Semoga book ini ga ditumbuhi sarang laba-laba, ya. Heuheuheu
Soalnya chapter 18 aku upload pas tanggal 1 dan ini udah tanggal berapa heeey...
Ya udah, ya. Gapapa. :')
Now,
Enjoy it
.
.
.
.Sore hari. Di tengah cuaca dingin dengan salju yang mereda, namun masih meninggalkan tumpukannya di banyak tempat. Keluarga Lee yang dikepalai oleh Mark saat ini sudah stand by dengan setelan rapi yang mewah juga menghangatkan.
Mereka masuk ke dalam mobil mahal Mark, bersiap untuk merayakan malam natal di tanggal 23. Tentu saja, karena di tanggal 24-nya semua orang harus ke gereja.
Ada satu pengusaha kaya raya yang memang rutin mengadakan pesta malam natal di kediamannya dan mengundang banyak orang terkemuka dari berbagai latar belakang. Dan satu yang diundang adalah Mark Lee. Oh jelas acara ini boleh membawa serta keluarga.
"Apa lokasi acaranya jauh, Dad?"
"Aniyo. Paling satu jam perjalanan."
Jisung berdecak, "Itu jauh namanya."
Mark yang berada di belakang kemudi hanya bisa tertawa kecil melihat wajah anaknya yang sudah tertekuk.
"Siap?" Kata Mark pada Haechan dan Jisung.
"Nee~~" jawab Jisung terdengar lesu.
"Tunggu sebentar." Haechan berbalik dan menghadapkan tubuh Mark agar berhadapan dengan dirinya.
Matanya tertuju ke bibir sang suami, "Apa kau pakai lipstick?"
"Hng?" Mark menaikkan sebelah alisnya.
"Bibirmu merah sekali. Orang-orang akan mengira kalau kau memakai lipstick-ku." Dengan cepat Haechan mengambil tissue basah dan mencoba membersihkan bibir Mark.
Mata wanita berkulit tan lekas membola, "Ini lipstick!" Pekiknya, "Mengaku! Kau pakai lipstick-ku yang merk apa?"
Mark melotot tidak terima, "Aku tidak pakai lipstick, loh!" Sangkal Mark heboh.
"Apa kau lupa? Setelah kau selesai memakai make up kan tadi kita sempat berciuman. Makanya lipstick-mu menempel di bibirku." Terang Mark yang membuat suasana di mobil hening seketika.
Dalam sekejap, pipi Haechan sudah membara dan merah bagai kepiting rebus. Matanya masih menatap lekat ke dalam manik hitam sang suami. Sementara si oknum Mark Lee hanya mengerjap polos tanpa rasa berdosa. Tidak lupa, di belakang mereka ada si buah hati yang sudah menganga tidak percaya. Sekejap kemudian, dia menepuk dahinya, ikut tidak bisa berkata-kata.
"Ehem," Haechan berdeham, "Jalankan mobilnya."
Mark tersenyum lebar, "Ne, Mommy~~"
.
.Berbeda tempat. Di kediaman Nakamoto, suasana rumah berlantai satu yang luas itu nampak hangat karena sang ibu pemilik rumah sedang sibuk membuat cookies yang akan disajikan untuk menyambut natal. Tidak lupa sambil berbicara sendiri dengan baby bump-nya.
"Cookies, cookies, cookies... Kita buat cookies yang banyak ya, Aegi. Terus nanti minta tolong Ayah untuk antar ke tetangga."
Kalau boleh lebay sedikit, rumah ini ibaratkan sudah bertaburan bunga virtual karena kemanisan, kecerahan, dan kecantikan Winwin yang terpancar kemana-mana. Belum lagi interaksinya dengan sang anak di dalam perut, membuat rumah Nakamoto Yuta sudah bagai taman bunga musim semi di musim salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNRAVEL [GS]
Fanfiction-- Buku Kedua dari Serial "UN" (Lanjutan UNTOLD PAIN) -- -- Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Justru bahtera rumah tanggalah medan perang yang sesungguhnya. --- "Kupikir, aku bisa percaya dengan janji setiamu. Tapi nyatanya, lihat ap...