Bab 16

183 17 3
                                    

"Bun! Bella gak mau pindah sekolah." sudah sekian kalinya Bella menolak keras untuk pindah sekolah.

"Nak, dengerin Bunda ya. Bunda tau kamu gak mau pindah sekolah, tapi ini demi kamu juga," ucap Icha memberitahu.

"Pokoknya Bella gak mau pindah sekolah. Apa salah nya kalian nurutin kemauan Bella. Selama ini Bella selalu nurutin kemauan kalian, tapi apa balasan kalian buat Bella?"  Bella mengeluarkan unek unek nya.

"Pokoknya Opa gak mau tau, besok kamu harus pindah ke sekolah Rimba!" Final Rey tak bisa dibantah.

"Dasar egois!" ucap Bella emosi.

"Opa kayak gini juga untuk kebaikan kamu Bella. Kamu cucu perempuan Opa satu satunya. Opa mau yang terbaik buat kamu," ucap Rey.

"Terserah," ucap Bella lalu melenggang pergi.

Bella segera berlari ke kamarnya. Tak lupa ia menutup pintunya kencang sehingga menimbulkan suara yang nyaring.

"Huft. Apa yang harus kita lakukan supaya Bella menerima keputusan ini?" tanya Icha menghela nafas.

"Gak tau lah pusing," ucap Rimba melenggang pergi ke kamarnya.

"Anak itu gak ada sopan santun nya ya. Udah tau ada orang tua disini," ucap Reana jengkel.

Mereka semua hanya diam. Toh kalau mereka menentang ucapan Reana, bukannya hubungan mereka membaik, malah semakin memburuk.

***

"Sialan! Kenapa kayak gini sih jadinya. Ini bukan kemauan gue kayak gini," gerutu wanita itu.

"Apa yang harus gue lakuin supaya apa yang mereka rencanain gagal total!"

Wanita itu mulai berfikir keras. Apa yang harus ia lakukan kedepannya.

Apakah ia harus membunuhnya secara langsung?

Tapi itu terlalu cepat.

Lalu apa yang harus ia lakukan?

Disatu sisi ia mau dia mati dengan cepat. Namun, disisi lain ia tak mau mengkhianati suaminya.

"Arghh sialan! Apa yang harus aku lakukan! Mengapa semuanya sungguh rumit!" teriak wanita itu frustasi.

Ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

"Cepat temui saya di kafe xxx," perintahnya memutuskan panggilan secara sepihak.

Ia langsung keluar dari rumah besar itu dengan terburu buru. Lalu memasuki mobilnya dan berjalan menuju tempat dimana ia membuat janji.

Tak disangka ada seseorang yang mendengarkan ucapannya sedari tadi.

"Ternyata benar dugaannya selama ini. Semua akar permasalahan nya ada pada dia. Dasar bodoh," gumam seseorang tersenyum miring.

Ia mulai mengikuti langkah kemanapun wanita itu pergi.

Disisi lain wanita itu sudah sampai di tempat ia membuat janji dengan seseorang. Lalu ia mencari tempat kosong.

"Terima kasih karena sudah mau menunggu ku," ucap seorang lelaki itu tak enak.

"Ah tak apa. Aku juga baru sampai juga," ucap wanita itu.

"Silahkan duduk jangan berdiri terus," ucap wanita itu.

"Ah iya terima kasih," jawab pria itu.

"Apa yang membuat mu menyuruh ku kesini?" taanya lelaki itu to the point.

"Tak bisa kah kita makan atau minum dulu?" tawar wanita itu.

"Astaga bagaimana aku lupa. Maaf kan aku," ucapnya.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang