Enjoy it
.
.
.
.Jeno turun dari mobilnya, setelah benda mengilap itu terparkir di parkiran basement sebuah hotel mewah se-Korea Selatan. Pakaiannya telah berganti, dari semula seragam polisi menjadi celana hitam bahan dengan kemeja hitam bergaris yang kancing teratasnya terbuka, ditutupi oleh jas hitam mahal. Rambutnya juga ditata, padahal Jeno bukan tipikal orang yang mau repot-repot dengan urusan rambut. Tapi penampilannya saat ini benar-benar tidak mencerminkan seorang polisi, melainkan seorang anak chaebol.
Manik hitam legamnya menyapu seisi lahan parkir. Matanya terkunci ke sebuah mini coooper di ujung dekat dinding. Jeno melangkah ke sana dan menyesuaikan plat nomor di mobil tersebut. Sesuai dengan milik istrinya.
Karena ponsel Jaemin mati, harapan Jeno untuk mengetahui keberadaan istrinya hanyalah melalui mobil pribadi Jaemin. Tanpa sepengetahuan Si Istri, Jeno sudah meletakkan pelacak yang selalu menyala. Apalagi tujuannya selain memantau langkah Jaemin.
Posesif? Bukan, ini namanya mengantisipasi.
Jeno memasukkan ponselnya dan berjalan masuk ke dalam lift. Lift itu mengantarkannya ke hall hotel. Rupanya, hall hotel itu kini sedang dipenuhi banyak orang di satu sisinya. Jeno mendekati kerumunan tersebut dan melihat sebuah papan besar berisikan poster dan tulisan indah di depan pintu ballroom yang dijaga ketat oleh orang-orang kekar.
Jeno melihat sekelilingnya lagi. Rupanya, untuk masuk ke dalam, mereka harus menunjukkan undangan. Jeno tidak punya undangan, tapi dia punya satu kunci akses yang paling kuat.
Kekuasaan.
"Lama tidak berjumpa, Tn. Lee." Seorang lelaki berambut kelabu menghampirinya.
"Senang bertemu denganmu, Tn. Victor." Sapa Jeno.
"Anda kemari untuk menghadiri acara ini?" Jeno mengangguk kalem.
"Saya kira Ny. Lee hanya akan datang sendiri. Rupanya Anda menyusul. Silakan masuk, Tn. Lee. Pasti Ny. Lee sudah menunggu anda, silakan nikmati pestanya."
Jeno tersenyum sembari bergumam terima kasih. Pintu besar nan tinggi itu terbuka. Ini pasti pesta privat, makanya pengamanannya sangat ketat dan pintunya sengaja ditutup.
Lampu gantung mewah, tirai merah maroon yang elegan menggantung dari bawah langit-langit hingga lantai, furniture dan perkakas makan berwarna emas yang terlihat mahal, serta panggung megah dengan di sisi kiri-kanannya dilengkapi aneka hidangan lezat khas koki ternama. Definisi kemewahan dalam satu ruangan ada di sini.
Jeno tahu ruangan ini, dia tahu berapa harga tirai hingga perkakas mewah itu. Dia tahu siapa yang memasak makanan enak di sini. Jeno tahu semuanya, karena dialah yang selama ini mengawasi tempat ini.
Lupakan, ini bukan saatnya mengurus hotel. Yang terpenting sekarang adalah Jaemin.
Rupanya, yang membuat Jeno lebih terkejut adalah orang-orang yang berada di dalam ballroom. Jeno tahu beberapa wajahnya. Pebisnis, investor, pejabat, bahkan ada artis dan idol. Acara apa tepatnya ini?
Suara seseorang dari arah panggung mengalihkan atensi Jeno. Orang itu berbicara panjang lebar hingga akhirnya menyinggung sesuatu yang sukses menyentil hati Jeno.
"Mari beri tepuk tangan meriah untuk menyambut keluarga baru TH Entertainment, N.A. Studio."
Lelaki tampan di atas panggung berjalan ke arah tangga dan mengulurkan tangannya untuk menyambut sosok wanita cantik bergaun merah menantang yang cukup ketat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNRAVEL [GS]
Fanfiction-- Buku Kedua dari Serial "UN" (Lanjutan UNTOLD PAIN) -- -- Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Justru bahtera rumah tanggalah medan perang yang sesungguhnya. --- "Kupikir, aku bisa percaya dengan janji setiamu. Tapi nyatanya, lihat ap...