penyebab apa yang terjadi sebenarnya. Orang suruhan gue bilang kalau dia mengalami kecelakaan dan amesia. Disitu gue ngerasa kecewa karena apa yang gue harapkan gak sesuai dengan apa yang terjadi." Kenan menjeda ucapannya. Rasa sesak itu kembali muncul.

"Pas gue liat tatapan dia ke elu, gue udah bisa buktiin kalau dia punya rasa sama lo. Gue gak bisa ngehalangin hubungan kalian berdua. Setiap hari gue jodohin kalian tanpa berfikir perasaan gue sendiri. Gue bahagia ngeliat kalian bisa bersatu, tapi di satu sisi gue juga kecewa, seharusnya gue yang ada di posisi itu, bukan elu. Gue gak bisa maksa Bella buat hidup bersama gue, karena letak kebahagiaan dia itu ada pada diri elu, bukan gue."

Andre tak bisa berbuat apapun. Ini semuanya adalah salah dirinya.

"Gue percayakan semuanya ke elu, tapi dengan seenak jidat lo ngerusak semuanya dan ngebuat Bella menderita. Disitu gue kecewa sama lo, walaupun lo sahabat gue. Tapi rasa kecewa gue lebih besar dibanding rasa persahabatan gue ke elu. Bisa-bisanya lo rusak rasa percaya gue ke elu." Kenan menghapus kasar air mata nya yang mengalir deras.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang