Happy reading✨
Rara POV
Hari demi hari, detik demi detik, waktu teruslah berjalan. Segala tantangan dan rintangan dalam kehidupan juga selalu berdatangan. Tak jarang, masalah besar pun kerap sekali terjadi dalam rumah tangga. Namun, kekuatan cinta dan kasih sayanglah yang membuat rumah tangga ini selalu bertahan sampai hingga saat ini.
Tak terasa, usia kandunganku sudah 9 bulan. Kemarin, saat usia kandunganku 7 bulan, aku dan Mas Noval melaksanakan acara 7 bulanan. Kami tak mengundang banyak orang. Hanya para saudara dan kerabat terdekat saja. Saat kutanya alasannya, Mas Noval hanya mengatakan bahwa dirinya tak ingin aku kelelahan karena banyaknya tamu yang hadir.
Sebagai seorang istri, aku menuruti keinginannya itu. Toh itu demi kebaikanku juga. Apapun yang ia katakan, aku hanya akan mengikutinya saja.
"Mama ...." Suara menggemaskan milik Rafa dan Rafi menghampiri. Mereka langsung memelukku. Terlihat Mas Noval mengikuti mereka dari arah belakang.
"Anak-anak Mama udah pulang ...," sahutku sembari membalas pelukan mereka dengan lembut.
"Iya, Ma ...."
"Gimana di rumah Omanya, Nak? Kalian enggak nakal, kan, di rumah Oma? Kalian enggak cari masalah, kan, Nak?" tanyaku yang langsung menanyakan pertanyaan beruntun. Pasalnya, aku takut sekali jika Rafa dan Rafi mencari masalah di rumah Mama.
Ya, kedua putraku ini diajak oleh Mama untuk menginap di sana. Sebenarnya, aku tak ingin membuat Mama kelelahan. Namun, Mama sendiri yang memaksa ingin kedua cucunya menginap di sana.
"Kami baik, Ma. Kami juga enggak nakal, kok. Iya, kan, Pa?" kata Rafa yang mendongak menghadap Mas Noval, seakan meminta jawaban.
"Iya, Ma. Rafa sama Rafi, kan, jagoan Papa yang pintar. Enggak mungkin cari masalah," sahut Mas Noval dengan senyuman yang meneduhkan.
Aku pun mengangguk. "Oh, ya? Ini udah pada mandi, belum?" tanyaku lagi. Kali ini dengan sedikit menjawil hidung mereka pelan."Udah, Ma," sahut kedua putraku berbarengan.
"Wah, anak Mama memang sangat-sangat pintar."
"Iya, dong. Kami, kan, sayang sama Mama," kata Rafi dengan mantap, dan aku pun tersenyum bangga.
"Mama doang, nih? Papa enggak?" kata Mas Noval dengan nada yang dibuat kesal. Cara seperti itu sudah biasa ia lakukan, untuk mendapatkan belas kasian kedua putra kami.
"Sayang Papa juga," kata dua jagoan kami ini, dan Mas Noval membawa kami berpelukan bersama-sama.
Ting tong ....
Suara bel berbunyi, hal itu menghentikan aksi saling memeluk kami. Mas Noval hendak berjalan ke pintu utama, namun dengan cepat Bi Luluk langsung bergerak lebih dahulu.
"Biar saya saja, Tuan," katanya dan langsung membukakan pintu tersebut.
"Maaf, nyari siapa ya, Mbak, Mas?"
"Nyari Rara, ada?"
"Siapa, Bi?" tanyaku penasaran akan tamu yang datang tersebut. Sebab merasa tak asing dengan suara itu.
"Ada yang nyariin Non Rara," sahut Bi Luluk dan membukakan pintu lebih lebar, sehingga terlihatlah sepasang suami istri, dengan sang suami yang tengah menggendong anak perempuan, tersenyum manis ke arah kami.
Sontak mataku berbinar. Senyumku mengembang dengan sempurna.
Mita sahabatku. Mita sahabat SMA-ku. Ini beneran dia?
"Rara ...," katanya dan langsung sedikit berlari menuju ke arahku.
Tangis haru juga bahagia tercipta saat kami berpelukan. Rasa rindu yang menggebu akan sosok sahabat, sepertinya terbayarkan hari ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocilku Cintaku (END)
Fiksi Remaja🚫WARNING! AWAS BAPER🚫 Katanya, cinta tumbuh karena terbiasa. Namun, apakah cinta juga bisa tumbuh pada dua insan yang cukup terpaut jauh usianya? Entahlah, jika cinta sudah berkuasa, maka akan mengalahkan segalanya. *** "Aku mencintaimu tanpa ala...