Bagian 27

507 90 3
                                    

"Dasar penyihir sialan!!" Mirajane menendang Erza hingga terlempar cukup jauh keatas melewati lantai 2.

"Si perut buncit!" Erza membalas tidak ingin kalah, melempar Mirajane saat ia berhasil mendarat sempurna di lantai kayu.

"Rambut tajam!"

"Badan tengkorak!"

"Gendut!"

"Mata empat!"

Gray, Cana dan Natsu menatap datar kearah Mirajane dan Erza yang tengah bertengkar,

"Ngomong-ngomong .. dia yang melarang kita untuk tidak bertengkar .. tapi dia sendiri melakukannya .."

" .. hah .. rasanya menjengkalkan sekali .."

"Apa baik-baik saja? apa perlu memanggil (Namamu)?"

Natsu menatap kearah Cana, kembali teringat dengan kejadian beberapa saat lalu, "tadi aku bertemu dengannya,"

"Heh?! kau yang menemuinya!" Gray mundur selangkah dengan tatapan terkejut, "..mustahil!"

"Diam! Aku tidak sengaja bertemu dengannya di hutan .. dia berpakaian seperti pria dan membawa pedang kayu," Natsu menatap kearah telurnya dalam pelukan,

"Kau tidak bersama ke Guild?" Cana menatap polos,

Natsu menggeleng sebagai jawaban, "dia pergi setelah bertemu dengan seseorang didepan pintu," seketika Natsu berubah menjadi kesal, "Ck! Menyebalkan! Apa semua anak bangsawan itu sombong?! Padahalkan dia bisa masuk dulu baru berpamitan?!"

Cana menghela napas lalu tersenyum tipis, "kalau sudah seperti itu mau bagaimana lagi?"

"Mungkin dia punya urusan lain?"

Natsu menatap telurnya lalu mengusapnya perlahan, "mungkin .."

"Oh benar! Bagaiamana kau ingin menetaskannya?" Cana mengalihkan pembicaraan, menatap polos, tersenyum senang ingin tau.

"Apa dihancurkan dengan palu? Aku bisa membantumu!" Gray tersenyum bangga dengan salah satu tangan menepuk dadanya.

"Bilang saja kau ingin memakannya!!" Natsu menatap takut kearah Gray, dengan cepat menjauhkan telurnya.

"Bukan seperti itu .. kita harus menghangatkannya!"

Lisanna, anak perempuan berambut putih keperakan tersenyum ramah kearah mereka bertiga yang sedang berdebat, siapa yang lebih benar.

"Ho!" Natsu berpekik cepat, "aku bisa melakukannya!! Serahkan padaku!" Natsu meletakkan telurnya lalu mengeluarkan sihir apinya,

"Hentikan!!!" Lisanna berpekik terkejut, tindakan Natsu yang spontan membuatnya panik seketika, "kau bisa membakarnya!" anak itu memeluk telur prihatin.

"Jadi ..?"

"Kita harus menghangatkannya! Sihir apimu terlalu panas untuk mengahangatkan telur agar menetas!" peringat Lisanna, "kita membutuhkan sihir cahaya!"

"Kalau itu kita serahkan pada master!!" Gray tersenyum lalu menunjuk ke arah master yang sedang memperhatikan anggota Guild lainnya,

"Tidak bisa!" Lisanna kembali menatap marah, "sihir cahaya master itu berbeda!"

Natsu, Gray dan Cana menghela napas, menatap lelah, "lalu apa..?"

"Kita butuh sihir cahaya (Namamu)-san! bukankah tadi dia bersamamu?" Lisanna melihat sekitar tapi tidak menemukannya, "sihir cahayanya bisa membuat hangat telur ini .. agar cepat menetas.." Lisanna tersenyum manis.

Fairy Tail x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang