Bab 01

662 66 13
                                    

Hai, absen dulu, yuk.

Sebutkan nama kalian plus tempat tinggal kalian.

Langsung di jawab ya.

Jangan lupa spam komen di setiap paragraf nya!

Happy Reading!












Pagi hari yang cerah, seorang gadis cantik bak dewi Antlantik masih bergulat hebat dengan kasur queen size nya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar namun sang pemilik kamar enggan menghiraukan suara ketukan itu.

Bukan bangun ia malah mengeratkan dirinya dengan selimut motif strawberry itu.

Ceklek

Pintu terbuka lebar menampakkan pria ganteng yang tak lain adalah abang Bella yang bernama Aris Renandika Putra Vallen, anak pertama dari pasangan Naufal  Vallen dan Ratna Icha Arabella.

"Dek, bangun udah siang kamu gak bangun," ucap Aris dengan menepuk nepuk pipi chubby milik Bella.

"Hm iya Bella udah bangun," ucap Bella dengan mata tertutup.

"Kamu mau sekolah gak kalo gak sekolah abang bakal izinin ke guru kamu supaya kamu puas untuk tidurnya," ucap Aris mengancam.

Bella langsung membuka matanya dan langsung ngacir pergi kekamar mandi.

Aris langsung menggeleng gelengkan kepalanya tak menyangka akan kelakuan adik kesayangannya.

"ABANG JANGAN IZININ BELLA UNTUK GAK SEKOLAH BELLA KAN UDAH BANGUN BELLA MAU SEKOLAH," teriak Bella dari dalam kamar mandi.

"IYA MAKANYA KAMU CEPET MANDINYA KALO GAK KAMU ABANG IZININ SAMA GURU KAMU SUPAYA KAMU GAK SEKOLAH," teriak Aris dari luar kamar mandi.

Aris langsung keluar dari kamar itu sebelum sang pemilik mengamuk padanya.

Bella sudah rapi dengan pakaian sekolahnya ia langsung keluar dari kamar dan terburu buru menuruni anak tangga.

"Tumben pakai tangga? Biasanya juga pakai lift?" tanya Aiken. Ia sudah hapal akan kelakuan adiknya ini.

"Lagi malas berdiri. Makanya pakai tangga." Bella langsung menyerobot roti milik Rimba tanpa rasa bersalah. Sedangkan sang pemilik hanya diam. Ia sudah hapal apa yang akan di lakukan oleh adiknya.

"Lain kali kalau mau makan makanan punya orang tuh bilang jangan asal main ambil-ambil aja. Belum tentu makanan yang kamu ambil dari orang itu bakal diam aja." Bella hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana, apa kamu sudah berhasil menemukan dimana sahabat masa kecil kamu itu?" tanya Aiden. Bella hanya menggelengkan kepalanya. Nafsunya untuk berbicara kepada siapapun hilang seketika.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Icha. Bella hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Sudah sudah semuanya langsung makan aja ntar kita bahas lagi". Ucap Naufal.

Semuanya langsung mengambil posisi ditempat masing masing. Hanya ada detingan suara sendok dan garpu yang bertarung di atas piring.

"Bella langsung berangkat," ujar Bella dengan mendorong kursinya sehingga terdengar decitan yang cukup nyaring.

"Kamu berangkat sama siapa kan kita masih makan," ucap Aiden.

"Bella udah besar jadi gak perlu diantar antar lagian ada Kenzo yang selalu ada disamping Bella," ucap Bella dengan nada ketus.

Bella keluar dengan menghentak hentakkan kakinya. Sangking kesalnya ia tak nampak jika ada pot besar didepannya sehingga ia terjungkal kedepan.

"Awshh gimana sih nih pot nya kurang kerjaan banget berdiri disini," ucap Bella kesal.

"Non, non gak papa kan gak ada yang luka kan?" tanya Bi Anum, pembantu dirumah Bella.

"Gak papa kok bi cuman jatuh doang gak sampek patah tulang," ucap Bella tersenyum manis. Namun tidak untuk hatinya. Ia terus terusan mengumpat kesal.

