Happy reading✨
Pukul 01.00 WIB
Noval POV
Gue terbangun dari tidur nyenyak gue, sebab gue merasa ingin buang hajat. Langsung saja gue menyibak selimut dan ingin melangkahkan kaki menuju toilet yang ada di kamar ini. Sebelum turun dari ranjang, gue memperhatikan wajah polos Rara yang tengah tertidur pulas di sisi kanan ranjang. Selalu terlihat cantik meski natural tanpa makeup. Sungguh suatu hal yang harus gue syukuri. Raut wajah istri gue ini terlihat sangat kelelahan. Mungkin saja karena sedari tadi menghabiskan waktu bercengkrama dengan sahabatnya, Mita.
Oh iya, berbicara tentang Mita, dia dan suaminya sudah izin pamit pulang tadi malam. Gue dan Rara mengajak mereka untuk menginap. Namun, mereka berdua kekeuh ingin pulang. Dengan alasan bahwa putri mereka selalu rewel jika dibawa menginap di tempat orang. Akhirnya kami pun memaklumi, dan membiarkan mereka pulang.
Lain kali kamilah yang akan berkunjung ke rumah mereka.
Dengan tergesa, gue pun segera turun dan masuk ke dalam kamar mandi. Secepat kilat mengunci pintu dengan rapat. Lalu menempatkan diri dengan posisi ternyaman.
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya hajat gue selesai, dan segera keluar dari kamar mandi.
Saat gue keluar dari kamar mandi, netra gue menangkap sosok Rara yang tengah meringis kesakitan sembari memegang perutnya.
"Mas ...!" panggilnya dengan rintihan, juga nada yang sangat bergetar. Sontak gue terkejut dan menghampirinya.
"Astaghfirullah, Sayang. Kamu kenapa?" tanya gue cemas.
Rara langsung meremas lengan gue kuat, terlihat bahwa rasa sakit itu sangatlah luar biasa.
"Mas ... sakit, Mas ...," katanya terbata.
"Kamu mau melahirkan?" tanya gue semakin panik, lalu mulai menyibak selimut yang menutupi tubuh Rara.
Mata gue membelalak sempurna, saat melihat cairan bening mengalir di bagian bawah tubuh Rara. Ketuban Rara pecah!
"Kita ke rumah sakit ya, Sayang. Tunggu dulu di sini, aku mau panggil Luluk," kata gue dan mengelus puncak kepala Rara cepat, kemudian berlalu pergi untuk mencari Luluk.
Tok tok tok
"Luluk ...."
"Luk ...."
Gue berusaha mengetuk-ngetuk pintu kamar luluk. Luluk pasti sudah tidur, mengingat ini sudah mau pukul 2 dini hari.
"Luk ...."
Di ketukan ketiga, muncullah sosok luluk yang gue sadari baru terbangun akibat panggilan gue.
"Ada apa, Tuan? Maaf saya tertidur sangat pulas," katanya dengan wajah menunduk, merasa bersalah. Namun gue tak peduli, dan langsung to the point.
"Rara mau melahirkan. Tolong bantu saya menenangkan dia. Saya mau menyiapkan perlengkapan untuk dibawa ke rumah sakit," jelas gue yang awalnya membuat dia terkejut. Namun sedetik kemudian ia pun mengerti, dan segera mengikuti gue menghampiri Rara.
"Non Rara astaghfirullah, Non. Tarik napas Non ... buang. Tarik napas ... buang. Lakukan pernapasan dengan teratur, Non, saat otot-otot perut Non meregang."
"Tarik napas ... buang ...."
Terlihat Luluk yang sedang berusaha menenangkan Rara agar mengatur napasnya. Gue pun segera mengeluarkan koper yang berisi persiapan persalinan yang sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocilku Cintaku (END)
Novela Juvenil🚫WARNING! AWAS BAPER🚫 Katanya, cinta tumbuh karena terbiasa. Namun, apakah cinta juga bisa tumbuh pada dua insan yang cukup terpaut jauh usianya? Entahlah, jika cinta sudah berkuasa, maka akan mengalahkan segalanya. *** "Aku mencintaimu tanpa ala...