Hello, thisismikasa.
Lagi-lagi chapter ini terpublish saat lewat tengah malam 😆
Readers-nim yang udah ngikutin mulai dari book pertama, UNTOLD PAIN pasti ga bakal heran lagi kalau aku up di jam segini.
Bagi aku, ini jam normal untuk mempublish cerita. Hehehe, mohon maklum, yaaa 😂. Aku jauh lebih aktif saat malam hari soalnya.
Maaf banget, ini udah lebih dari dua minggu ga sih, dari chapter 07?
Ya, lagi-lagi ada tanggung jawab lain yang harus aku penuhi jadi book ini agak tidak tersentuh.
Mianhaeyooo.... Semoga aja masih ada yang ga bosan menunggu, ya. 😂
Cuss
Enjoy it
.
.
.
.Rintik air dari langit disertai angin kencang berhembus di waktu tengah malam. Kota Seoul kembali basah dan dilingkupi keheningan. Cahaya temaram dari lampu jalan di luar berhasil menerobos tirai balkon di lantai dua suatu unit apartment. Kamar gelap itu kini jadi remang dan mampu menyorot tipis dua sosok insan manusia yang sedang terbaring di atas ranjang.
Di tengah cuaca yang dingin ditambah suhu pendingin ruangan yang cukup rendah, tubuh keduanya malah sukses basah akan keringat. Dua tubuh telanjang itu kini sama-sama berbagi selimut setelah lelah bersenggama.
"Sayang." Panggil si wanita dibalas dehaman oleh sang pria.
Mata keduanya bertemu, "Kau mencintaiku, kan?"
"Kenapa kau bertanya begitu?"
"Jawab saja." Tuntutnya.
"Tentu aku mencintaimu."
"Berarti kau tidak akan meninggalkanku, kan?"
Si lelaki terkekeh, "Kau sepertinya sangat ketakutan, ya?"
Si wanita menggigit bibir bawahnya.
Satu kecupan ringan melayang di dahi si wanita, "Aku tidak akan meninggalkanmu, Chenle-ya." Kemudian membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.
Chenle semakin melesak ke dalam pelukan hangat Guanlin. Ya, mereka melakukannya. Sex pertama Chenle diambil oleh Guanlin. Darah itu bahkan masih membekas di sprei dalam kamar Guanlin dan Chenle masih merasakan perih teramat sangat di bagian kewanitaannya.
Tapi abaikan soal rasa sakit di tubuhnya. Batin Chenle jauh lebih tersiksa. Saat ini, tidak ada yang lebih menekannya selain rasa bersalah yang menyesak dalam hati.
Wajah ayah dan ibunya kembali membayangi. Segala kemungkinan terburuk mulai Chenle pikirkan. Jika ini terus dilakukan, apa ada kemungkinan dia hamil? Bagaimana jika orang tuanya tahu soal ini? Apa mereka akan kecewa? Apa mereka akan mengusir Chenle? Dan bagaimana jika Guanlin meninggalkannya? Ingkar dengan segala janji dan ucapan.
Chenle ketakutan.
.
.Taehyun berjalan mendekati kakaknya dengan dua cup americano di tangannya. Sosok Jeno yang hanya duduk termangu di depan ruang rawat Junkyu memancing iba si bungsu keluarga Lee. Kakaknya jadi terlihat sangat rapuh.
Taehyun belum mendengar penjelasan rinci dari Jeno. Tapi yang Taehyun paham, hanya satu hal yang bisa membuat kakaknya seperti orang tanpa raga begini. Jaemin, istrinya. Pasti semuanya karena masalah antara dirinya dengan si istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNRAVEL [GS]
Fanfiction-- Buku Kedua dari Serial "UN" (Lanjutan UNTOLD PAIN) -- -- Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Justru bahtera rumah tanggalah medan perang yang sesungguhnya. --- "Kupikir, aku bisa percaya dengan janji setiamu. Tapi nyatanya, lihat ap...