Side 1

4.7K 465 169
                                    

Aku lagi stuck di cerita utama, tapi tiba-tiba kepikiran buat ini.

Anggaplah intermezzo, ya. Hehehe.




Enjoy it






.
.
.
.







Hari Minggu.

Apa yang terbesit di pikiran manusia kalau sedang dihadapkan dengan hari Minggu?

Rebahan?

Baca Wattpad?

Main sosmed sampai sukses?

Rebahan+Baca Wattpad+main sosmed sampai sukses?

Atau jalan-jalan keliling kota?

Semua orang punya agenda menarik di Hari Minggu, beragam dan tidak membosankan. Mereka selalu punya cara menghabiskan akhir pekan dengan orang terkasih maupun seorang diri. Tapi lain halnya dengan keluarga kecil Mark Lee.

Saat kantor Mark dan sekolah Jisung di hari Minggu akan mendapat libur, beda perkaranya dengan kafe milik Haechan. Orang-orang butuh makan dan nongkrong setiap hari, itulah kenapa kafe Haechan buka setiap hari.

Jika biasa akan selalu ada 3 karyawan yang menemani Haechan, dua dari mereka hari ini tidak bisa datang. Yang wanita sedang mengurus persiapan pertunangannya, dan yang pria diharuskan pulang kampung.

Apa akibatnya?

Tentu saja Haechan harus memasukkan pemain cadangan.

Khusus di hari ini, Mark Lee dan Lee Jisung mendapat kesempatan emas bermain di dapur kafe Haechan.

Ketika aku bilang dapur, itu tidak sepenuhnya berarti dapur. Gila apa Haechan mau memasukkan duo penghancur itu ke dapurnya? Mau bangkrut mendadak?

Ting

"Antarkan ke meja tiga, ya."

"Yes, Baby!"

Mark dengan sepenuh hati mengambil nampan berisi satu rainbow cake utuh dan lima choco-matcha milkshake, kemudian dengan gesit mengantarnya ke meja tiga.

"Ini pesanannya. Selamat menikmati, Agassi." Senyum Mark lima jari untuk segerombolan wanita muda.

Bisik-bisik hingga pekikan kecil mendadak muncul setelah Mark meletakkan semua pesanan di atas meja. Apa lagi kalau bukan suara pujaan dan kagum untuk oknum Mark Lee yang saat ini berbalut kemeja kelabu dengan kancing teratas tidak dikaitkan, celana jeans hitam, rambut yang senada dengan bajunya dibiarkan naik ke atas memamerkan dahi paripurna, dan tidak lupa.... Celemek kafe yang berwarna merah muda mencolok dengan merek toko di tengahnya.

Satu kata. Tampan!

Mata mana yang mau membuangnya begitu saja. Pemandangan langka, tidak boleh dilewatkan!

Saat Mark hendak berbalik untuk mengambil pesanan lainnya, seorang dari mereka menahan.

"Aku mau memesan kue untuk ulang tahun temanku. Tapi aku masih bingung harus memesan kue yang seperti apa. Kau punya rekomendasi?"

Mark mengerjap cepat dengan wajah cengo dan mulut sedikit terbuka. Lucu, reaksi yang selalu dikatai Haechan seperti muka orang idiot malah dianggap sangat menggemaskan bagi sekumpulan anak muda ini.

"Rekomendasi kue?" Gumam Mark, dibalas anggukan antusias si remaja.

Mana Mark tahu soal kue! Dia hanya tahu soal aplikasi, hardware, saham, dan segala perintilannya. Dan satu lagi, dia hanya tahu kalau semua kue buatan Haechan tidak pernah mengecewakan.

UNRAVEL [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang