Enjoy it
.
.
.
.Jisung berlari cepat turun dari bus yang membawanya dari sekolah ke sebuah kawasan dengan icon restoran megah bergaya Eropa klasik. Masih dengan seragam sekolah dan coat panjangnya, Jisung menerobos masuk ke restoran besar itu.
"Anda sudah reservasi meja? Atas nama siapa?" Jisung terhenti saat seorang pelayan langsung menjejalinya pertanyaan tersebut tepat di depan pintu.
Si anak muda sedikit gelagapan. Kemudian mengingat bunyi pesan yang menyuruhnya untuk datang kemari.
"Zhang Yixing."
Pelayan langsung mengangguk paham dan memimpin jalan Jisung menuju sebuah bilik restoran dengan tulisan Private VIP 03. Pintu itu tergeser dan menampilkan banyak orang yang sudah duduk mengitari meja panjang yang menghidangkan banyak makanan.
"Ah, akhirnya cucuku sudah datang." Itu suara Yixing yang menyambutnya, "Kemari, Nak."
Jisung membungkuk memberi salam pada orang-orang yang asing sekali di matanya. Mengapa dia diundang ke acara yang bahkan dia tidak kenal siapa orang yang hadir?
"Duduk di sini." Yixing menepuk sisi tempat di sampingnya yang masih kosong.
Dengan patuh Jisung duduk di samping neneknya setelah melepas tas dan coatnya. Seorang wanita awal 50 langsung menyapanya.
"Ini Jisung? Wah, kau sangat tampan, ya! Apa kau baru pulang sekolah?"
Jisung tersenyum kikuk, "Ne, Nyonya. Aku Lee Jisung. Maaf sebelumnya aku datang terlambat. Aku lupa kalau hari ini ada acara makan malam dengan Halmeoni, jadi aku mengambil jam malam di sekolah."
Si wanita tertawa, "Aigoo, tidak apa-apa. Seorang siswa memang prioritasnya belajar, kan? Kami akan maklum kalau seandainya kau terlambat atau tidak bisa datang malam ini."
Jisung tersenyum malu-malu. Demi apa pun, ini situasi yang sangat canggung baginya. Dia dilayani layaknya anak sendiri oleh wanita tadi yang baru Jisung tahu namanya adalah Ny. Park. Dia istri dari Tn. Hwang yang memiliki bisnis real estate, teman kakeknya.
Mereka tidak hanya bertiga. Ada Tn. Hwang juga, kakeknya-Suho, dan seorang gadis muda yang mungkin lebih tua dari Jisung. Gadis itu tidak bersuara sedari tadi, tapi matanya sangat menganilisis. Jisung bisa merasakan kalau dia sedang dinilai secara diam-diam.
"Jisung, Noona ini namanya Hwang Yeji. Anak bungsu Ny. Park." Kata Yixing sambil menunjuk gadis tersebut.
Jisung mengangguk kaku dan menyapa, "Annyeonghaseyo, Lee Jisung imnida."
"Bertemanlah dengan Yeji, Jisung. Walaupun beda usia setahun, tapi kalian pasti bisa akrab. Yeji bisa mengajarimu banyak hal."
"Ne, Halmeoni." Jisung lagi-lagi hanya bisa mengangguk patuh.
"Jisung, apa kau ingin menjadi temanku?"
Jisung langsung mengangkat wajahnya. Ekspresinya bingung seketika. Apa perempuan ini baru saja mengajaknya ngobrol? Dan lihat sekarang wajahnya berubah 180 derajat menjadi berseri-seri dan nampak ramah. Ada apa dengannya?
"Ne?"
"Ingin berteman denganku?"
Jisung mengerjap. Berteman? Ya, sebenarnya Jisung tidak pernah membatasi atau memilih-milih dalam hal berteman. Jadi--
"Ah, tentu. Mari berteman, Noona." Jawab Jisung sembari tersenyum.
"Sering-seringlah keluar bersama, kenal satu sama lain. Aku pikir kalian akan menemukan kecocokan nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNRAVEL [GS]
Fanfiction-- Buku Kedua dari Serial "UN" (Lanjutan UNTOLD PAIN) -- -- Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Justru bahtera rumah tanggalah medan perang yang sesungguhnya. --- "Kupikir, aku bisa percaya dengan janji setiamu. Tapi nyatanya, lihat ap...