Bab 28

116 17 3
                                    

Bella juga ketiga temannya sudah berada di kantin saat ini. Dikarenakan kelas keduanya sedang les kosong, maka mereka berempat memutuskan untuk ke kantin saja.

"Selama gue gak sekolah, ada kejadian apa aja yang terjadi?" tanya Bella yang tengah menikmati makanan nya.

"Banyak," jawab Lea.

"Salah satunya?" tanya Bella lagi.

Tiba-tiba keadaan kantin menjadi ramai. Keempatnya mengalihkan pandangannya ke arah itu.

"Itu salah satunya." Thata menunjuk kearah Andre juga teman temannya.

"Cewek itu bukannya-"

"Dia Katya, adik kandung Rimba," potong Laura.

Bella mengangguk paham. Ada rasa tak rela melihat Katya yang tengah dirangkul oleh Rimba. Ditambah lagi gadis itu yang sudah merebut paksa kebahagiaannya.

"Gue tau lo gak rela kan kalau posisi lo ditempatin kayak gitu?" tanya Aina yang melihat ekspresi wajah Bella yang tak suka melihat itu.

Bella menggeleng cepat. "Penipu emang pantas bersanding dengan penipu!"

Ucapan Bella membuat ketiga temannya terdiam.

Tiba-tiba saja, cewek yang diceritakan oleh mereka berempat sudah berada didepan mereka.

"Hai! Boleh gabung gak? Soalnya meja lain udah penuh," pinta Katya pada Bella dan teman temannya.

Lea mengangguk mengiyakan. "Duduk aja, lagian ini sekolah bukan punya kita kok."

Katya bersorak senang. "Bang Rimba, sini!" teriak Katya memanggil Rimba.

Rimba yang dipanggil menoleh cepat. Lalu berjalan menuju meja Bella dan disusul oleh teman-temannya.

"Loh Bella? Lo udah sekolah? Lo dari mana aja anjir, gue cariin lo juga," ujar Kenan dengan wajah terkejutnya.

Bella menyengir lebar. "Sorry, gue gak bermaksud untuk buat lo khawatir kok."

"Lo kemana aja?" tanya Andre pada Bella.

"Gue kemarin koma di rumah sakit. Makanya gue gak sekolah selama beberapa bulan." Sayangnya Bella hanya bisa menjawab didalam hatinya.

"Gue ke luar negeri. Biasa lah, masalah gue terlalu banyak, jadi gue butuh refreshing buat dinginkan pikiran gue," jawab Bella.

"Sialan! Bisa bisanya lo ke luar negeri tapi gak kasih tau kita. Lo tau, Rimba, bang Aiken, bang Aiden, bang Aris, Herman, Tristan pada khawatir sama lo," pekik Vina kesal.

"Apalagi nih ya Katya, dia khawatir banget sama lo, sampai sampai dia gak mau makan karena lo gak ketemu ketemu," lanjutnya.

"Oh ya? Tapi kok dia masih hidup sih? Bukannya lo bilang dia gak mau makan?" Bella menunjuk kearah Katya yang masih setia menunduk.

"Iya ya, gue juga heran sih. Apa jangan jangan dia cuma caper aja supaya dapat perhatian?" Lea yang tiba tiba menyambung ucapan Bella.

Aina tertawa keras. "Gue juga heran sih ya, dulu aja katanya gak akan berulah lagi, eh sekarang apa kata? Beda lagi cuy!"

Penduduk kantin sekolah terdiam bingung akan ucapan Aina yang cukup kencang. Hingga membuat mereka semua mendengar jelas.

"Namanya juga penipu, gak mungkin lah dia bakal jujur," sahut Bella menyudahi acara makannya.

"Terus terus, Bell? Lo bakal diam aja gitu? Untuk yang kedua kalinya dia menghancurkan kebahagiaan lo? Apa lo gak mau balas dendam?" tanya Laura memanas manasi Bella.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang