Happy reading✨
Pikiran gue riwet, semenjak mendengar pengakuan para preman laknat beberapa hari yang lalu.
Hans orang jahat dan berniat ingin menyakiti Rara. Bagaimana bisa Rara jatuh hati pada pria seperti Hans gila itu?
Arghh, sial!
Drtt ....
Handphone gue bergetar, langsung saja gue geser tombol hijau dan panggilan pun terhubung.
"Hallo," ujar gue memulai pembicaraan dengan orang di sebrang sana.
"...."
"Apa? lu sudah mendengarkan pengakuan dia?"
"...."
"Oke, lu kirim vidionya sekarang juga ke gue."
Tak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang menghubungi gue tadi mengirimkan sebuah vidio.
Dengan sangat tidak sabarnya, gue langsung membuka isi vidio tersebut.
"Bodoh!" teriakan seorang pria yang gue dengar saat pertama kali vidio itu diputar.
"Bagaimana mungkin kalian bisa kalah dengan dia?" Lagi, pria gila itu berteriak pada dua anak buahnya.
Ya, siapa lagi kalau bukan si Hansyim dan preman-preman suruhannya waktu itu?
Gue menggertak geram saat melihat keseluruhan isi vidio itu.
"Benar-benar laknat tiada akhlak!" batin gue menggeram kesal.
Kembali gue menghubungi nomor seseorang. Namun kali ini bukan orang yang tadi, melain nomor seseorang yang gue percaya untuk mengawasi si Bocil.
"Hallo," ujar gue dengan sedikit nada emosi akibat melihat vidio tadi.
"...."
"Gak usah basa-basi. Gue gak marah sama lu. Udah, intinya lu harus bisa jagain Rara. Awas aja kalau dia sampai kenapa-napa, lu bakal tau akibatnya nanti!" tukas gue tajam dan langsung memutuskan telephone sepihak.
Noval POV END
***
Rara POV
Hari ini ujian jam pertama telah selesai. Syukurlah aku bisa menyelesaikan ujian itu dengan baik dan benar.
"Ta? Udah belum terima teleponnya?" tanyaku pada Mita.
Saat ini aku sedang menunggunya yang sedang berada di dalam toilet sekolah. Ia yang memintaku untuk menunggu dirinya menerima telepon. Aneh, untuk apa coba dia menerima telepon di dalam toilet?
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka dan langsung menampakkan sosok Mita dengan wajahnya yang sedikit ditekuk.
"Loh, kamu kenapa, Ta?" tanyaku bingung. Sebab saat keluar toilet wajah Mita langsung berubah murung.
"Ini, ada orang minta tolong, tapi marah-marah. Ih kesel banget aku tuh!" adunya padaku, dengan raut wajah kesal.
"Siapa, sih? Kok berani-beraninya dia gitu sama sahabat aku ini?" tanyaku kepo dan penasaran. Siapa orang itu? Benar-benar tidak tahu diri. Sudah meminta tolong, terus marah-marah lagi. Kalau aku ada di posisi Mita, sudah aku marahi balik orang itu!
"Eng一enggak ada, kok," balasnya gugup. Entah mengapa, aku merasakan kalau Mita sedang menyembunyikan sesuatu dariku.
"Beneran? Aku tau loh Ta kalau kamu lagi menyembunyikan sesuatu," ujarku menjelaskan. Bagaimana pun aku dan Mita sudah bersahabat sejak lama, jadi jika Mita sedang menyembunyikan sesuatu, aku tahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocilku Cintaku (END)
Teen Fiction🚫WARNING! AWAS BAPER🚫 Katanya, cinta tumbuh karena terbiasa. Namun, apakah cinta juga bisa tumbuh pada dua insan yang cukup terpaut jauh usianya? Entahlah, jika cinta sudah berkuasa, maka akan mengalahkan segalanya. *** "Aku mencintaimu tanpa ala...