"Ngapain lo duduk di lantai kayak gitu? Kayak gak punya tempat duduk yang enak aja." Dia Tristan. Sepupunya yang paling nyebelin.

Bella tak menjawab pertanyaan dari Tristan. Ia segera berdiri dan menatap sinis pemuda itu.

Bella mengendarai motor maticnya dengan kecepatan sedang. Membela jalanan ibukota yang cukup padat.

Bella turun dari motor maticnya dan mengecek apa yang terjadi dengan motor itu.

"Ish nih Kenzo kenapa sih gak biasanya mogok kayak gini" ucap Bella dengan menendang ban motor matic itu.

Mood nya sudah hancur dikarenakan abangnya tadi. Dan sekarang dirinya harus mendorong motornya ke bengkel? Oh tidak. Ia tak akan melakukan hal itu.

Ia melihat sekeliling apakah ada angkutan umum yang melintas di daerah itu. Dikarenakan daerah itu cukup sepi jadi sedikitnya angkutan umum yang melintas.

Tak lama kemudian datang motor sport warna hijau dan berhenti di depan Bella seraya membuka helm nya.

"Motor lo kenapa ada masalah?" tanya orang itu.

"Gak tau, paling juga mogok." Bella mengecek ponselnya. Namun tak ada satupun notifikasi masuk di ponselnya.

"Mau bareng sama gua?" tanya orang itu.

"Gue gak kenal sama lo, jadi jangan sok baik deh sama gue." Bella menatap sinis orang itu. Sedangkan orang itu merotasikan matanya dengan malas.

"Gue bukan penculik. Lebih baik lo terima aja deh tawaran gue. Daripada lo telat?" tawar orang itu sekali lagi.

"Kalau gue nolak gue bakal di hukum sama bu Indah. Kan gak enak. Tapi kalau gue terima tawaran dia terus tiba-tiba dia culik gue bagaimana?" tanya Bella pada hatinya.

"Lama lo." Orang itu menarik tangan Bella dan memakaikan helm di kepala gadis itu.

Kini posisi mereka cukup romantis. Tinggi Bella tak sebanding dengan tinggi orang itu. Kulit putih bersih pemuda itu membuat Bella betah berlama-lama melihat wajahnya.

"Gak usah liatin gue seperti itu. Gue tau gue ganteng tapi biasa aja kali." Bella tersentak ketika orang itu tau jika dirinya sedari tadi memperhatikan dia.

"Dih, apaan dah. Gue tuh tadi cuma ngeliat mata lo yang ada belek nya. Jorok amat dah jadi cowok mandinya gak bersih," elaknya.

"Halah banyak amat dah alasan lo. Udah mending sekarang lo langsung naik aja deh. Ntar lagi udah mau bel." Bella langsung naik motor pemuda itu yang cukup tinggi. Untungnya dirinya sudah terbiasa menaiki motor seperti ini.

"Tutupi paha lo. Gue gak mau orang-orang berfikiran aneh sama gue." Orang itu langsung melemparkan jaket yang ia pakai tadi ke gadis yang berada di belakangnya.

Bella tak banyak tanya, ia langsung menutupi pahanya dengan jaket itu.

Motor besar itu melaju dengan cepat dikarenakan jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan.

"Sekolah lo dimana?" tanya orang itu sedikit berteriak.

"SMA Cakrawala."

•••••

Oke, cukup sampai disini aja dulu. Nanti kita lanjut lagi, oke?

Untuk nama sekolahnya aku rubah dikit. Yang awalnya SMA Vallen, kini menjadi SMA Cakrawala. Untuk part satunya juga banyak yang aku rubah. Alurnya juga sedikit berbeda. Jadi, aku anjurkan buat kalian untuk membaca ulang cerita ini agar tau apa isi dari cerita ini.

Yuk, spam komen jangan lupa agar aku cepat up nya.

TBC....

Publish: 27 November 2020
Republish: 18 April 2021

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang