Bab 23

138 17 8
                                    

"Kepada seluruh siswa dan siswi harap berkumpul di aula sekolah. Sekali lagi saya tegaskan seluruh siswa dan siswi harap berkumpul di aula sekolah. Sekarang!"

Pemberitahuan itu langsung menggema di seluruh penjuru SMA Galaksi. Seluruh siswa dan siswi berbondong-bondong menuju aula sekolah.

"Bella lo cepet napa sih. Lama banget. Lo ngapain aja sih di toilet," teriak Vina sahabat Kinan.

"Sebentar napa sih. Dari tadi teriak teriak mulu lo," ujar Bella keluar dari toilet dengan wajah cemberut.

"Ya lagian elu lama banget sih. Ditungguin dari tadi juga," ujar Vina kesal.

"Udah mending sekarang kita ke aula aja. Berantem nya di pending dulu ya," ujar Kinan menarik tangan Bella dan Vina.

Ketiganya berlari lari di koridor sekolah hendak pergi menuju aula. Namun pada saat mereka bertiga hendak menuju aula, ketiganya terhuyung kebelakang dikarenakan Bella di dorong oleh seseorang.

"Apa apaan sih lo. Kalau jalan yang bener dong, asal main dorong dorong aja lo. Jalan se luas ini bisa bisanya lo nabrak orang. Mata di pake mbak," ujar Vina bangkit dan membersihkan belakang rok nya yang sedikit kotor.

"Ya sorry. Gue kira tadi gak ada orang. Lagian jalan yang bener jangan lari lari dong," ujar Lisa.

"Sebenarnya mau lo apa? Kenapa lo selalu mengganggu ketenangan gue? Salah gue apa sih sebenarnya sama lo?" Tanya Bella berurutan.

"Lo mau tau salah lo apa?" Lisa berjalan mendekati Bella.

"Salah lo adalah lo lebih memilih dua cewek kampung ini dibanding gue dan teman teman gue," lanjut Lisa.

"Lah salah gue kalau berteman sama mereka? Setidaknya mereka tidak fake seperti elu dan teman teman lo," ujar Bella menarik tangan Vina dan Kinan.

"Sialan! Tuh anak makin lama makin berani sama kita. Gak bisa di diemin ini," ujar Mila mengepalkan tangannya.

"Cabut," perintah Lisa melenggang pergi entah kemana.

***

"Sumpah ya tuh orang bikin gue kesel tau gak. Gue kira mereka temenan sama gue tulus. Eh nyatanya kagak. Malah mencari kesempatan dalam kesempitan lagi," ujar Bella menghentak kan kakinya kesal.

"Udah jangan di pikirin. Mending sekarang kita ke aula aja. Acara udah mau di mulai," ujar Kinan menggiring teman temannya masuk ke dalam aula.

"Sudah berkumpul semuanya?" Tanya pak kepala sekolah yang tak lain adalah ayah dari Andre.

"Sudah pak," teriak salah satu siswa anggota PKS.

"Baik sebelumnya saya selaku kepala sekolah meminta maaf kepada kalian karena sudah mengganggu acara belajar kalian semua. Saya hanya ingin menyampaikan bahwasanya minggu depan adalah acara tahunan sekolah ini. Jadi saya harap kalian semua bisa berpartisipasi untuk menyumbangkan bakat kalian untuk acara minggu depan," jelas pak kepala sekolah.

"Untuk itu saya minta siswa maupun siswi yang memiliki bakat tertentu seperti dance, menyanyi, atau sebagainya harap mendaftarkan diri kepada anggota OSIS. Dan buat kalian yang ingin ikut silahkan saja. Dan selebihnya saya serahkan kepada anggota OSIS untuk membuat jadwal acara apa saja yang akan di gelar," sambung pak kelapa sekolah.

"Selamat siang. Saya tidak akan perbanyak bicara disini. Jika kalian ingin ikut silahkan daftar diri kalian sendiri. Anggota OSIS akan keliling ke kelas kalian guna mencari peserta yang ingin ikut. Untuk acara apa saja yang akan di rekomendasikan pada saat acara tahunan itu, kalian bisa melihat sendiri di mading esok hari. Sekian terima kasih." Ketua OSIS langsung turun dari mimbar.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang