Bab 31

95 17 12
                                    

Gadis itu menyudahi acara makannya. Ia mengambil tisu lalu mengelap noda yang ada di bibirnya.

"Gini deh ya. Coba lo pikir, kalau misalnya memang gue bener yang donor kan paru-paru itu buat dia. Gak mungkin gue bisa ketemu sama lo dengan nafas gue yang sangat lancar. Kan seharusnya gue harus pakai ventilator supaya gue bisa nafas." Bella menyeruput minumannya. Tenggorokan nya terasa kering saat ini.

"Lantas, lo bilang sama gue kalau gue yang donor kan? Apa itu mungkin?"

"Jadi bukan elu yang donor kan?" tanya Andre dan dibalas gelengan oleh gadis itu.

"Terus siapa dong yang donor kan paru-paru itu?"

"Lo tanya sama orang yang salah tau gak. Lebih baik lo tanya aja sama keluarganya, jangan sama gue. Karena menurut gue itu gak penting."

"Kenapa lo ngomong kayak gitu? Dan kenapa juga lo gak suka banget sama dia?" tanya Andre.

"Penting gue jawab pertanyaan lo itu?" tanya balik Bella.

"Ya enggak sih. Cuma gue bingung aja gitu, kenapa lo bisa gak suka sama dia. Kalau menurut gue ya, dia itu baik. Cuma karena masa lalu dia yang kurang mengenakan, makanya dia dikira jahat," jawab Andre.

"Lo ngajak gue ketemuan cuma mau bahas kayak gini doang? Gak penting tau gak." Bella bangkit dari duduknya hendak pergi. Namun sebuah tangan kekar mencengkal tangannya.

"Bukan cuma itu doang sih, ada hal lain yang mau gue bicarakan sama lo," ujar Andre.

Bella kembali duduk. "Mau bicara apa? Kalau gak penting, gue mau balik."

"Gue mau ngomong kalau sebenarnya gue-" ucapan pemuda itu terpotong karena sebuah panggilan masuk di ponsel milik pemuda itu.

"Kenapa?"

"Kesini buruan. Katya ngedrop."

"Lah kok bisa?"

"Nanti gue jelasin. Lo kesini aja."

"Otw." ia langsung menutup ponselnya.

"Gue duluan ya. Katya ngedrop soalnya." Tanpa mendengarkan ucapan gadis itu, Andre langsung ngacir pergi.

"Lagi dan lagi gue harus merasakan apa yang seharusnya gak gue rasakan."

Ia langsung beranjak pergi dari kafe itu. Sebelumnya ia sudah meletakkan beberapa uang untuk membayar makanan mereka tadi.

Gadis itu menatap kosong jalanan. Seharusnya jam segini supirnya sudah stay di depan kafe itu, tapi kenapa sekarang tidak ada?

Ia berhenti di pinggir trotoar dikarenakan sudah lampu hijau. Padahal tadi masih lampu hijau, kenapa sekarang sudah berubah lagi? Kan dirinya harus menunggu sekarang.

Terdengar jika dari arah kanan sebuah klakson melengking di indra pendengarannya.  Ia mengalihkan pandangannya dan melihat orang yang sangat ia kenal tengah melintasi jalan tanpa melihat sekelilingnya.

Ia berlari kearah orang itu, namun kalah cepat. Pemuda itu tertabrak oleh sebuah mobil pik up yang tengah melintas.

Brak

Seketika air matanya meluncur dengan cepat. Apa yang ia lihat sekarang adalah sebuah mimpi yang tak akan pernah terjadi.

Tubuh orang itu sudah berlumuran oleh darah kental yang berasal dari tubuh pemuda itu.

"CEPAT PANGGIL AMBULAN!" Gadis itu menangis deras. Banyak sudah yang mengelilingi mereka.

Tak lama kemudian, ambulan datang. Tubuh pemuda itu langsung dilarikan kerumah sakit terdekat.

ETERNALLY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang