Hai semuanya, gimana kabarnya?
Semoga baik ya.
Maaf udah lama gak up.
Kayaknya part ini bakal ada unsur bawangnya.
Happy reading....
19. Kehilangan
Seperti janji mereka, setelah pulang sekolah mereka-hane dan angel pergi ke rumah ziva. Sebelum itu pastinya mereka berdua akan izin terlebih dahulu kepada Galang dan Gibran. Memang sulit untuk mendapatkan izin dari kedua cowok itu, namun dengan rayuan mautnya mereka mendapatkan nya.
"han. Kok rumahnya sepi ya." ujar angel ketika melihat keadaan rumah ziva yang sepi.
"gak tau juga gua" jawab Hane
Mereka berdua mengetuk pintu rumah ziva. Tak lama munculah seorang asisten rumah tangga. Hane kenal siapa orang itu. Bibi itu memang sudah lama bekerja di rumah ziva.
"assalamualaikum" salam Hane dan angel.
"waalaikumsalam. Ada apa ya non?" tanya bibi itu.
"ziva nya ada bi?" tanya Hane.
Bibi itu nampak berpikir sebentar. "non ziva sudah pergi sama tuan besar."
Hane memiringkan kepalanya. Aneh. Ia tahu hubungan ziva dan ayahnya tidak akrab. Mereka hanya pergi berdua jika ada sesuatu yang sangat penting
"pergi kemana bi?"
"ke-"
Belum sempat bibi itu menyelesaikan ucapannya. Suara telefon rumah terdengar. Dengan sigap sang bibi berjalan kearah telepon itu.
Hane dan angel saling tatap. Jujur mereka penasaran dengan apa yang dibicarakan bibi itu. Pasalnya raut wajah bibi itu nampak sangat terkejut bercampur khawatir.
"kenapa bi?" tanya Hane ketika bibi itu sudah menyelesaikan telponnya.
"non ziva-"
-GIBRAN-
Gibran, Galang dan Steven tengah asik mengobrol dengan sekumpulan gang mereka. Banyak sekali bungkus makanan ringan yang berserakan. Belum lagi sisa puntung rokok yang bertebaran. Namun, Gibran cs tidak pernah menghisap benda itu.
Ponsel Galang berbunyi. Pemuda itu segera mengecek ponselnya. Ternyata kekasih tercinta yang tengah menelponnya.
"gua kesana dulu. Hane telpon." pamit Galang kepada temannya sambil menunjuk tempat yang sepi.
"ok."
Setelah merasa jauh dari jangkauan temannya, Galang segera menerima panggilan dari kekasihnya.
"halo sweety. Ada apa?" senyum Galang perlahan memudar ketika mendengar Isak tangis dari kekasihnya.
"kamu kenapa?"
".............."
"kamu tenang ya. Aku segera kesana sama Gibran dan Steven. Oke?"
Setelah panggilan nya terputus. Galang mengalihkan pandangannya ke Steven. Pemuda itu tengah tertawa lebar bersama teman-teman yang lainnya. Namun, entah ia akan bisa tertawa setelah ini atau tidak.
Dengan segera galang menghampiri kedua sahabatnya itu.
"ziva meninggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN [TAMAT]✓
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP! HARAP FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. ] - Kita sama namun tidak bisa bersama - #2in_Keterpurukan [3/5/21] Alexander Gibran Pranadipta. Pemuda yang memiliki nasib beruntung karena bisa menjadi adik angkat dari ora...