Assalamualaikum,
Aku double update nih, seneng gak?
Karena udah mencapai konflik nya jadi aku semangat buat update, hehehe..
Oke, happy reading..
-GIBRAN-
Gibran berjalan cepat memasuki pekarangan mansion queen. Ada hal yang ingin ia bicarakan serius dengan kakak angkatnya itu.
"Kak."
Queen yang sedang fokus dengan laptopnya menoleh kearah Gibran. "Iya? Kenapa, hm?"
Gibran duduk di kursi depan meja kerja queen. "Aku mau tanya sama kakak, apa hubungannya ayah dengan angel."
Queen menatap dalam mata gibran. Ternyata kebenaran sudah mulai terbuka. Jadi, jika ia memberi tahunya bukan masalah yang besar kan?
"Nanti malam, ajak angel dan bunda nya kesini. Kakak akan menjelaskan semuanya." Ujar queen.
"Baik kak." Ujar Gibran lalu keluar dari ruang kerja queen.
"Unclwe, pwangelwan pwulang" ujar pangeran seraya berlari kecil kearah Gibran.
"Cepet bener Lo sekolah bocah. Perasaan baru tadi berangkat." Heran Gibran.
"Iaa tadwi athu habic nonjok emmen unclwe." Ujar pangeran.
"Astaghfirullah, ini anak siapa sih? Masih kecil udah main nonjok nonjok." Decak Gibran.
"Athu anwak mwommy cama dwaddy." Ujar pangeran. Pangeran mengeluarkan belati dari dalam tasnya. Hal itu membuat Gibran membelalakkan matanya. Gila! Anak sekecil ini udah bawa belati kemana-mana.
"Unclwe bwunuh Olang ywok. Athu engen bwunuh Olang yyan adwa dyi enjala awwah tanah." Ajak pangeran.
"Lu aja deh bocah. Gua kagak mau perbanyak dosa lagi. Lagian, yang ada dimana-mana anak kecil itu ngajak main, jajan, makan eskrim. Nah, elu. Ngajak bunuh orang. Emang bener-bener." Decak Gibran seraya menggelengkan kepalanya.
"Ywaudwah, pangelan mwau bwunuh olang dwulu." Ujar pangeran lalu berlari kearah lift.
"Gila! Tu bocah kenapa sih? Kak queen dulu ngidam apa sih? Oh ya, dulu kan kak queen ngidam minta di beliin pulau. Jadi anaknya kayak gini, main bunuh orang seenaknya." Gumam Gibran. "Nah, sekarang gua yang gila. Tanya sendiri ngomong sendiri."
Tidak ingin menambah gila, Gibran segera mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke markas.
-GIBRAN-
Angel masih memikirkan perkataan ayahnya tadi. Dia tidak pernah berfikir jika selama ini dia mempunyai kakak laki-laki. Terlebih, tadi bunda nya bilang, jika bundanya hanya di jadikan pelampiasan ayahnya.
Namun, yang sangat ingin ia ketahui. Siapa nama kakaknya? Dimana kakaknya tinggal? Bagaimana bentuk wajah kakaknya? Dan bagaimana sifat kakaknya?
Apakah ketika ia dan kakaknya bertemu, sang kakak akan menganggap dirinya sebagai seorang adik atau tidak? Apakah kakaknya bisa menyayangi atau tidak? Atau, justru kakaknya membencinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN [TAMAT]✓
Novela Juvenil[ PART MASIH LENGKAP! HARAP FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. ] - Kita sama namun tidak bisa bersama - #2in_Keterpurukan [3/5/21] Alexander Gibran Pranadipta. Pemuda yang memiliki nasib beruntung karena bisa menjadi adik angkat dari ora...