🌻EXTRA PART 1🌻

2.3K 100 7
                                    

Happy reading✨

*
*
*

🙈

Noval POV

Gue Noval. Pria tanpa akhlak yang akhirnya menemukan cinta sejati gue. Gue pikir, jodoh gue adalah orang jauh. Pun gue kira orang tersebut belum pernah bertemu dengan gue.

Namun, ternyata gue salah. Jodoh gue adalah orang terdekat. Terkadang, orang itu selalu membuat gue kesal, menaikkan tensi darah gue, bahkan seakan membuat gue tua sebelum waktunya. Orang itu yang awalnya paling gue gak suka. Paling suka gue cibiri. Hingga akhirnya, orang itulah yang menjadi jodoh gue.

Sungguh, ini merupakan sesuatu yang tak bisa gue pikir sebelumnya. Berjodoh dengan musuh? Yang benar saja? Akan tetapi, itulah faktanya. Dia yang dulu adalah musuh, kini menjadi ibu dari anak-anak gue.

"Ih ... itu mainan punya Rafa."

"Enggak, itu punya aku."

Suara-suara itu selalu menjadi warna dalam kehidupan gue. Tanpa suara-suara itu, mungkin rumah ini terasa sepi.

Rafa dan Rafi. Mereka adalah anak gue dan Rara. Ya, 6 tahun gue menunggu Rara. Menunggu ia lulus SMA, bahkan menunggu ia menyelesaikan semester akhir kuliahnya.

Selama itu pula, penantian gue tidak sia-sia.

Tepat di umurnya yang ke-24 tahun, gue menikahinya. Pernikahan kami dilaksanakan pada bulan Januari.

Kami mengundang orang banyak, dan tentunya itu adalah pesta yang sangat besar. Bahkan pesta itu diadakan di sebuah hotel besar di kota Jakarta ini.

Setelah 3 bulan menikah, Rara positif hamil. Kabar itu adalah kabar paling bahagia dalam hidup gue. Di mana, Noval junior akan hadir dalam kehidupan kami. Kabar haru pun juga ada dalam penantian anak kami. Rara dinyatakan harus melahirkan secara caesar. Rasa cemas memenuhi pikiran gue, saat tahu bahwa Noval junior harus lahir sebelum waktunya.

Ya, Rara harus melahirkan di usia kandungannya yang masih 7 bulan. Dokter bilang, Rara harus segera melahirkan. Jika tidak, anak kami tidak bisa diselamatkan. Penyebab Rara harus melahirkan sebelum waktunya adalah karena dia stres berat.

Papa Rara meninggal. Beliau meninggal dalam kecelakaan pesawat saat menuju luar kota. Rara sangat terpukul sekali. Bayangkan saja, saat cucunya hendak lahir ke dunia ini, sang Kakek malah pergi ke pangkuan Tuhan. Gue sebagai seorang suami, merasa sesak sekali saat melihat keadaan istri gue yang sangat terpukul. Mencoba menenangkannya berkali-kali, juga menguatkannya untuk semangat melahirkan putra kami ke dunia ini.

Masa-masa itu sudah terkenang dalam memori. Suka duka perjalanan cinta kami, hingga bisa sampai ke titik ini. Mempunyai keluarga kecil yang harmonis dan in syaa Allah gue bisa membimbing mereka ke surga-Nya.

"Hei, anak-anak Papa kenapa rebutan mainan, hem?" Gue menghampiri dua anak kembar gue ini. Sedikit mengelus rambut mereka.

"Papa, Rafi ambil mainan Rafa, Pa ...." Rafa berucap dengan wajah yang berkaca-kaca. Gue yang melihat ini semua berusaha mendamaikan mereka berdua.

"Rafi, itu mainannya, kan, punya Abang. Kasih dong, Nak," ujar gue lembut, berharap anak bungsu gue ini mau mendengarkan.

"Tapi Rafi mau mainannya, Pa," sahut Rafi kekeuh menginginkan mainan itu. Heran gue, padahal mereka sudah dibelikan mainan masing-masing. Mengapa terus saja rebutan seperti itu?

"Punya Rafi, mana? Kan Papa sudah belikan dua untuk kalian. Tidak boleh seperti itu ya, Nak. Apa yang menjadi milik orang lain, tak boleh kamu renggut." Gue berusaha menasehati jagoan gue ini.

Bocilku Cintaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang