Hai semuanya, gimana kabarnya?
Sebelum kalian baca, jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya ya.
Spam nama Gibran dulu nih 👉
Cowok alim 👉
Playboy cap Lang 👉
Happy reading ❤️
18. Keanehan Ziva.
Angel dan Gibran sudah berada di sekolah mereka. Para siswa siswi sudah tidak heran lagi melihat mereka berangkat bersama. Hubungan angel dan Gibran sudah diketahui oleh banyak orang.Tidak ada satupun dari mereka yang dapat membully angel karena dekat dengan Gibran. Gibran mengancam jika angel-nya terluka sedikitpun, maka dia tidak akan ragu untuk membuat orang itu hilang dari dunia. Tentu saja tidak ada yang berani melanggar ucapan Gibran.
"heh, masih pagi udah berduaan aja Lo pada. Ngerusak pemandangan." sewot Steven yang melihat kedekatan angel dan Gibran.
"diam aja deh lo. Kalau gak mau lihat tinggal tutup mata. Ribet amat." sarkas Gibran.
"duh pak bos. Biasalah karma orang playboy kayak gitu tuh. Iri sama kita-kita gini." ujar galang yang baru sampai di sekolah dengan hane.
"gua gak iri kok. Cuman kalian aja yang ngerusak pemandangan. Berdosa banget kalian berdua ini." elak Steven.
"udah Steven. Lebih baik Lo balikan aja sama sahabat gua, ziva. Kayaknya dia juga masih cinta sama Lo. Lo tega banget tau gak sama sahabat gua." ujar hane.
"dih, males banget gua balikan sama si ziva. Dah gak level keles." ujar Steven.
"halah. Bilang nya jijik, padahal tadi malam Lo sibuk nanya ke gua doa biar bisa balikan sama mantan." ujar galang yang ingat semalam Steven merengek kepadanya untuk memberi tahu apa doa supaya bisa balikan dengan mantan.
"buka aib babi!" umpat Steven.
"gua gak buka aib kok. Cuman itu kan memang kenyataan." ucap galang santai.
Steven menatap tajam kepada galang. Huh, jika saja ia punya kantong ajaib Doraemon, ia sangat ingin menghilangkan mulut sahabatnya ini. Tidak bisa menjaga rahasia. Mulut ember.
"dahlah, gua ke kelas duluan. Banyak ayang beb yang lagi nungguin gua." ujar Steven lalu berjalan kearah kelasnya.
"han, ke kelas yuk!" Ajak angel kepada hane.
"kalian berdua biar kita aja yang antar." ujar galang yang diangguki oleh Gibran.
"gak usah. Kita bisa jalan dari sini ke kelas kok. Lagian juga gak bakalan ada preman disini." ujar angel.
"terserah deh." pasrah Gibran dan galang.
Angel dan hane tersenyum puas mendengar itu. Kedua gadis cantik itu segera melangkah kakinya menuju kelas mereka.
Sesampainya di kelas para murid sudah ramai. Wajar saja, sebentar lagi bunyi bel masuk akan berdering. Dan tidak ada murid yang ingin mendapatkan hukuman karena telat.
"eh, ngel. Si ziva mana ya?" tanya Hane dengan pandangan yang sibuk mencari satu sahabatnya itu.
"iya, ya. Apa dia telat ya?"
"tumben tuh anak telat. Biasanya dia Dateng pagi banget. Pagi-pagi udah bikin gosip." ujar hane.
Seorang cowok berbadan tegap menghampiri mereka berdua. "kalian sahabatnya ziva kan? Tau gak kenapa dia gak masuk?"
Angel dan Hane mengalihkan pandangannya ke arah cowok itu. Dia taiger. Ketua kelas mereka.
"enggak ger, bahkan kita juga bingung kenapa tuh anak gak masuk." jawab Hane.
"yaudah deh. Kalau kalian tahu kabarnya bilang ke gua ya. Soalnya data absen nya mau gua kumpul ke guru." ujar taiger
"oke."
"han, coba deh kamu telfon ziva. Tanyain kenapa dia gak masuk." titah angel.
"oke bentar."
Hane mengambil ponselnya yang bersarang cantik di saku baju seragamnya. Jarinya sibuk mendial nomor sang sahabat. Setelah terhubung, dia mendekatkannya ke telinga.
"halo ziv." ujar Hane.
"halo Han?" jawab ziva di seberang sana. Suara ziva tampak bindeng. Entahlah kenapa.
"lo dimana? Kenapa gak masuk sekolah? Mana gak izin lagi." ujar Hane.
"sorry, gua ada urusan penting. Gua tutup dulu ya."
"eh tu-"
Tut!
Aneh sekali. Kenapa ziva seperti buru-buru begitu? Apa yang disembunyikan oleh gadis itu sebenarnya.
"gimana?" tanya angel yang penasaran.
"aneh. Masa si ziva kayak buru-buru gitu matiin telponnya. Udah gitu tadi suaranya bindeng, dan kayak banyak suara orang gitu." ujar Hane.
"apa jangan-jangan ziva habis nangis? Tapi kenapa ya?" heran angel.
"gak mungkin dia nangis karena Steven. Jika iya pun gak bakal separah ini suaranya. Gue yakin sih ini dia nangis sepanjang malam. Tapi yang aneh, kenapa dia kayak di tempat yang lagi ramai gitu ya. Gue denger tadi banyak orang-orang yang lagi ngobrol gitu." ujar Hane.
"udahlah. Nanti dia pasti kasih tahu kita. Mungkin sekarang dia belum bisa kasih tau." ujar angel.
"yaudah deh."
"eh, tapi gimana kalau pulang sekolah kita kerumah ziva aja? Soalnya gue penasaran banget ngel." lanjut Hane.
"oke, tapi aku izin ke Gibran dulu ya."
"iya."
-GIBRAN-
Di lain sisi, seorang gadis cantik menatap nanar ke layar ponselnya. Ia menyesali karena telah berbohong kepada sahabatnya. Namun, ini semua diluar dugaannya. Ia tidak pernah menyangka akan pergi sejauh ini dari sahabatnya.
"maaf Han, ngel. Gua gak bisa ada di sisi kalian terus. Gua harus pergi, maaf."
"ziva, ayo cepat. Pesawatnya akan segera take off!" ujar pria paruh baya yang tak lain adalah ayah ziva.
"iya yah."
-GIBRAN-
Gimana sama part ini?
Spam next dulu dong 👉
Kira-kira ziva kenapa ya?
Mau titip salam apa buat gibran?
Angel?
Galang?
Hane?
Ziva?
Steven?
Atau, yoyo?
Follow Instagram 🔽
@wattpad.yoyo
@yolandzz_
@blackrose.gang_official
@Alexandergibran_
@alexndr.angel
@Galangsadewa_
@haneula_carltt
See you guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN [TAMAT]✓
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP! HARAP FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. ] - Kita sama namun tidak bisa bersama - #2in_Keterpurukan [3/5/21] Alexander Gibran Pranadipta. Pemuda yang memiliki nasib beruntung karena bisa menjadi adik angkat dari ora...