Hai semuanya, apa kabar?
Udah siap baca part ini?
Udah siap spam komen?
Oke, Happy reading 📖❤
4. Tatapan
Bel istirahat berbunyi nyaring. Para siswa langsung bersorak ria mendengarnya. Memang benar, jika istirahat adalah surganya para siswa siswi.
Gibran, galang, dan steven berjalan beriringan menuju kantin. Dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana menambah kesan cool mereka bertiga. Para siswi yang melihat itu menggigit kuku mereka. Memang harus diakui, pesona gibran dkk sebagai most wanted sangat menguar.
Mereka bertiga duduk di kursi yang biasa mereka duduki. Tidak ada yang berani duduk di tempat itu. Karena mereka tidak ingin berurusan dengan gibran dkk.
Steven mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Ia menajamkan matanya ketika melihat seorang yang dicari nya kini tengah bercengkerama oleh seorang lelaki.
Rahangnya mengeras melihat itu. Ia langsung berdiri dan mendekati dua orang itu.
Gibran dan galang yang asik dengan ponselnya mengernyit heran melihat tingkah steven. Dengan cepat mereka berdua mengikuti steven. Mereka takut steven akan lepas kendali.
Sedangkan steven langsung memberikan pukulan ke lelaki itu. "Maksud lo apa dekatin ziva? Lo cari masalah sama gue?" bentak steven.
Ziva mendorong kasar tubuh steven. "Apaansih. Apa urusannya sama lo? Kenapa sih lo selalu ikut campur dalam urusan gue?"
Jujur saja, ziva sudah sangat muak dengan kelakuan steven. Ia bertindak seolah mereka masih memiliki hubungan. Padahal hubungan antara ziva dan steven sudah kandas.
Ini namanya mantan tapi posessiv.
Stevan menatap ziva tajam. "Gue cuman gak mau lo salah pilih orang."
Ziva terkekeh. "Gak akan. Gue udah belajar dari masa lalu, kalau gue salah pilih lo."
Steven terdiam.
"Kenapa? Sekarang lo gak bisa bales kata-kata gue?"
"Weis, udah woy. Kagak malu apa diliatin sama banyak orang. Kalau mau adu bacot jangan dikantin sekolah dong." lerai galang.
"Bilangin sama sahabat lo ini lang. Gak perlu dia soksoan jagain gue. Gue udah muak sama dia." desis ziva tajam lalu pergi dari tempat itu.
Sementara itu, hane dan angel berada di kamar mandi. Sialnya, kamar mandi telah penuh. Jadi, mereka harus mengantri untuk memakai kamar mandi.
"Tuh, kosong. Udah cepetan han. Lo duluan sana." tunjuk angel ke pintu kamar mandi yang kosong. Dengan cepat Hane masuk ka sana.
"Aduh, hane lama banget sih. Udah tau kebelet." monolog angel.
Tak lama hane keluar dari kamar mandi. Tanpa sepatah kata pun angel langsung masuk ke dalam sana.
"Et, dah. Tuh anak." hane menggelengkan kepalanya.
Setelah selesai mereka berdua pergi dari toilet dan ke kantin. Tujuan mereka adalah menyusul ziva, karena tadi ziva sendirian ke kantin.
"Mana ya si ziva. Kok gak ada sih." angel sibuk mengedarkan pandangannya untuk menemukan keberadaan ziva.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN [TAMAT]✓
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP! HARAP FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. ] - Kita sama namun tidak bisa bersama - #2in_Keterpurukan [3/5/21] Alexander Gibran Pranadipta. Pemuda yang memiliki nasib beruntung karena bisa menjadi adik angkat dari ora...