Bagian 48

156 29 3
                                    

"Nii-san ... ini menakutkan.. bagaimana jika sihir-sihir itu akan melukaimu?" manik emas milik (Namamu) menatap kearah pria yang lebih dewasa dengan pandangan cemas, "aku tidak seperti kaa-sama yang memiliki sihir penyembuh terbaik di kekaisaran Fiore.

"Kau hanya perlu berlatih lebih giat lagi (Namamu).. aku yakin jika suatu saat nanti kau akan menguasainya,"

Belum mendapat keyakinan, kedua manik emas itu kian menatap cemas,

"Ayo, kau bilang kau ingin masuk kedalam akademi Fiore kan? Kau bilang mau membuktikan dirimu pada kaa-san dan Tou-san jika kau juga hebat,"

Kepala dengan surai emas gadis kecil itu kian menunduk ke bawah, memainkan jari-jarinya gugup, ia memang pernah mengatakannya tapi sekarang ia ragu jika akan berhasil melakukannya.

"(Namamu) apa kau bisa melihat matahari di atas?"

kepala yang sejak tadi menunduk kebawah dengan manik Manik emas yang sejak tadi hanya menatap kearah bawah, perlahan mengangkat kembali mengangkat kepalanya dan menatap kearah sosok pria dewasa yang selalu menemaninya dalam melatih sihir,

"Langitnya .. cerah ya, aku jadi mau berlibur ke pantai,"

"Nii-san!!" (Namamu) memekik,

"hahaha.. akukan cuman bercanda, habis sejak tadi kamu terlihat serius,"

Manik emas yang sejak tadi menatap ragu kini menjadi menatap kesal, tidak lupa dengan jejak air mata yang masih menggenang

"Tapi, memang benarkan? Mataharinya cerah, bahkan masih bisa bersinar meski terjadi hujan dan tertutup awan,"

'Sret'

Gadis kecil dengan manik emas itu tertegun, baginya di dunia ini, hanya pria itu yang memihaknya.

"Maka dari itu (Namamu)! aku percaya jika kau bisa melakukan sihir menakjubkan di masa depan! tidak peduli banyak orang mengatakanmu gagal dengan mana sihir yang tidak terdeteksi dalam tubuhmu, aku akan menjadi sosok yang berada di sisimu,"

(Namamu) terenyum senang, lalu mengangguk cepat, kedua tangannya memeluk sosok itu erat enggan melepaskan,

"Kau hanya mengotori bajuku!" 

(Namamu) mengabaikan, gadis kecil itu tertawa, 'semua akan baik-baik saja' pikirnya tenang, "nii-san! aku menyayangimu!"

kedua manik emas yang sejak tadi tertutup, perlahan kembali terbuka dengan jejak air mata yang masih terlihat, dengan mata yang memerah dan pandangan yang sendu, gadis itu berbisik pelan, "nii-san...?" ia memanggil ragu.

"Halusinasi ya?" manik emasnya menatap kearah atas, dengan dahan pohon yang mengahalangi arah pandangnya, "selama ini, ingatannya hanya berisi informasi untuk aku bisa bertahan dengan sihir miliknya, aku tidak tau jika dia juga memberikan ingatan masa kecilnya,"

Manik emas itu kini melihat sekitar, "licht," sebuah cahaya kecil muncul, menerangi sebagian hutan yang tertutup dahan pohon besar dan tinggi, "ternyata sudah aku perbaiki semuanya," ia memastikan jika tidak ada kerusakan yang akan membuat dewan sihir curiga.

Ia masih ingat saat Makarov mengingatnya kan berulang kali untuk menahan diri dalam latihan, baik sihir kecil ataupun besar yang nantinya ia keluarkan, akan selalu berhasil menarik perhatian dewan sihir yang tengah mencari cara untuk membuat alat sebagai pelindung benua.

ia berbalik, manik emasnya menatap kearah pohon yang terlihat lebih lebat dari sebelumnya, "aneh .. kayaknya pohon ini menghitam deh, apa itu cuman mimpi?" jantung yang masih berdebar, tubuh yang gemetar, ia sangat ingat dengan perasaan ketakutan saat ini, "tidak ada jejak sihir dewa mati-hidup di sini, sepertinya aku yang kebanyakan berpikir,"

Fairy Tail x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang