🍁CHAPTER 6✔️🍁

1.8K 121 0
                                    

Happy reading✨

Noval POV

Pukul 20.00 WIB

Setelah makan malam bersama Mama dan Aca, gue langsung masuk ke dalam kamar, sebab ada tugas kantor yang dikirimkan oleh Mei ke E-mail gue.

Mulai berkutat dengan laptop, jari-jari tangan gue tak henti-hentinya mengetik sesuatu di sana.

"Huft, lelah gue. Mana banyak banget lagi, tuh." Gue mengeluh, karena memang banyak tugas kantor yang masuk ke dalam E-mail gue.

Tok tok tok

"Siapa?" teriak gue dengan laptop yang masih berada di atas pangkuan.

"Saya, Tuan. Saya ingin mengantarkan kopi dan beberapa cemilan yang diperintahkan oleh Nyonya besar," sahut seseorang dari luar, yang ternyata orang itu adalah Asisten Rumah Tangga gue.

"Masuk saja, Bi." Gue mempersilahkan Bi Inah untuk segera masuk.

"Letakkan saja di sana, Bi" ujar gue sambil menunjuk ke arah nakas yang berada tepat di samping tempat tidur.

Bi Inah mengangguk dan segera meletakkan apa yang beliau bawa di sana. "Saya permisi dulu, Tuan," ujar Bi Inah setelah meletakkan nampan yang berisi kopi dan beberapa cemilan itu.

"Terima kasih ya, Bi."

"Sama-sama, Tuan."

Setelah Bi Inah keluar, gue langsung melanjutkan aktivitas gue yang tadi sempat tertunda.

2 jam kemudian, akhirnya gue telah menyelesaikan semua tugas. Demi apa, tangan gue keriting kalau kayak gini terus!

Gue membereskan laptop, dan mengembalikan ke tempatnya. Tiba-tiba saja, gue merasa ingin buang hajat. Akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kemar mandi yang ada di dalam kamar ini.

Beberapa menit di dalam kamar mandi, akhirnya gue keluar.

Drrt ....

Ponsel gue yang ada di atas nakas bergetar, gue lihat ada pesan masuk yang ternyata dari 'Angga'

"Gue pengen ketemuan samalu, besok siang bisa gak ketemuan di cafe gue?"

Kira-kira, itulah pesan yang Angga kirimkan.

"Boleh, emangnya mau ngapain?"

"Ada yang mau gue omongin sama lu," balasnya singkat.

"Oh iya, besok lu jemput Adek gue ya kalau mau mengantarkan Aca sekolah. Kan sekalian, hehehe," lanjutnya dengan diakhiri cengiran di akhir kalimat.

"Iya. Dahlah, gue ngantuk, lelah, dan pengen langsung tidur."

Read

Setelah memastikan si Angga tak membalas lagi, gue langsung meletakkan kembali ponsel gue ke atas nakas.

Sebelum tidur, tak lupa gue kembali ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Sebab sebelum tidur, lebih baik berwudhu terlebih dahulu.

***

"Bang, kita mau ke rumah Kak Rara, ya?" tanya Aca ke gue. Saat ini kita sedang berada dalam perjalanan menuju rumah si Bocil, Rara.

Aca duduk di belakang, gue bisa lihat kalau dia sedang asyik membaca buku pelajaran, dari pantulan kaca mobil.

"Iya, Dek," balas gue seadanya, setelah itu Aca kembali fokus pada buku yang sedang ia baca tadi, sedangkan gue kembali fokus mengemudi.

Kita berdua saling diam dalam beberapa menit, hingga akhirnya kita sampai di depan bangunan rumah bertingkat. Di bagian depan rumah tersebut ditanami banyak pepohonan, sehingga hawa rumah itu terasa sejuk.

Tetapi akan terasa panas, jika sedang berdebat dengan si pemilik rumah, Rara!

Tin ....

Tin ....

Gue mengklakson mobil gue, tanpa berniat turun dari mobil.

"Abang, berisik! Kenapa kita gak turun aja, sih?" tanya Adek gue yang terlihat kesal karena gue memilih mencari keributan, daripada turun dari mobil.

"Gapapa, Dek, di sini aja," sahut gue tenang tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Tin ....
Tin ....

Masih tak ada pemilik rumah yang keluar dari dalam sana, itu membuat gue semakin gencar melakukan aksi membuat keributan ini.

Tin ....

Setelah klakson terakhir, muncullah sesosok penampakan yang nongol dari jendela kamar atas. Wajahnya menyeramkan, seperti siap untuk menerkam sebuah mangsa.

Berhubung dia sudah menyadari kalau gue dan Adek gue sudah datang, akhirnya gue berhenti mengklakson mobil dan menunggu si Tuan rumah datang menghampiri kami. Sembari menunggu, gue memainkan ponsel.

Tok tok tok ....

Seseorang mengetuk kaca mobil gue. Gue mengira itu si Bocil, eh rupanya seorang satpam. Tanpa pikir panjang, akhirnya gue membuka kaca mobil gue.

"Maaf, Mas. Mas sudah mengganggu ketenangan di sini," ujar Satpam itu ke gue, bisa gue simpulkan kalau dia adalah Satpam di rumah ini. Tapi kenapa dia baru muncul, ya? Selama ini dia ke mana? Aih, kok gue malah mikirin si Pak Satpam ini coba?

"Maaf, Pak. Saya sedang menunggu Rara, kami akan berangkat ke sekolah bersama-sama," jawab gue dengan senyuman yang sangat-sangat manis. Gue yakin, kalau Pak Satpam ini perempuan, pasti dia bakal jatuh cinta sama gue.

"Sebentar, biar saya panggilkan dulu," ujar beliau ingin mencoba masuk ke dalam rumah untuk memanggil Rara.

"Tidak usah, Pak. Itu orangnya sudah muncul," balas gue sembari mengarahkan pandangan ke arah si Bocil, Rara.

"Berhubung Non Rara sudah datang, saya permisi dulu, Non," ujar Satpam itu berpamitan pada Rara

"Iya, Pak. Terima kasih," balas si Bocil menanggapi.

"Hai Kak Rara," sapa adek gue yang turun dari mobil, dan langsung memeluk Rara.

Heran gue, kok bisa ya mereka bisa cepet banget akrab?

"Hai, juga Aca cantik."

"Hehe. Maaf ya, Kak. Tadi Bang Noval bikin masalah di rumah Kakak," ujar Aca meminta maaf. Buset, kok gue? Hehe, emang gue sih, mwehehe.

"Iya, gak apa-apa, Kak Rara gak bakal marah sama Aca, tapi kalau sama orang itu, gak tau." Rara menunjuk gue dengan lirikan matanya yang cukup tajam.

Bodo ah, gue gak peduli!

"Ca, ayo masuk. Nanti telat," ujar gue yang sudah masuk duluan ke dalam mobil, tak lama kemudian mereka berdua mengikuti dan kami pun berangkat ke sekolah bersama-sama.

Noval POV END

***

Jangan lupa tinggalkan jejak

VOTE AND COMMENT

*
*
*

Lopyuu🍁

-rikaefrl

Bocilku Cintaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang