Part 13

4.7K 374 25
                                    

Akirnya Aku membawa tubuh yang mulai membulat itu dengan kedua tanganku. Sambil berlari terengah-engah menuju ruangan yang terdapat monitor disamping tempat tidurnya. Kulihat keringat dingin sudah mengalir deras dipelipisnya dan membasahi sebagian baju yang ia kenakan.

"Phi, perut Gup sakit hikzz" ucap Gulf sambil meringis kesakitan.

"Sayang, sayang liat phi na, tahan sedikit lagi sayang dokternya sebentar lagi sampai" ucapku yg sebenarnya Aku lebih kawatir melihat keadaan kesayanganku ini. Oh Tuhan, jika sesakit itu, Aku berharap sakitnya biar pindah padaku saja.

*

*

Aku masih memegangi tangan Gulf yang dingin saat tibalah dokter memeriksa keadaan kandungan Gulf yang sudah lewat trisemester ketiga ini.

Sebernya kalau diingat ini memang salahku, karna beberapa saat lalu aku harus menghabiskan waktu ku untuk bisnis trip di London dan sekalian mengunjungi orang tuaku disana. Sehingga jadwal pemeriksaan kehamilan Gulf sudah sangat telat untuk kami lakukan. Dan itu semua terjadi karna Ibuku memaksaku untuk berlama-lama disana sebab Ibuku ingin mengenalkanku dengan anak kenalannya yang katanya sangat cocok untuku.

*

*

Flashback....

Hari itu berawal dari acara makan malam yang Aku, kolega ku dan beberapa rekan bisnisku datangi tersebut ternyata ada juga kolega ku yang adalah teman baik dari ibuku ini.

Dimoment itu yang Aku ingat, Aku akirnya mengenal sosok perempuan bernama Faye itu, dan dia salah satu pemegang saham di perusahan milik ayahnya yang sudah diturunkan untuknya.

Setelah kami bercakap-cakap Perempuan yang bernama Faye itu sugguh tidak kusangka dia adalah adik kelas 3 tingkat dibawahku waktu kuliah di Oxford dulu dan juga anggota Bem dikampusku. Aku tidak begitu akrab memang dengan junior dibawahku bahkan Aku harus mengingat-ingat mereka terlebih dahulu, tentu saja bukan karna Aku sombong tapi memang karna Aku ketua BEM pusat di kampusku yang beranggotakan dari setiap jurusan yang berbeda. Jadi jangan harap aku mengenal bahkan mengingat salah seorang anggota kelompok yang berbeda denganku.

Tak terasa sudah beberapa menit waktu yang aku lewati saat kami bercerita saat suara orang yang ku kenal memanggilku dengan lembut.

"Sayang cantikkan dia ?" Puji ibuku yang entah senjak kapan ada diacara makan malam ini.

"Loh Ma, Kok Mama bisa ada di acara ini ?" Tanyaku bingung.

"Sayang, Mama sengaja memberi kamu kejutan dan juga supaya kamu bisa berlama-lama dengan nong Faye..."

Lanjut Mama

"Kok belum dijawab, gimana menurutmu cantik kan ?"

Aku yang tidak teralu perduli sebenarnya pun agak bingung dengan pertanyaan ibuku ini.

"Hmmm... cantik" ucapku sembil terseyum melihat kearahnya yang ketika itu kulihat pipinya memerah tersipu malu. Seketika terlintas diingatanku banyak sekali wanita yang selalu tergila-gila padaku, bahkan memelas untuk dapat tidur denganku. Mengingatnya membuatku ingin tertawa sebab sekarang aku sudah sangat tergila-gila dengan laki-laki manisku sama sekali tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

Jodoh, mati dan rezeki adalah rahasia Tuhan. Dan hanya Tuhanlah yang menentukannya. Dan berkat karunia dan kasih sayangnya yang sungguh luar biasa, kekasihku mengandung anak kami yang awalnya hanya ada di angan-anganku yaitu alangkah bahagiannya jika Aku dan Gulf memiliki anak kami berdua.

Rasanya anak kami nanti akan sangat imut dan menggemaskan karna kesayanganku memiliki wajah yang sangat cantik dan imut. Dan ternyata, Tuhan memberikannya untukku.

