Bagian 53

151 20 4
                                    

Aku melirik kearah belakang, meski aku sudah mengatakan akan ikut dengan mereka. Sebagian diriku yang lain menolak dan berulang kali mencari cara untuk melakukannya sendiri, untuk seorang (Namamu), seorang yang sempurna dalam menyelesaikan masalah.

Tapi... apa benar itu aku?

Aku seorang yang penakut, sekalipun aku sudah mengatakan pada kakak sepupuku jika aku bisa menyelesaikannya. Aku selalu takut jika gagal dan mengecewakan harapan dan ekspetasi banyak orang.

"Ano-... terimakasih banyak!"

Aku tersenyum manis dan membalas sapaan mereka yang berulang kali membungkuk merasa bersyukur berhasil bebas dari kartu-kartu yang mengurung mereka,

"Sebelah sini juga sudah selesai, bagaimana sebelah sana? Natsu!"

"Ga ada! Sebelah sini semua kartunya juga sudah kosong!! Oi!! Sampai kapan kita begini?! Erza menunggu kita tau!"

"Bodoh! Tentu saja kita juga harus menyelamatkan orang lain dulu! kebetulan (Namamu) sudah menyerap sihir mereka! Jadi kita bisa membantu yang lainnya dulu!"

"Ha! Kenapa aku juga harus terlibat!!"

"Kau ini-!!!"

"Juvia tidak akan membantu jika itu bukan Gray-sama.."

"Berhenti kalian-.. yang benar saja?"

Aku tertawa pelan melihatnya, sekalipun saat dalam keadaan bahaya. Mereka sama sekali tidak menunjukkannya, bahkan sekalipun mereka tidak pernah terlihat takut. Mereka selalu bersemangat dan optimis jika mereka bisa melakukan segalanya,

Lalu aku?

Bagaimana jika sekalipun di dunia ini, aku bahkan menjadi beban dan mengganggu misi banyak orang?

Meski aku akui, kekuatan sihir yang di ungkapkan (Namamu) dari dunia ini sebelumnya memang cukup besar, dan beresiko tinggi karna bisa menyerap mana sihir yang seharusnya bukan milik manusia.

Bagaimana jika ini akan meledak dan melukai mereka?

Bukankah aku sama saja seperti sebelumnya, menjadi seorang pembunuh?

Seorang pembunuh yang bahkan tidak bisa menyelamatkan orang tuanya sendiri dari penghianat-

Jejak sihir?

Berhenti melamun! Ayo fokus dan selamatkan Erza! Dia orang baik meski selalu mengomel, tapi aku juga akan merindukannya jika dia tidak akan kembali.

Aku menatap kearah telapak tanganku kini, mengeluarkan sihir teleportasi dan mencoba memodifikasi dengan melacak melalui jejak sihir yang tertinggal.

Sihir teleportasi yang berhasil aku dapatkan memang kurang, karna hanya bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang hanya aku ketahui. Tapi untuk menara surga yang mereka sebutkan.. aku bahkan belum menemukannya sekalipun dalam catatan milik (Namamu).

Pasti menara itu baru dibuat dalam waktu dekat,

Aku pernah mencoba sekali untuk menyatukan sihir dengan jiwa dan mengenali satu dari berbagai macam ratusan ribu jenis sihir yang ada, sekali aku berhasil melakukannya. Bukankah untuk kedua kalinya itu hal yang mudah?

"(Namamu)!"

Aku menatap kearah Gray yang menyadari pergerakan sihir yang aku keluarkan,

"Tunggu! Kau mau kemana ?! itu sihir teleportasikan?! Jangan bilang-" kedua manik hitam yang selalu terlihat lembut kini berubah menjadi marah dengan pupil matanya yang mengecil, "tidak (Namamu)... tunggu! Aku i-"

Gray sudah menghilang dari hadapanku, sosok Gray yang mengulurkan tangan mencoba meraih tanganku di tengah portal teleportasi yang aku keluarkan. Kini berganti dengan area kapal asing yang tidak kukenali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fairy Tail x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang