Asya mengikuti Snape dari belakang menuju ke ruangannya. Mereka berjalan dalam keheningan malam sampai tiba di depan pintu ruangannya. Snape menggumamkan sesuatu dan seketika pintu tersebut terbuka lebar, kemudian ia masuk diikuti oleh Asya.
"Duduk!" ucap snape. Lalu aku duduk di atas sofa.
"Langsung To the Point professor, apa yang membuatmu menyuruhku untuk datang ke ruanganmu?" tanya Asya
"Aku diminta oleh Albus, bahwa kau harus tinggal di rumahku, mengingat kau adalah asistenku. "
"What!? Saya harus serumah dengan Anda prof? Yang benar saja. "
"Yah tidak ada penolakan. Dan sekarang kembali ke ruanganmu, ambil kopermu dan kembali lagi kesini, akan ku tunggu. "
"Sekarang prof?" tanya Asya yang masih ragu.
"Ya, sekarang!" dengan sedikit menekan kata 'sekarang' pada ucapannya.
"Em.. Baiklah prof saya akan segera kembali." ucapku sembari beranjak dari sofa lalu meninggalkan ruangan.
Asya menuju ke asramanya dan masuk ke kamarnya. Pansy yang masih duduk di atas kasur sambil membaca buku seketika mengalihkan pandangannya ke arah Asya.
"Dari mana saja kau?" tanya Pansy dengan tatapan tajamnya
"Aku dari ruangan Professor Snape, dia memintaku untuk tinggal bersamanya. "
"Blimey! Kau tidak bercanda kan, Sya?"
"Ya aku serius. Dan aku sekarang akan mengemasi pakaian ku dan kembali ke sana untuk ikut pulang bersamanya. " ucap Asya tidak bersemangat.
"Aduh kau harus berhati-hati, Sya. Bisa-bisa kalau kau salah sedikit saja bisa di crucio olehnya. "
"Pansy jangan menakutiku, aku yakin akan melakukan dengan baik." ucap Asya sembari mengemasi pakaiannya.
"Well Pansy, aku akan berangkat sekarang, kau jaga baik-baik oke? Dan jangan sering mengigau Draco terus menerus, kasian aku tengok kau. "
"Mana ada aku ngigau. "elak Pansy
"Kau mana tau, kan kau lagi tidur. Udah ah aku berangkat dulu ya. Babayyy." sembari melambaikan tangan Asya kepada Pansy yang masih kesal.
Tak lama akhirnya Asya sampai di depan pintu ruangan Snape. Ketika Asya ingin mengetuk pintu, tiba-tiba pintunya sudah terbuka terlebih dahulu, dan hal itu sontak membuat Asya terkejut.
"Kenapa kau lama sekali, Miss Heaverly?."
"Maaf professor tadi saya sedikit ada masalah dengan Pansy makannya saya sedikit terlambat. "
"Nevermind. Sekarang pegang tanganku dan kita akan ber-dissapparate ke Spinner's End. " Asya menggenggam erat tangah Snape dan ber-dissapparate ke Spinner's End. Dan seketika mereka telah tiba di depan pintu dan kemudian Snape membukanya dengan cara Muggle. Snape mempersilahkan Asya masuk.
"Kamarmu di atas sebelah kiri, dan yang kanan adalah kamarku. Dan kau jangan coba-coba masuk tanpa seizin dariku. "
"Ya, Professor. "Ucap Asya lalu beranjak ke kamar.
Asya membuka pintu kamar, dan meletakkan kopernya. Lalu Asya merebahkan dirinya di atas kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena aktivitas seharian. Tak lama kemudian Asya sudah terlelap dalam mimpinya.
Pukul 6.30 Asya terbangun dari tidurnya, ia beranjak dari tempat tidur kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah selesai dengan semua ritual mandinya, Asya kembali ke kamar untuk berganti pakaian, namun ia melupakan sesuatu, "oh astaga, aku harus membuatkan makanan untuk Professor. "
Asya segera memakai pakaiannya buru-buru lalu pergi ke dapur untuk memasak makanan. Asya menggunakan dress rumahan atau daster.Setelah selesai memasak, Asya kemudian membawa mangkuk yang berisikan makanan ke meja Snape. Asya mendapati Snape yang terlelap di atas sofa dengan buku yang masih berada di genggamannya. Asya yang tak tega membangunkan Snape akhirnya memutuskan untuk mengambilkannya selimut. Ketika Asya ingin memakaikan selimut, tiba-tiba kakinya tersandung meja membuatnya terhuyung kedepan dan jatuh di pangkuan Snape. Namun sialnya bibir mereka bertemu dan sontak membuat keduanya mematung. Aliran darahnya seolah-olah berhenti dan detak jantung berpacu dengan cepat. Asya yang menyadari hal itu langsung mengangkat tubuhnya menjauh dari Snape. Kemudian Asya beranjak ke kamar meninggalkan Snape yang masih mematung.
"Omg my first kiss. Snape?...." ucap Asya yang masih syok sembari menyentuh bibirnya.
Sementara Snape yang masih mematung di tempat melihat kejadian beberapa menit yang lalu. Hal itu yang membuatnya terkejut mendapati ciuman pertamanya didapatkan oleh muridnya yang masih berusia 13 tahun. Bahkan seseorang yang dicintainya belum mendapatkan kecupan darinya.
Oh astaga aku bisa gila. Batin Snape. Seraya mengusap wajahnya kasar.
Masih pada baca gak nih 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (A Severus Snape)
Teen FictionNatasya Claudia Heavenly. Gadis yang berasal dari asrama Slytherin yang ikut berpetualang dengan The Trio Golden. Seorang gadis yang mampu memikat hati seorang pria dingin bernama Severus Snape. Akankah takdir mempersatukan mereka? Yuk baca ceritan...