Setelah itu Aku pun segera berlalu dari Perempuan itu dan kembali mengecek ponselku untuk untuk sekedar mengetahui apa yang kesayanganku lakukan. Sudah menjadi kebiasaanku untuk memantau apa yang Gulf lakukan.

*

*

Singkat cerita, kami sudah selesai melakukan pemeriksaan kehamilan barusan. Lalu sambil menunggu hasilnya, Aku membiarkan Gulf yang terus menyenderkan kepalanya pada pundakku yang duduk tepat disamping kasurnya. Tanpa ku sadari, tiba-tiba terasa Gulf mengulurkan tangannya, meminta ku untuk mengelus-elus perutnya yg sudah membuncit sekali, perlahan tangannya menuntun tangganku ke bagian perut bawahnya dan sungguh mengejutkan! Terasa olehku sesuatu yang bergerak-gerak kecil.

Sambil terseyum lucu, ia berkata.
"Baby kecil ku sayang, Dady ada disini na. Baby baik-baik na sama Mommy ya jangan nakal kayak tadi bikin perut Mommy jadi sakit"

Ucap Gulf pada bayik mungil yang masih dalam kandungannya itu membuat air mataku menetes di pipi.

Oh Tuhan betapa beruntungnya Aku, Kau berikan untukku seseorang yang menjadi pelengkap hidupku.

*

*

Waktu terus berlalu, mungkin sudah sekitar delapan bulan usia kandungan kesayanganku. Sekarang Gulf sudah mulai kesulitan berjalan namun masih bersikeras untuk membatu Mae nya di pasar walau sekedar hanya menunggu toko.

Oh iya Aku lupa memberi tahu semenjak lulus dan mengetahui kehamilannya, Gulf masih bersikeras tetap memberikan tutor secara private dan juga membantu Maenya dipasar.

Namun demikian, dari hari-kehari Gulf semakin kesulitan dan tak jarang iya hampir sempat celaka karena kecerobohannya.

Dari sana akirnya Aku putuskan untuk meminta Mae untuk tinggal bersama kami untuk menemani Gulf. Bersama Mae, adik Gulf dan aku sendiri, kami menghabiskan waktu. Kami semakin akrab dan Aku seperti merasakan kehangatan keluarga yang tidak pernah Aku rasakan sebelumnya.

Mae mengajarkanku menganti popok dan mengendong bayik sambil diiringi candaan yang kerap Gulf lontarkan saat kebodohanku jika melakukan kesalahan.

Tak jarang orang-orang dirumah sering menjadikan Aku sebagai bahan lelucon hanya karna saat ingin mencoba memasak terlur dadar untuk Gulf, telur yang aku buat itu malah gosong berantakan. Bahkan Mild sering kali tertangkap mata olehku sedang menertawaiku. Ia selalu menggunjungi Gulf walau sekedar mampir untuk mengoda Gulf. Aku akui, Mild memang seorang teman Gulf yang sangat baik. Ia membatu kami saat Aku putuskan untuk pindah ke Rumah baru (landed house) dari pada tinggal di Appartment.

Rumah yang kami tinggali pun cukup sederhana, sesuai dengan permintaan Gulf yang penting nyaman untuk ditinggali. Aku begitu menikmati hari-hariku yang dihiasi kerbersamaan sambil menunggu lahirnya jabang bayiku. Entah apa karna keadaan ini selalu mampu membuatku lupa saat kesekian kali Ibuku memaksaku untuk mencari pendamping yang cocok dengan kriteria keluargaku.

Namun sebernya saat ini Aku merahasikan keadaan yang kualami kerna tidak ingin membebani pikiran kesayanganku.

Sebenarnya semenjak bisnis trip di London waktu lalu, sampai sekarang Ibuku masih bersikeras untuk dapat menjodohkanku dengan pilihannya.

Kalau jujur Aku meresa lelah dan kesal terhadap sikap Ibuku ini ditengah rutinitasku yang padat selalu saja memaksaku untuk tiap sebulan sekali pergi ke London hanya untuk mengunjungi Faye dan ini sudah trip ku yang ke tiga disaat harusnya Aku menemani Gulf saat kandungannya sebentar lagi memasuki sembilan bulan.

*

*

*

"MAMA MINTA KAMU HARUS MENIKAHINYA !"





My Cute HousekeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang