Bagian 30

502 87 16
                                    

"(Namamu).. (Namamu).."

Silau .. cahaya matahari.. tidak panas .. rasanya hangat..

"(Namamu).."

Tidak .. aku ingin istirahat sebentar lagi .. nii-sama.. apa boleh? Aku lelah sekali..

"(Namamu).. apa akhir ini yang kau inginkan?"

Aku membuka kedua mataku cepat- ruang kosong, ada banyak cahaya di sini. Merah .. biru .. ungu .. hijau .. kuning .. dan.. emas.. benar indah sekali..

"(Namamu) .. aku senang jiwamu baik-baik saja.."

Aku menatap terkejut, kearah sosok cahaya berwarna keemasan yang sedang berbicara kearahku. Apa ini yang dinamakan Surga?! Dia malaikat? Mustahil! Aku masih harus kembali ke masaku untuk mencari tahu kematian orang tuaku!

"(Namamu).."

"Malaikat.."

"Heh ..?"

"Malaikat sialan!" aku menatap marah, menunjuk ke arah cahaya itu lalu memaki kesal, "kau pikir kau dewa sehingga mempermainkan jiwaku dan melemparnya ke masa lalu?! Itu lucu huh?! Aku juga punya masalah di duniaku! Dan kau sekarang ingin mengambil nyawaku?!"

"Pfft .. unik sekali," cahaya itu terlihat bergerak, melayang dan mengitariku, "padahal kita lahir di keluarga dengan status yang sama," lalu cahaya itu berhenti kembali di hadapanku, "tapi kau bisa bebas seperti ini.. aku iri," nadanya terdengar sedih.

"Tunggu..! kau!!" aku menatap terkejut, "jadi selama ini .. tubuh ini .. " aku emnutup mulut terkejut menahan untuk tidak berteriak,

"Tidak!" cahaya itu kembali bergerak, "kau ingat dengan sihir yang kau gunakan sebelumnya?"

Aku terdiam, lalu emngangguk tanpa sadar. Apa sekarang dia akan marah karna buku catatannya aku baca? Tunggu .. apa selama ini aku melanggar hak privasi orang lain?! Tapi aku membutuhkannya!!

Tahan (Namamu) .. dia itu gadis bangsawan.. bagaimana jika dia menangkapku lalu ..?!

"Kau bukan gadis yang bodoh.. jika kau sudah membaca catatanku kau bisa menyimpulkannya sekarang.." nadanya masih terdengar sedih.

Tanpa sadar aku mengulurkan tanganku pada cahaya itu, dingin .. padahan cahaya itu terlihat hangat .. atau setidaknya panas.

"Jiwaku hancur karna efek sihir. Tubuh manusia tidak cocok untuk sihir yang diberkati mana Dewa ataupun peri. Maka dari itu .. aku mempercayakan misi ini padamu .."

Aku menunduk dalam .. jelas baru sekali percobaan inti sihirku langsung kacau dan tidak bisa mengendalikannya, hingga meledak dan membuat kesadaranku menghilang, ini sangat buruk .. aku tidak seperti dia yang memang pintar melakukan sihir.

"Aku tidak mengenal gadis yang menyerah sepertimu,"

Aku mengangkat kepala kesal, "hah?! Sudah jadi cahaya seperti kunang-kunang masih ingin bertengkar?!" aku menatap kesal.

"Ini baru dirimu.." cahayanya kembali berputar pada sekitarku, "(Namamu) .. meski dalam bentuk seperti ini aku masih memiliki sisa sihir yang aku kumpulkan dari tubuh asliku .. mana sihir mencintaiku.. sampai enggan melepasku pergi meski aku sudah menyerahkan sihirku ke jiwa orang lain.."

Aku hanya terdiam .. tidak mengizinkan pergi? Bukankah itu keterlaluan .. ? melihat kehidupannya saja aku sudah menebak jika ia juga sudah lelah, kenapa masih tidak diijinkan pergi.

"Aku akan membantumu .. mereka juga temanku.. yang sudah banyak membantu, sayang sekali aku mati setelah mengalahkan setengah dewa bodoh itu?" cahaya itu berhenti, "aku tidak mengambil jiwamu .. tenang saja .. aku hanya meminjam.. kau butuh kecerdasanku tentang sihir bukan?"

Fairy Tail x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang